logo2

ugm-logo

Aksi Sosial Persakmi dan Tim Gabungan Peduli Sulbar

PERSAKMI

PALU, MERCUSUAR – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi)  Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), bersama Tim Gabungan Peduli Sulbar, berangkat mengunjungi  Sulawesi Barat untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak bencana gempa bumi di wilayah Majene dan Mamuju, 28 Januari 2021 lalu.

Bersama Tim Gabungan Peduli Sulbar yang terdiri dari Pokja Bencana FKM Untad, Indah Komoditi Cloud, YCMHE, Tupogpala, Forum Peduli Sosial, ICI Palu, dan UKM STIK IJ Palu,  Persakmi  Sulteng bersama-sama melakukan aksi sosial untuk menjadi relawan dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan di Sulawesi Barat.

Ketua Persakmi Sulteng, Dr. Muh Ryman Napirah, S.KM., M.Kes. kepada Mercusuar  menyebut, bantuan yang diberikan berupa paket sembako, berbagai kelengkapan hygiene perorangan, dan perlengkapan ibu dan balita.

“Kami harapkan dapat sedikit meringankan beban saudara kita yang terdampak bencana. Apresiasi dan terima kasih banyak kepada semua tim yang terlibat,” ujarnya.

Dr. Ryman yang juga merupakan Ketua Pokja Bencana FKM Untad turut berkoordinasi bersama Tim Relawan Pokja Bencana FKM Untad yang telah beraktivitas sebelumnya dalam melakukan respon kesehatan di Sulbar sejak 16 Januari 2021.

“Apresiasi sebesar-besarnya kepada teman-teman relawan mahasiswa FKM Untad yang dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FKM Untad, yang berjuang di lapangan dalam membantu saudara kita yang membutuhkan, sejak awal terjadinya gempa hingga saat ini, di mana Pokja Bencana FKM Untad bersama tim relawan dari FK-KMK UGM dan stakeholder lainnya, berkolaborasi dalam melakukan berbagai langkah penanggulangan bencana. Untuk saat ini fokus tim relawan pada penyuluhan kesehatan masyarakat di beberapa Puskesmas di Sulbar, setelah sebelumnya mendampingi Dinkes Kabupaten Mamuju dan Majene dalam mengaktifkan klaster kesehatan,” tandasnya.

Dr. Ryman juga mengharapkan agar aksi yang dilakukan tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat Sulbar. Dirinya berharap aspek kesehatan masyarakat menjadi perhatian penting oleh pemerintah Sulbar pasca bencana.

“Semoga cobaan ini segera berlalu, Sulbar kuat, Sulbar bangkit,” tutupnya.  CLG

Gunung Merapi keluarkan awan panas puluhan kali, setidaknya 150 warga diungsikan

Setidaknya 150 warga diungsikan di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas puluhan kali hari Rabu (27/01).

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu, mengeluarkan awan panas sebanyak 36 kali dengan jarak luncur hingga tiga kilometer.

"Arahnya ke barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, sebagaimana dilaporkan Furqon Ulya Himawan, wartawan di Yogyakarta untuk BBC News Indonesia.

Sejak pukul 00.00 - 14.00 WIB hari Rabu, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan amplitudo antara 15-60 mm dengan durasi antara 83-197 detik, yang memicu hujan abu tipis di Desa Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Kota Boyolali, Jawa Tengah.

Sekitar 150 warga Dusun Turgo yang tinggal di sekitar Sungai Boyong sudah diungsikan ke barak di Kelurahan Purwobinganun, kata Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman.

Para pengungsi terdiri dari kelompok rentan, anak-anak dan lansia.

Jika status Merapi naik menjadi 'awas,' semua warga yang berada di daerah rawan bahaya akan segera diungsikan, menurut keterangan BPBD.

Potensi erupsi eksplosif

Hanik Humaida mengatakan masih ada potensi erupsi eksplosif Gunung Merapi dan dia memperkirakan lontaran material vulkaniknya bisa mencapai radius tiga kilometer dari puncak.

Maka itu, dia meminta warga untuk tidak melakukan aktivitas di radius lima kilometer dari puncak,

Sejak 5 November 2020, BPPTKG telah manaikkan status Gunung Merapi dari Waspada (level II) ke Siaga (level III) akibat meningkatnya aktivitas vulkanik.

Sementara itu, pada hari Selasa, 157 pengungsi meninggalkan Barak Pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, di Sleman, D.I Yogyakarta menyusul bergesernya zona bahaya serta arah guguran lava Gunung Merapi ke arah barat.

Mereka adalah warga Kali Tengah Lor yang sudah mengungsi sejak tiga bulan terakhir.

More Articles ...