logo2

ugm-logo

Ratusan Rumah di Indramayu Terendam Banjir Rob

INDRAMAYU, (PR).- Pesisir pantai Kabupaten Indramayu diterjang banjir rob. Akibatnya ratusan rumah di berbagai wilayah terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu terus berupaya mengevakuasi warga terdampak. Sejauh ini banjir rob telah melanda wilayah Juntinyuat, Karangsong, Cantigi, Kandanghaur, dan Sukra.

BPBD Kabupaten Indramayu mencatat rob telah merendam sebanyak 500 rumah warga dengan total penduduk ribuan jiwa. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah mengingat masih ada wilayah yang belum terdata.

Sementara itu, ketinggian air bervariasi mulai dari 50 sentimeter. Banjir rob terjadi semenjak Rabu 23 Mei 2018 malam.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengatakan, BPBD belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa. Rob hanya membuat sejumlah rumah rusak akibat terkikis dan terhantam air. “Yang rusak (rumah) sedikit,” kata Edi, Kamis 24 Mei 2018.

Untuk sementara dua rumah di wilayah Desa Limbangan, Juntinyuat dilaporkan rusak ringan. Namun itu hanya data sementara karena laporan terus masuk ke BPBD Indramayu.

Pendataan korban rob juga terus dilakukan bekerja sama dengan pemerintah kecamatan setempat. “Untuk di desa lain masih dilakukan pendataan, termasuk kantor Satpolairud Polres Indramayu dan tempat pelelangan ikan di Karangsong juga terdampak,” tutur Edi.

Untuk mencegah hal yang tak diinginkan, BPBD telah mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Edi mengatakan, BPBD juga telah menyiagakan anggotanya di titik lokasi terdampak rob dan membuat posko di balai desa setempat.

Para petugas disiagakan guna membantu warga terdampak rob. Warga pun bisa melapor ke posko untuk meminta bantuan evakuasi. Kondisi sedikit parah melanda dua desa di Kecamatan Juntinyuat yakni Dadap dan Limbangan.

Waspada

Camat Juntinyuat Nurul Huda mengatakan, terparah rob terjadi di Desa Dadap karena membuat 15 rumah warga roboh. “Semua korban rumah roboh sudah kami laporkan kepada bupati Indramayu,” ujar Nurul.

Rob merendam 40 persen permukiman warga di Dadap dan 80 persen permukiman di Limbangan. Warga terdampak rob di Desa Dadap telah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Pasalnya dikhawatirkan akan terjadi rob susulan.

Kendati sudah surut, Nurul tetap mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan hati-hati. Dirinya pun sejauh ini terus memantau perkembangan banjir rob di wilayah Juntinyuat sambil terus berkoodinasi dengan pemerintah desa dan BPBD Indramayu.

Di wilayah Karangsong Indramayu, banjir rob merendam puluhan kios milik warga di Kawasan Wisata Karangsong. Ketinggian air bervariasi mulai dari 10 hingga 25 sentimeter.  Selain itu banjir juga merendam sejumlah empang milik warga setempat. Tak ayal ikan yang ada di empang pun hanyut terbawa air.

Raswadi (33) salah seorang warga menuturkan, dapur rumahnya terendam air sekira 5 sentimeter. Rob, kata dia, sudah melanda sejak Rabu malam. Saat rob pertama kali terjadi angin kencang pun melanda wilayah Karangsong. Dia pun kini tengah bersiaga guna mengantisipasi adanya banjir susulan. “Semoga tidak terjadi apa-apa,” katanya. ***

Banyak Bencana Alam, Menkeu Pastikan Ekonomi Tetap Terjaga

JAKARTA - Letak dan kondisi geografis Indonesia menyebabkan negara ini terbilang rawan bencana alam. Hal ini diakui dapat memengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengurangi efek bencana alam yang bisa memengaruhi perekonomian.

"Indonesia memang rawan bencana alam, aktivitas gunung merapi meningkat. Dan kita lihat ada banjir atau gempa bumi. Tapi kita memang harus mampu mengelola, bencana harus kita respons agar APBN agar bisa terjaga," ujar Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Dia menegaskan bahwa selama ini pemerintah dapat menjaga perekonomian tetap melaju meskipun beberapa bencana alam sempat menghadang gerak perekonomian. Tidak hanya itu, Sri Mulyani menyebut, dengan realisasi pertumbuhan ekonomi sampai kuartal I/2018 sebesar 5,06%, tingkat inflasi 3,4%, perekonomian Indonesia relatif baik.

"Kita mengetahui ada gejolak yang masih terus berlangsung diakibatkan perubahan global, dan akibat kebijakan The Fed, tapi dari sisi fiskal APBN kita mengalami perbaikan yang nyata. Realisasi defisit anggaran hanya Rp55,1 triliun atau 0,37% dari PDB, ini lebih rendah dibanding April 2017, dan ini menunjukkan APBN kita semakin baik dan sehat," tandasnya.

(fjo)

More Articles ...