REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Akses jalan yang menghubungkan Desa Buntu Mondong dan Desa Latimojong Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrenkang, Sulawesi Selatan terputus akibat bencana tanah longsor.
"Ada tiga titik mengalami longsor. Selain menutupi jalan yang menghubungkan Desa Buntu Mondong dengan Desa Latimojong, puluhan hektare kebun kopi ikut tertimbun," kata sekertaris Desa Buntu Modong, Suardi, Ahad (29/5).
Dalam keterangan tertulisnya, Suardi menyebutkan bahwa tanah longsor tersebut diakibatkan hujan yang mengguyur desa sepanjang hari Jumat (27/5), sehingga tanah mengalami longsor di tiga titik.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, kata dia, warga setempat mulai membersihkan bekas longsoran dari badan jalan agar tidak menghalangi jalur tersebut.
"Setelah longsor itu, warga di dua desa bergotong royong membersihkan gudukan tanah di jalanab, sampai hari ini jalan mulai bisa diakses," ungkapnya.
Tidak hanya di dua desa tersebut, wilayah pegunungan seperti kecamatan Curio, Buntu Batu, Masalle dan Baroko juga sangat rawan tanah longsor. Curah hujan yang cukup tinggi menjadi faktor utama bencana tanah lonsor.
Sebelumnya, bencana serupa juga melanda warga yang ada di desa Parombean. Bahkan, desa tersebut masih dalam status tanggap darurat. Begitu juga yang terjadi di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio. Lebih dari 30 jiwa warga Desa Sanglepongan mengungsi apabila hujan turun dengan intesitas tinggi.
Tim TRC BPBD Kabupaten Enrekang yang turun ke lokasi kejadian menyebutkan kondisi di wilayah tersebut memang sangat rawan tanah longsor. "Jalan poros yang menghubungkan akses dari desa ke desa berada di tebing pegunungan. Belum lagi jalanan yang sangat sempit dengan bagian sisi lainnya adalah jurang," sebut personel BPBD Enrekang, Fhay.
Saat longsor terjadi maka akses jalan, lanjut Fhay, tidak bisa dilalui kendaraan karena tertimbun sendimen tanah yang cukup banyak menutupi jalan tersebut.
Diketahui Desa Buntu Mondong dan Desa Latimojong adalah desa terjauh di kecamatan Buntu Batu. Wilayahnya berbatasan langsung dengan kabupaten Tana Toraja dan Palopo. Ada sekitar seribu lebih warga yang tinggal di kedua desa itu.
Reportase: Sosialisasi dan Simulasi HDP RSUD Kabupaten Belitung Timur
Reportase Hari 1:
Sosialisasi dan Simulasi HDP RSUD Kabupaten Belitung Timur
11-12 Mei 2016
Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Hospital Disaster Plan (HDP) RSUD Kabupaten Belitung Timur kali ini merupakan kegiatan lanjutan dari penyusunan dokumen HDP pada November tahun 2015. Dokumen HDP pada saat itu telah selesai dibuat sehingga perlu dilakukan uji coba untuk mengetahui keoperasionalan dokumen tersebut.
Kegiatan dibuka oleh Direktur RSUD Kabupaten Belitung Timur dan perwakilan Divisi Manajemen Bencana, PKMK FK UGM. dr. Sulanto Saleh Danu, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dan sangat mengapresiasi usaha rumah sakit dalam menyelenggarakan ini sebab tantangan besar setelah berhasil membuat dokumen HDP adalah melakukan sosialisasi dan uji coba. Direktur berharap agar para karyawan di rumah sakit semakin meningkat kompetensinya dengan pelatihan, seminar, dan kegiatan seperti saat ini. Ditambah, hal ini memang dibutuhkan oleh Kabupaten Belitung Timur sebab memang banyak kasus bencana yang pernah dan akan rumah sakit hadapi ke depannya. Seminggu yang lalu, diceritakan bahwa rumah sakit juga sempat menerima korban kecelakaan kapal. Meski masih bisa ditangani dan belum dikatakan bencana tetapi kita harus terus siap siaga.
