logo2

ugm-logo

MDMC kenalkan Risiko Bencana ke Anak Sejak Dini

Sejumlah kegiatan relawan Muhammadiyah Disaster Management Center  (MDMC) di Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Disater Management Center (MDMC) telah banyak memberikan pengenalan dini tentang risiko bencana pada anak-anak baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Divisi Tanggap Darurat Rehabilitasi dan Rekontruksi (TDRR) MDMC, Khoirul Anas, mengatakan upaya ini dengan mengusung hak anak pada tumbuh kembangnya, seperti mengupayakan hak anak untuk tetap gembira saat kondisi terdampak bencana atau hak anak mendapat fasilitas sekolah aman bencana.

Anas menyebut pengenalan risiko bencana sejak dini terhadap anak merupakan bagian penting yang telah diupayakan oleh MDMC sejak lama. Pengenalan risiko bencana pada anak bisa berupa edukasi, simulasi dan pendidikan sekolah aman bencana.

"Pengenalan tersebut tentu perlu melibatkan dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar, sehingga antisipasi kejadian bencana di lingkungan sekitar dapat terminimalisir dampaknya," ujar Anas dalam keterangan pers kepada wartawan, Selasa (23/7).

MDMC berharap dengan pengenalan ini anak-anak dapat dimulai dengan mengetahui kondisi lingkungan rumah dan sekolah, potensi dan risiko bencana yang ada disekitar mereka. Sekolah pun mampu mengkaji faktor-faktor risiko bencana dan pengetahuan tentang ancaman (hazard) yang ada di wilayah mereka tinggal.

“Ketika bencana terjadi mereka tahu bersama keluarganya cara menyelematkan diri jika terjadi bencana,” ungkap Anas.

Peran MDMC untuk mengenalkan risiko bencana telah banyak dilakukan selama ini, baik saat pra bencana maupun pasca bencana. Pada saat pra-bencana seperti sosialisasi, edukasi dan simulasi kesiapsiagaan di sekolah telah banyak diselenggarakan.

Ketika pascabencana, MDMC beri dukungan seperti pendampingan psikososial pada anak yaitu perlindungan psikologis dan sosial, bagaimana membangun kembali kepercayaan diri, optimisme pada anak disaat kondisi darurat agar mereka tetap ceria.

Selain itu, sambung dia, MDMC juga mendirikan sekolah darurat sebagai pengampu sekolah formal ketika pasca bencana, terang Khairul Anas yang juga spesialis progam pendampingan psikososial MDMC.

Menanggapi sekaligus merayakan Hari Anak Nasional ini, Ketua MDMC PP Muhammadiyah H Budi Setiawan S.T mengajak pada semua masyarakat untuk ikut peduli terhadap hak hidup dan tumbuh kembang anak dengan melatih, mendidik dan memahamkan pada anak tentang arti bencana.

Menurut Budi, sangat penting untuk anak mengetahui arti dari bencana agar anak mampu berperan ketika bencana terjadi “Setidaknya melindungi diri mereka sendiri, selamat hari anak nasional, anak adalah investasi kita di masa depan,” tuturnya.

Jokowi Minta BMKG dan BNPB Tiru Jepang soal Mitigasi Bencana

Pimpin Sidang Kabinet Paripurna, Jokowi Bahas Prioritas Nasional 2019

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin Indonesia memiliki sistem mitigasi bencana seperti Jepang. Untuk itu, dia meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meniru Jepang.

Jokowi menuturkan, begitu sirine tanda gempa berbunyi, masyarakat Jepang telah mengetahui kemana harus berlari. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin masyarakat Indonesia belajar dari Jepang.

"Seperti di Jepang ya kita lihat, kalau ada gempa, sirine enggak bunyi (masyarakat) tenang-tenang aja. Tapi begitu sirine bunyi, larinya ke mana, arahnya ke mana, sudah jelas semuanya. Jalur evakuasi jelas semua," ujar Jokowi saat membuka peresmian Rakernas BMKG di Istana Negara Jakarta, Selasa (22/7/2019).

Dia mengatakan, merancang sistem tersebut bukan hanya tugas BNPB dan BMKG, namun juga harus bersinergi dengan pemda dan pemerintah pusat. Sehingga saat bencana datang, tak lagi memakan korban yang banyak.

"Sehingga setiap kejadian atau akan ada sebuah potensi kejadian, antisipasinya jelas. Step-step, tindakannya juga jelas. Bukan bingung setelah ada kejadian. Manajemen seperti itu harus kita biasakan ada, baik di pusat, daerah, maupun di lembaga-lembaga yang kita miliki," ucapnya.

Kendati begitu, dia mengapresiasi peran BMKG dalam memberikan informasi tentang potensi bencana kepada masyarakat. Dia tak setuju jika informasi yang diberikan BMKG itu meresahkan masyarakat.

"Saya melihat sekarang kalau ada gempa misalnya 5,5 skala richter atau di atasnya langsung di TV keluar ada tidaknya potensi tsunami, yang dulu-dulunya enggak pernah. Ini saya kira sebuah lompatan kemajuan yang sangat baik dari BMKG," kata Jokowi.

Perbarui Alat Mitigasi Bencana

More Articles ...