logo2

ugm-logo

Virus corona: 'Ratusan orang tewas' karena informasi keliru terkait Covid-19

Sebuah penelitian yang dimuat American Journal of Tropical Medicine and Hygiene menyebutkan sekitar 5.800 orang dirawat di rumah sakit akibat kekeliruan informasi yang tersebar di media sosial.

Banyak yang meninggal karena minum cairan spiritus (methanol) atau cairan yang biasa digunakan untuk produk pembersih.

Mereka keliru dalam meyakini bahwa produk-produk tersebut bisa menyembuhkan tubuh dari virus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengatakan bahwa "infodemik" seputar Covid-19 menyebar lebih cepat dari virus itu sendiri. Teori konspirasi, rumor, dan stigma budaya semua berkontribusi terhadap kematian dan cedera.

Kesalahan informasi dibayar dengan nyawa

Banyak korban termakan informasi yang terkesan kredibel karena berkaitan dengan dunia medis - seperti makan bawang putih dalam jumlah besar atau mengonsumsi vitamin dalam jumlah besar - merupalan cara mencegah penularan, kata penulis penelitian tersebut.

Ada juga korban yang percaya, virus corona bisa dicegah dengan meminum urine sapi.

Semua tindakan tersebut memiliki "potensi implikasi yang serius" terhadap kesehatan mereka, kata para peneliti.

Penelitian ini menyimpulkan, hal ini merupakan tanggung jawab dari lembaga internasional, pemerintah, dan platform media sosial untuk melawan "infodemik".

Sementara itu, perusahaan teknologi mendapat kritik, karena respons mereka dinilai lambat dan setengah-setengah. Di Inggris, aturan mengenai bahaya daring ini imungkin akan tersedia beberapa tahun lagi.

Investigasi BBC sebelumnya, menemukan kaitan antara serangan, pembakaran dan kematian yang disebabkan informasi yang keliru mengenai virus corona. BBC juga telah mengonfirmasi hal ini kepada para dokter, ahli dan korban tentang pengalaman mereka.

Rumor yang beredar di online telah memicu serangan gerombolan di India dan keracunan massal di Iran. Teknisi telekomunikasi telah diancam dan diserang, dan tiang pemancar sinyal telah dibakar di Inggris, juga di negara lain karena peredaran teori konspirasi, dan terus digaungkan di online.

Media sosial juga ikut membantu para penipu untuk memanfaatkan masa pandemi, menjual lencana dengan bahan tertentu yang diklaim bisa menghalau virus, dan mendesak pengikutnya untuk mengambil bagian dengan menyerahkan uang sebagai pertukaran sebuah "suplemen mineral ajaib", di mana sebenarnya itu adalah pemutih yang diencerkan.

Konspirasi mengancam vaksin Covid-19

Saat isu vaksin bermunculan, akan ada ancaman lagi dari para pendukung anti-vaksin. Mereka akan menggunakan platform yang disediakan oleh media sosial untuk mengajak orang-orang agar tidak melindungi diri mereka sendiri dari vaksin tersebut.

Meskipun perusahaan media sosial telah menghapus atau memberi tanda pada informasi yang keliru mengenai vaksin, jajak pendapat terbaru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28% warga Amerika percaya bahwa Bill Gates ingin menggunakan vaksin untuk menaruh chips ke dalam tubuh orang-orang.

Pencapaian perolehan vaksin virus corona bisa dirusak sepenuhnya dengan informasi yang keliru, kata para dokter kepada tim anti-disinformasi BBC.

Ini Efek Samping Calon Vaksin Covid-19 yang Diuji Coba di Bandung

KOMPAS.com - Uji klinis tahap III terhadap calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac, perusahaan asal China, di Bandung telah dimulai.

Diberitakan Kompas.com, Selasa (11/8/2020), vaksin Covid-19 tersebut mulai disuntikkan ke tubuh para relawan. 

Prosesi penyuntikkan perdana vaksin ke sejumlah relawan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, itu disaksikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adakah efek samping calon vaksin buatan perusahaan China tersebut?

Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 FK Unpad, Eddy Fadlyana, mengungkapkan calon vaksin Covid-19 tersebut memiliki efek samping.

Meski begitu, ia memperkirakan efeknya tidak besar, seperti nyeri atau demam

"Bisa timbul nyeri di tempat suntikan atau demam sekitar 30 hingga 40 persen," kata Eddy saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/8/2020).

Dia mengatakan untuk efek samping lainnya kemungkinan sangat kecil.

Namun, kata dia, apabila nantinya relawan uji klinis mengalami demam atau gejala lain diharapkan untuk melapor ke tim uji klinis.

Dia menjelaskan, uji klinis tahap III vaksin akan dihentikan jika ada reaksi berat terhadap relawan. Hal tersebut nanti diputuskan oleh dokter yang memeriksa.

Target relawan yang mengikuti uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac adalah 1.620 orang.

Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 orang relawan. Kemudian, rekrutmen kedua memperoleh 1.080 orang relawan.

Relawan terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respons imun) dan efikasi (respons dalam melawan virus) melalui tes darah.

Uji klinis tahap III hingga Desember

Penyuntikan calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac dilakukan secara bergelombang, tidak langsung 1.620 orang.

Penyuntikan calon vaksin gelombang pertama akan diselesaikan minggu kedua bulan Agustus ini. Targetnya adalah 120 orang relawan.

Proses penyuntikan berikutnya akan digelar pada minggu ketiga dan keempat bulan Agustus, masing-masing terhadap 144 orang relawan.

Gelombang penyuntikan vaksin terhadap relawan dan pemantauan akan terus dilakukan hingga minggu ketiga bulan Desember dengan total 1.620 orang relawan.

Apabila uji klinis fase III ini berjalan lancar, hasilnya akan segera diregistrasikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lalu setelah lolos di BPOM, vaksin akan diproduksi massal oleh PT Bio Farma pada Januari 2021.

Bio Farma ditargetkan bisa memproduksi 250 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun.

 

More Articles ...