Peserta pada sesi pagi ini berjumlah 25 orang yang merupakan tim SPGDT-B dan tim Bencana rumah sakit. Kali ini ada 3 materi pengayaan yang diberikan oleh tim PKMK FK UGM. Sesi pertama dan kedua disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo dengan judul materi Pengantar Bencana dan Mengapa Rumah Sakit Membutuhkan HDP dan Hospital Incident Command System dan Overview HDP.
dr. Hendro menceritakan mengenai kasus-kasus penanganan korban bencana nasional. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa jenis korban berbeda-beda antar jenis bencana. Rumah sakit setempat ada yang mengalami kollaps sehingga harus mendirikan rumah sakit lapangan atau melakukan perawatan di tempat umum lainnya seperti aula, sekolah, dan lainnya. Ada juga rumah sakit yang tidak kollaps tetapi kekurangan sumber daya.
Dalam materi yang disampaikan, peserta menanyakan mengenai kapan sebaiknya tim bencana ini diaktifkan? Bagaimana jika salah satu personel tidak ada?. Pertanyaan ini ditanggapi dr. Hendro bahwa yang perlu dimengerti adalah tidak perlu membantuk struktur organisasi yang baru untuk bencana. Namun, perlu disadari bahwa dalam kondisi bencana akan ada perbedaan struktur organisasi yakni adanya kadatangan relawan. Relawan inilah yang perlu dipikirkan untuk diperbantukan dimana dalam struktur organisasi yang ada. Menjawab kapan diaktifkan, itu tergantung dari protap pengaktifan bencana di rumah sakit. Ada baiknya rumah sakit membuat berdasarkan kemampuan rumah sakit sendiri dalam menghadapi korban dan bagaimana agar sesingkat mungkin proses pengaktifannya.
Sesi berikutnya diisi oleh dr. Bella Donna. Beliau kembali mengingatkan tentang kebijakan Hospital Disaster Plan dalam regulasi rumah sakit maupun dalam akreditasi. Meski demikian, harapannya HDP dapat disusun sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga dirasakan manfaatnya. Jika sudah disusun dan diuji secara operasional maka akreditasi pasti bisa dilalui. dr. Bella juga mengingatkan tentang komponen Hospital Disaster Plan, bagian fasilitas perlu diperhatikan, apakah sesuai atau tidak, melalui simulasi esok bersama-sama kita akan melihat fungsi organisasi dan fasilitas yang sebelumnya telah ditentukan dalam dokumen HDP RSUD Belitung Timur.
Sesi siang, jumlah peserta bertambah menjadi 60 peserta yang berasal dari perwakilan bagian-bagian di rumah sakit. Sesi ini merupakan sesi sosialisasi dokumen HDP RSDU Belitung Timur. Sesi ini disampaikan oleh Hendri selaku tim penyusun dokumen HDP.
Sesi selanjutnya adalah persiapan simulasi esok. Sesi ini dimulai dengan pengujian kasus bencana kepada seluruh peserta atau semi Table Top Exercise. Fasilitator: Sutono, Budi, Bella, Madelina, dan Sulanto melemparkan beberapa kasus bencana di rumah sakit kepada seluruh peserta, memberikan kesempatan untuk peserta menjawab dan berkoordinasi. Kegiatan ini kemudian menjadi lebih hangat dengan tanggapan dan pertanyaan dari peserta. Peserta menyadari bahwa membaca dokumen saja belum dapat memberikan bayangan tugas mereka dengan jelas, memang perlu simulasi.
Setelahnya, peserta dibagi menjadi dua, tim HDP dan karyawan rumah sakit yang bertugas esok dan peserta yang bertugas sebagai korban.
More Articles ...
