Ketika populasi global melonjak, perilaku manusia meningkatkan risiko epidemi. Evaluasi kinerja objektif dari respons wabah mengharuskan metrik ketepatan waktu, atau kecepatan dalam waktu respons, dicatat dan dilaporkan. Peneliti berusaha mengevaluasi bagaimana data ketepatan waktu disampaikan untuk wabah multisektoral dan membuat rekomendasi tentang bagaimana metrik One Health dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan respons. Melacak kemajuan dalam ketepatan waktu selama wabah dapat memfokuskan upaya untuk mencegah wabah berkembang menjadi epidemi atau pandemi. Respons terhadap peringatan prediktif menunjukkan peningkatan kemanfaatan pada waktunya untuk sebagian besar pencapaian. Peneliti merekomendasikan penerapan tonggak pencapaian wabah One Health yang ditetapkan secara universal, termasuk Tinjauan Setelah Tindakan, sehingga metrik ketepatan waktu dapat digunakan untuk menilai peningkatan respons wabah dari waktu ke waktu. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di The Lancet Discovery Science
Blog
Pola Komunikasi dan Media Kebencanaan untuk Meningkatkan Kewaspadaan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk komunikasi yang dilakukan dan media yang digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Utara dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dan pendekatan penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan penelitian yaitu Pemerintah Daerah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Aceh Utara, Bupati Langkahan, Kepala SAR Aceh Utara, Kepala RRI Lhokseumawe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Aceh Utara adalah komunikasi interpersonal dan komunikasi massa melalui sosialisasi dan simulasi tentang kebencanaan. Sedangkan media komunikasi yang digunakan yaitu media massa baik media cetak maupun radio untuk menginformasikan kebijakan penanggulangan bencana. Selain itu juga menggunakan media tradisional sebagai kearifan lokal yaitu kentongan. Media kentongan dianggap efektif ketika alat komunikasi yang menggunakan teknologi tidak berfungsi. Artikel ini dipublikasikan pada 2020 di jurnal Kominfo
A new survey tool for evaluating pandemic preparedness in health services
Bagaimana rumah sakit dapat mengetahui bahwa persiapan untuk menghadapi pandemi yang mungkin akan terjadi sudah efektif? Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi dan pengetahuan petugas kesehatan tentang kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 di sebuah pelayanan kesehatan regional di Australia. Advokasi berkelanjutan untuk sumber daya dan kebutuhan kesejahteraan petugas kesehatan adalah yang terpenting dalam persiapan di masa depan. Mengingat pandemi terus berlanjut dan memperluas jangkauannya dengan varian virus baru, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kesehatan menjadi semakin penting untuk dipertahankan. Staf klinis mungkin memiliki pengetahuan yang lebih besar dan berpartisipasi dalam inisiatif klinis terkait COVID-19. Beberapa item skala klinis lebih mungkin relevan untuk staf klinis yang terlibat langsung dalam perawatan pasien. Tantangan "pesan yang tidak konsisten dan kurangnya komunikasi yang jelas dari manajemen" juga telah dilaporkan oleh dokter darurat Australia selama pandemi COVID-19.
Layanan kesehatan didorong untuk menjaga terminologi tetap sederhana dan mempertimbangkan strategi komunikasi alternatif. Ini dapat mencakup pemusatan sumber informasi dan peningkatan koordinasi komunikasi di seluruh organisasi, sambil memastikan komunikasi dapat diakses oleh semua karyawan dengan latar belakang pendidikan dan jenis peran yang beragam (misalnya, melalui penggunaan infografis). Ini adalah kunci untuk mencapai respons pandemi yang terkoordinasi.
Kasus Pertama Monkeypox di Indonesia
Dirilis oleh CNN Indonesia (21/8/2022), pasien cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia berasal dari Jakarta, dimana pasien baru pulang dari luar negeri. Setelah petugas kesehatan memeriksa pasien dan menunjukkan gejala cacar monyet, serta langsung melakukan tes PCR dan setelah 2 hari pemeriksaan pasien diumumkan cacar monyet. Cacar monyet dapat sembuh sendiri setelah melewati masa inkubasi 21 - 28 hari, namun pasien tetap harus diisolasi untuk mencegah penyebaran penularan. Sejak Juli 2022, WHO sudah mengumumkan cacar monyet masuk sebagai darurat kesehatan global dan mengganti namanya menjadi Clade untuk mencegah stigmatisasi. Meskipun cacar monyet ini identik banyak menyerang kelompok gay atau LGBT, namun penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang melakukan kontak erat dengan pasien. Penularan cacar monyet bisa terjadi dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Cacar monyet ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan. Artikel CNN Indonesia berikut menyebutkan 4 hal yang harus dilakukan saat terkena cacar monyet yaitu (1) Tidak melakukan self diagnosis artinya langsung ke fasilitas kesehatan; (2) segera melakukan tracing contact terutama kontak erat; (3) Tidak minder atau takut dengan pandangan orang lain; (4) menjaga imunitas tubuh dengan rutin konsumsi makanan bergizi.
Pelatihan Dasar Penyusunan Rencana Penanganan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan) - Batch 2
Amanat menyusun rencana penanganan bencana di rumah sakit (hospital disaster plan) tercantum dalam UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pasal 29 yang salah satu poinnya menyatakan “Rumah sakit mempunyai kewajiban memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana”. Kemudian, update mengenai Standar Akreditasi Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes 1128 Tahun 2022 bahwa amanat Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) 2 meliputi kepemimpinan dan perencanaan hingga pelatihan dalam upaya mencapai keselamatan dan keamanan dari bahaya B3, kebakaran, dan situasi kedaruratan dan bencana. Selain itu, tidak meninggalkan pembahasan akreditasi rumah sakit tahun 2012, salah satu elemen penilaian MFK 6 adalah rumah sakit telah mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar, seperti kondisi darurat di masyarakat, wabah, bencana alam atau bencana lainnya serta kejadian wabah yang bisa menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan. Serta mengacu pada penilaian akreditasi RS menggunakan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1 tahun 2018 dan SNARS edisi 1.1 tahun 2019, disebutkan juga bagaimana RS harus mampu melakukan Self Assesment terkait kesiapan menghadapi bencana.