logo2

ugm-logo

Bantul Target 75 Desa Tangguh Bencana pada 2023

Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan seluruh desa di wilayah ini menjadi desa tangguh bencana pada 2023. Bantul ingin masyarakat di 75 desa yang ada selalu siap menghadapi ancaman bencana.

"Jadi kalau Bantul nanti Insya Allah 75 desa akan kita bentuk destana (desa tangguh bencana) semuanya, dan sudah 31 desa, dan pada Minggu ini yang ke-32 di Desa Terong akan diresmikan Pak Bupati," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Ahad (22/9).

Menurut dia, pembentukan desa tangguh bencana sebagai upaya mempersiapkan masyarakat akan ancaman bencana yang berpotensi terjadi di daerah masing-masing. Ini merupakan program Bupati Bantul dan akan dibentuk secara bertahap sesuai kesiapan masyarakat dan relawan desa.

"Rencana semua desa dan, itu secara bertahap, tetapi sesuai dengan potensi ancamannya, misalnya ancaman gempa bumi, kalau yang di selatan ada tsunami, di timur kekeringan, banjir dan sebagainya. Jadi sesuai dengan potensi ancamannya," katanya.

Ia menargetkan, desa tangguh bencana di semua desa di Bantul dapat terbentuk hingga 2023 nanti. Untuk itu, Bantul akan gencar melakukan sosialisasi tentang mitigasi bencana maupun simulasi bencana dengan melibatkan masyarakat desa untuk mempersiapkan masyarakatnya.

"Setelah dibentuk itu dari Bupati memerintahkan kepada semua desa tangguh bencana ada proses pengembangan, setelah kita bentuk tahun berikutnya kita kembangkan, kita latih lagi supaya lebih mantap lagi. Target sampai 2023 selesai," katanya.

Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono mengatakan, akan terus mendukung upaya BPBD dalam menyiapkan dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. Dengan demikian, jika terjadi bencana masyarakat tidak panik dan mengetahui apa yang harus dilakukan.

"Misal kalau nanti terjadi bencana misalnya gempa tidak kaget, tidak panik. Makanya kita bertahap, sehingga bila terjadi bencana kita sudah siap, walaupun kita tidak meminta ada bencana. Dan untuk keadaan darurat kita siapkan anggaran untuk penangananya," katanya.

 

4.700 Anggota PMR Cianjur Ikut Latihan Siaga Bencana

Sejumlah anggota Palang Merah Remaja menunjukkan lambang PMI saat memperingati Hari Ulang Tahun ke-66 Palang Merah Indonesia di Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebanyak 4.700 pelajar yang merupakan anggota Palang Merah Remaja (PMR) se-Kabupaten Cianjur, mengikuti latihan gabungan ayo siaga bencana. Mereka juga diberikan gabungam ketrampilan pertolongan pertama (PP) di alam terbuka.

‘’ Upaya ini untuk memperkenalkan para anggota muda PMR kesiapsiagaan sejak dini,’’ ujar Kepala Markas PMI Kabupaten Cianjur Hery Hidayat, Ahad (22/9). Selain itu diberikan pelatihan teknik pertolongan dalam segala medan d termasuk mengevakuasi di alam terbuka.

Kegiatan tersebut terang Hery, merupakan rangkaian dari acara pelatihan sekaligus pelantikan para anggota PMR untuk tingkat Madya maupun Wira yang digelar se- Kabupaten Cianjur. Acara yang berlangsung selama tiga hari dari mulai 20-22 September 2019 ini diikuti oleh sekitar 4.700 peserta anggota PMR se-Kabupaten Cianjur. 

Dalam kesempatan ini Plt Bupati Cianjur Herman Suherman ikut hadir sekaligus membuka dalam acara tersebut. Hery mengatakan, dalam pelatihan dan pelantikan PMR ini, selain diperkenalkan materi Ayo siaga bencana, para peserta mengikuti serangkaian acara  untuk melaksanakan kegiatan pelatihan gabungan yang meliputi traveling kepalangmerahan, pertolongan pertama (PP), serta berbagi pentas kreasi seni.

Pelatihan itu ungkap Hery, untuk meningkatkan keterampilan anggota PMR serta menjalin silaturahmi dengan anggota PMR lainnya. Terlebih, saat ini keberadaan PMR harus terus diimbangi dengan proses pembinaan.pembekalan materi kesiapsiagaan bencana ini penting diberikan kepada PMR. 

Pasalnya, Kabupaten Cianjur termasuk daerah rawan bencana alam. Harapannya setelah melaksanakan pelatihan selama tiga hari tersebut anggota PMR agar selalu siaga dan bisa mengamalkan ilmunya baik di sekolah, di lingkungan keluarga dan di tengah masyarakat

Plt Bupati Cianjur Herman Suherman dalam sambutannya  mengatakan, apemda mengapresiasi acara pelatihan siap siaga bencana.’’ Harus ada upaya peningkatan kesadaran warga sejak dini akan kesiapsiagaan menghadapi bencana,’’ imbuh dia.

Cianjur kata Herman, merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana Saat ini pemerintah sudah membentuk tim penanggulangan bencana di tiap desa.

Bila terjadi bencana di lingkungannya sambung Herman, maka para relawan PMI bisa berkoordinasi dan membantu bersama bagi masyarakat yang terdampak bencana. Ia berharap kepada suluruh pelajar anggota PMR untuk terus mengamalkan ilmunya yang diperoleh dari kegiatan PMR ini untuk bisa diterapkan baik di lingkungan sekolah maupun di rumah tempat tinggalnya masing masing.

 

More Articles ...