- BNPB: 5 Tewas dan 388 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir Bandang di Cisalak
- Begini Skala Intensitas Gempa BMKG yang Terbaru
- Gempa Basel Temukan TI Tower Kembali Beroperasi di Laut Kubu
- Bengkulu Kembali Digoyang Gempa 4,0 SR
- Intensitas Hujan Meningkat, BPBD Imbau Warga Waspada Bencana Banjir dan Longsor
- Penguatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Menuju Jawa Tengah Tangguh Bencana
- VIDEO: Smart People! Seperti Ini Loh Simulasi Bencana Anak Berkebutuhan Khusus
- BPBD dan PMI Banjar Siap Melatih Penanggulangan Bencana Kepada Masyarakat
- Gempa Tewaskan 116 Orang, Taiwan Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Gempa 6,6 SR Guncang Asia Bagian Selatan
- Masyarakat Diminta Siaga, Penanganan Bencana Tanggung Jawab Bersama
- Komisi VIII : anggaran penanganan bencana perlu ditambah
- Prambanan Miliki Lima Potensi Bencana Sekaligus
- Bencana Alam di Kabupaten Sukabumi Meluas
- Dampak El Nino Masih Terjadi Hingga April
- Banjir di Kabupaten Bandung Kembali Naik
- Belajar Penanggulangan Bencana dengan Kamishibai
- Pemasangan EWS untuk Meminimalisir Korban Bencana
- Dewan Desak BPBD Perjelas Dana Bencana
- Gubernur Kalsel: Siaga Darurat Bencana Bisa Diperpanjang
- Logistik Bencana Disiagakan
- BPBD Pagaralam Tetapkan Dempo Selatan Kecamatan Paling Rawan Bencana
- Penyandang Disabilitas Dilatih Tanggap Bencana
- Cegah Bencana 2016, BNPB Gelar Rakornas
- Sukoharjo Siaga Bencana Alam
- Separuh Wilayah Kabupaten Sampang Rawan Bencana
- Pemkab Aceh Selatan Terima Bantuan Alat Penunjang Bencana Alam
- Antisipasi Banjir, Adira Insurance Bentuk Tim Tanggap Bencana
- Seribu Lebih Korban Banjir Solok Selatan Terserang Penyakit
- Banjir Bandang Ancam Lereng Merapi-Merbabu
- Menteri Desa Marwan Jafar Perkuat Program Daerah Tangguh Bencana
- Hujan di Atas Normal, Bandung Barat Nyatakan Siaga Bencana
- Kaum Disabilitas Butuh Pedoman Mitigasi Bencana
- Hadapi Kerawanan Bencana, Tagana Sleman Tambah Personel
- RS UMM Fasilitasi Simulasi Bencana di RSI Aisyiyah
- Ahok : Saya Jamin Banjir Tujuh Jam akan Surut
- Tujuh Kecamatan di Merangin Dilanda Banjir
- BNPB Berdayakan Masyarakat Cegah Kebakaran Hutan 2016
- 5.2 magnitude earthquake jolts Lahore, Pak Punjab cities
- BNPB Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi
- BNPB: 63,7 Juta Penduduk Indonesia Tinggal Di Daerah Rawan Bencana Banjir
- Kesulitan Mobilitas Bantuan Bencana, Riau Minta Helikopter ke Pusat
- Jatim miliki peta daerah rawan bencana
- Pemkot Alokasikan Rp4 Miliar untuk "Tangkis" Bencana
- Mitigasi Bencana Kesehatan Lingkungan
- SDM Manajemen Bencana Dinilai Masih Minim
- Antisipasi Bencana, Puskesmas Diminta Siaga 24 jam
- Pameran Ilmiah Manajemen Bencana Kesehatan di Indonesia
- FK UGM Adakan Pameran Ilmiah Manajemen Bencana Kesehatan
