logo2

ugm-logo

BPBD-TNI Siap Tanggulangi Bencana Alam

http://3.bp.blogspot.com/-cy91EY4jU4g/VRips1-XwKI/AAAAAAAABmc/Vb1eO8MxgQQ/s1600/0000.jpg

WONSOOBO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan anggota TNI Kodim 0707 Wonosobo, Tim SAR, PMI, dan polisi menggelar latihan gabungan evakuasi dan penyelamatan penanggulangan bencana alam di Lapangan Pertamina. Kegiatan ini guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam, seperti longsor, banjir, angin kencang, sampai bencana kebakaran.

Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo Prayitno kepada KRjogja.com, Minggu (14/6), mengatakan dilaksanakannya kegiatan latihan gabungan ini bertujuan agar para personil gabungan nantinya bisa menjadi tim inti selter kabupaten yang siap siaga ketika dibutuhkan sewaktu-waktu untuk melakukan penanggulangan bencana alam.

Setelah pembekalan kali ini, lanjutnya, diharapkan para personil gabungan ini bisa mengetahui apa yang harus dilakukan di saat terjadi bencana alam yang datang tiba-tiba. Termasuk kesiapan masing masing instansi dalam melakukan penanganan terhadap bencana alam, mulai upaya mengantisipasi terjadinya bencana alam, sampai pada penanganan korban bencana alam, serta penanganan terhadap pengungsi.

Menurutnya, Wonosobo merupakan salah satu daerah yang berpotensi terjadinya kerawanan bencana alam, seperti angin besar, tanah longsor, banjir, dan kebakaran. Untuk itu latihan gabungan ini sangat diperlukan dan harus dilakukan sebagai bentuk tahapan yang harus dilaksanakan dalam rangka antisipasi dan kesiapsiagaan baik sarana, maupun kesiapan sumber daya personil. (Art)

sumber: (KRjogja.com)

Mensos Minta Kampung Siaga Bencana Diperbanyak

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa meminta Kampung Siaga Bencana di seluruh Indonesia diperbanyak. Hal itu dibutuhkan sebagai langkah antisipasi terhadap berbagai bencana alam yang terjadi. Apalagi Indonesia merupakan negara rawan bencana alam.

"Di Indonesia terdapat 279 titik rawan bencana seperti tanah longsor, banjir dan kebakaran. Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki pemetaan terhadap berbagai bencana tersebut," ujar Khofifah, Kamis (11/6/2015).

Selain memperbanyak Kampung Siaga Bencana, ia juga meminta warga dilatih menjadi kader yang paham akan tanda-tanda bencana alam. Selain itu mental warga juga mesti disiapkan untuk menghadapi bencana tersebut.

"Warga desa dilatih sebagai kader yang akrab dengan alam, memiliki kesiapan mental, serta paham tanda-tanda bencana. Seperti tanah retak-retak pertanda akan terjadi longsor. Bagi warga yang tinggal dekat aliran sungai, tahu kapan air meluap dan menggenangi permukiman yang bisa berhari-hari," katanya.

Pada posisi demikian, Taruna Siaga Bencana (Tagana) diminta tiba satu jam dilokasi bencana. Sebagai garis depan, Tagana sudah menjadi bagian dari penanganan bencana alam dan sosial. Misalnya di Aceh, dengan menyiapkan dapur umum lapangan (dumlap), evakuasi darurat, serta mendirikan tenda darurat.

"Dalam proses evakuasi korban bencana, Tagana berada pada sub-sistem dari Badan SAR Nasional (Basarnas). Sedangkan,pada masa tanggap darurat langsung di bawah Kemensos," ucap Khofifah.

Pasca terjadi bencana, biasanya banyak para korban mengalami gangguan psikologis, seperti rasa cemas dan putus asa. Tagana diharapkan menjadi bagian dari pelayanan tanggap darurat. Maka, Tagana setiap saat harus tetap solid di lapangan.

"Tagana adalah relawan dan bukan aparatur pemerintah yang digaji negara. Mereka harus dikelola sebagai community based disaster," katanya.

sumber; okezone

More Articles ...