logo2

ugm-logo

Mengenal Jenis Bencana dan Mitigasi yang Dapat Dilakukan

Suara.com - Belakangan ini, Indonesia diterjang beragam jenis bencana, seperti angin topan, banjir, tanah longsor, hingga erupsi. Rupanya, ada beberapa jenis bencana yang dibagi berdasarkan penyebabnya.

Lantas, apa saja jenis bencana dan mitigasi apa yang dapat dilakukan? Simak berikut ulasan selengkapnya untuk Anda.

 

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan ada tiga jenis bencana, yaitu:

1. Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

2. Bencana non alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.

3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror.

Semua jenis bencana yang disebutkan di atas tentu saja membawa ancaman kerugian material dan non material.

Pada pasal 1 undang-undang tersebut dijelaskan, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Indonesia sebagai negara dengan keberagaman jenis bentukan alam dan sosial memiliki potensi kebencanaan yang sangat besar. Ancaman kerugian material dan non material dari jenis bencana yang disebutkan di atas tentu saja tidak bisa dihindari, akan tetapi bisa diminimalisir dengan kesadaran mitigasi bencana.

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan dalam menghadapi bencana. Mitigasi bencana harus dilakukan dengan sistematis dan berkelanjutan agar kesiapan kebencanaan terbangun dengan baik.

Berikut beberapa mitigasi bencana yang dapat dilakukan agar risiko kebencanaan dapat diminimalisir:

1. Mitigasi pada bencana alam dapat dilakukan dengan pembangunan fisik dengan pemetaan kerawanan wilayah terhadap bencana alam. Pembangunan di daerah dengan tingkat risiko bencana tinggi harus memperhatikan aspek lingkungan agar terhindar dari bencana alam. Pembangunan rumah penduduk dan gedung perkantoran yang disesuaikan dengan potensi kerawanan kebencanaan penting dilakukan untuk mengurangi risiko kerusakan bangunan.

2. Pada bencana non alam seperti adanya wabah penyakit, penyebaran informasi yang benar harus dilakukan. Penyampaian berita di banyak media massa kepada masyarakat harus berdasarkan pada keakuratan data dan fakta. Kesadaran dan meleknya informasi masyarakat terhadap bencana non alam seperti ini memegang peranan penting untuk mengendalikan laju penyebaran bencana. Risiko bencana yang muncul bisa dikontrol bersama oleh masyarakat.

3. Konflik politik dan perebutan kekuasaan yang menimbulkan perang, menyebabkan bencana sosial pada kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan dari bencana ini meliputi banyak aspek sosial kehidupan. Hubungan bilateral maupun multilateral yang baik dan harmonis penting dilakukan untuk menciptakan iklim politik yang seimbang.

Mengenali jenis bencana dan mitigasinya bisa membuat risiko terhadap kerusakan materi dan non materi yang ditimbulkan dapat diminimalisir.

Itulah sedikit ulasan mengenai jenis bencana dan mitigasi bencana yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!

Langkah-langkah Mitigasi Bencana Kekeringan

KOMPAS.com - Daerah tropis mengalami musim kemarau atau musim kering yang dipengaruhi oleh sistem muson. 

Saat musim kemarau, curah hujan per bulan turun menjadi di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. 

Wilayah tropis di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan adalah wilayah-wilayah mengalami musim kemarau.

Mitigasi bencana kekeringan

Dilansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta, berikut adalah langkah-langkah mitigasi bencana kekeringan:

1. Masyarakat di sarankan untuk memanfaatkan sumber air yang ada secara efektif dan efisien.

2. Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang tersedia untuk keperluan air baku dan air bersih.

3. Menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan sekitar.

4. Membuat waduk yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan.

5. Membuat dan memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan dengan plester semen atau keramik.

6. Memberikan perlindungan terhadap sumber air bersih yang tersedia.

7. Melakukan panen dan konservasi air. Panen Air adalah metode pengumpulan atau penampungan air hujan atau air pada aliran saat curah hujan tinggi. Tujuan panen air ini adalah menyediakan tampungan air bersih saat curah hujan menurun. 

Sementara itu, saat terjadi bencana kekeringan, ada langkah-langkah penanganan yang dapat dilakukan, yakni:

1. Membuat sumur bor untuk mendapatkan air.

2. Menyediakan air bersih dengan mobil tangki yang sudah di sediakan oleh dinas terkait.

3. Melakukan penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan.

4. Menyediakan pompa air.

5. Melakukan pengaturan pemberian air untuk pertanian secara darurat.

Selain masalah persediaan air bersih, perhatikan kebakaran lahan dan hutan yang lebih rentan terjadi saat musim kemarau. Oleh sebab itu, lebih bijaklah dalam melakukan pembakaran sampah di sekitar lingkungan.

More Articles ...