- FK UGM Dorong Manajemen Bencana Kesehatan Masuk Kurikulum
- Pameran Ilmiah "Manajemen Bencana Kesehatan" Resmi Dibuka
- UGM Gelar Pameran Ilmiah Manajemen Bencana Kesehatan
- Probolinggo Siaga Bencana Erupsi Bromo
- BPBD Boyolali Siapkan Posko Bencana di 19 Kecamatan
- Chennai floods: Over 200 health camps to check outbreak
- Banjarnegara Digoyang Gempa Beruntun, Longsor Mengancam
- Kemenpora Tantang Pemuda Menjadi Relawan Tanggap Bencana
- BPBD Sumedang Siagakan Penanggulangan Bencana Longsor dan Banjir
- Penerbangan Delay Akibat Abu Vulkanik Gunung Rinjani
- Alat Penyaring Asap FRESH ON 2015
- PMI Kirim Bantuan Tanggap Darurat Bencana Kabut Asap
- Optimalisasi dampak kesehatan akibat kabut asap Kemenkes kembali kirim bantuan
- Jelang Musim Hujan, BPBD Lakukan Mitigasi Bencana
- Gempa 5,0 SR Guncang Jepara, Tak Berpotensi Tsunami
- Konsep Evakuasi Bencana Asap Berbeda
- Kebakaran hutan mencapai Sulawesi, Maluku dan Papua
- Hujan Guyur Jambi, Jarak Pandang di Riau dan Padang Kembali Normal
- Guyuran Hujan di Palangkaraya Tak Mampu Usir Kabut Asap
- Enam Bulan, Kabut Asap Masih Kepung Sumatra-Kalimantan
- CDERT bantu pengurusan bencana
- Perlu Materi Khusus Tentang Sekolah Siaga Bencana
- Palembang Dikepung Kabut Asap Parah
- Terkena Dampak Kabut Asap, Menhan Malaysia Jatuh Sakit
- DPD Minta Bencana Asap Dikategorikan Luar Biasa
- BPBD Bantul Siapkan Metode Mitigasi untuk Kurangi Risiko Bencana
- Atasi Kabut Asap, Indonesia Tolak Tawaran Singapura
- Menkes: Penderita ISPA Akibat Kabut Asap Bertambah
- PDIP Minta Jokowi Utamakan Mitigasi dalam Hadapi Bencana Asap
- Membangun Spiritualitas Tanggap Bencana
- Demokrat Dorong Kemenkes Bangun Rumah Sakit Karantina Bencana
- Banjir Landa Korut, 40 Nyawa Terenggut
- Manado Bersiap untuk Bencana Terburuk Sepanjang Sejarah
- Mensos Resmikan 208 Rumah Relokasi Rawan Banjir
- 120 Jalur Evakuasi Dibangun Kawasan Rawan Tsunami di Bengkulu
- Mantrijeron Ditetapkan Menjadi Kampung Siaga Bencana
- 14 Orang Tewas Akibat Topan Soudelor di China, Ratusan Ribu Diungsikan
- Bencana kekeringan di Kabupaten Trenggalek meluas
- TNI Bersinergi dengan Warga Tangani Bencana Alam Gunung Raung
- Anak-anak dan Bencana Alam
- Gempa 7,2 SR Guncang Mamberamo Raya Papua, Masyarakat Panik Berhamburan
- BMKG Pantau 10 Titik Api di Sumbar
- 15 Orang Tewas Akibat Cuaca Dingin Ekstrem di Papua
- GEMPA 5,7 SR DI TENGGARA CIAMIS, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI
- Masyarakat Sumbar Diminta Waspada Bencana Angin Kencang
- Tim Emergensi Bencana Disebar
- Jokowi: Saya Dilapori, Warga Sinabung Tak Mau Lagi Terima Kunjungan
- Less need for UN on ground as disaster response in Pakistan improves
- Aktivitas Gunung Raung Meningkat, Satgas Bencana Polda Jatim Bersiaga
- UGM Adakan Studi Banding Kebencanaan di Selandia Baru
- Haru Warga Sinabung yang Sahur di Pengungsian