logo2

ugm-logo

Belasan Rumah di Garut Terendam Akibat Banjir

Belasan Rumah di Garut Terendam Akibat Banjir

Garut - Banjir menerjang tiga perkampungan di Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat. Belasan rumah warga tergenang air hingga ketinggian dua meter.

Banjir itu akibat luapan Sungai Cipedes. Banjir terjadi di Kampung Cijanur Desa Sukamanah, Kampung Cipeyeum dan Kampung Cipeundeuy yang terletak di Desa Cihaurkuning.

Cecep Rusmana (46), seorang warga Kampung Cijanur yang rumahnya terendam mengatakan banjir itu terjadi setelah hujan deras sekitar pukul 02.00 WIB, hari ini.

"Awalnya hujan besar, kemudian air di sungai (Cipedes) kelihatan agak naik. Jarak dari rumah saya ke dasar sungai itu ada sekitar delapan meter," kata Cecep kepada detikcom di lokasi banjir Kampung Cijanur, Rabu (22/11/2017) malam.

Cecep menjelaskan, saat air menggenangi permukiman, warga panik dan berhamburan ke luar rumah. "Awalnya air sekitar 50 centimeter. 5 menit kemudian air naik dan terus naik hingga ketinggian sekitar 2 meter," katanya.

Cecep menambahkan, sempat ada salah satu tetangganya yang tenggelam. Namun akhirnya dapat diselamatkan dan dievakuasi ke tempat yang aman.

"Iya, namanya Pak Eroh. Dia ada di dalam rumah, sedangkan ketinggian air dua meter. Tapi alhamdulillah bisa diselamatkan warga di sini. Sekarang udah dibawa ke Puskesmas Malangbong," ungkapnya.

Akibat banjir ini, Cecep dan empat anggota keluarganya harus mengungsi ke rumah saudaranya.

"Saya rugi sekitar 25 juta (rupiah). Karena barang elektronik juga ikut terendam," pungkasnya.
(idh/idh)

BPBD Bali Minta Masyarakat Terus Perbarui Informasi Bencana

Sejumlah pengungsi Gunung Agung turun dari truk setibanya di tempat penampungan GOR Suwecapura, di Klungkung, Bali, Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau masyarakat di seluruh Bali, khususnya sekitar Gunung Agung untuk terus waspada dan memperbarui informasi terkait kebencanaan. Kepala Pelaksana Harian BPBD Bali, Dewa Made Indra mengatakan Gunung Agung secara formal dalam sistem peringatan dini masih berada di level tiga atau siaga.

"Sampai saat ini Gunung Agung masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Masyarakat senantiasa waspada mengikuti informasi resmi dari pemerintah tentang perkembangan terbarunya," kata Made Indra di Denpasar, Rabu (22/11).

Made Indra juga mengimbau seluruh pihak, khususnya masyarakat untuk tidak menambah atau melebihkan informasi resmi dari pemerintah yang berpotensi menimbulkan kepanikan dan keresahan baru. Masyarakat yang berada di KRB III diminta tetap mengungsi, sementara yang berada di lereng gunung di luar zona merah agar tetap siap siaga jika sekiranya BPBD dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau evakuasi mandiri.

Masyarakat, kata Made Indra perlu juga memahami bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Agung, misalnya saat erupsi magmatik telah terjadi. Bahaya pertama yang dihadapi masyarakat adalah debu vulkanik yang berbahaya bagi mata dan saluran pernapasan.

"Kami mengimbau masyarakat dari sekarang menyiapkan masker untuk pribadi dan rumah tangga. Debu vulkanik perlu dihindari jika masyarakat berencana melakukan perjalanan ke suatu tempat," katanya.

Bahaya kedua, setelah erupsi magmatik adalah material pasir, batu kerikil, dan lava panas dari perut gunung berapi. Jika ini terjadi di musim hujan, PVMBG akan memberi informasi arah dan jauh alirannya. Masyarakat, sebut Made Indra tak perlu ketakutan jika sudah menjauh dari zona yang ditentukan.

Jika erupsi magmatik terjadi pada musim hujan, dia menjelaskan, maka material pasir, debu, dan batu-batu kecil yang sudah keluar dari perut gunung mengendap di pinggir dan lereng sungai akan mengalir. Alirannya ini, kata Made Indra, juga berbahaya jika memasuki rumah penduduk dan pemukiman di pedesaan.

Gunung Agung mengeluarkan asap hitam pekat atau letusan freatik yang mengawali episode letusan sebuah gunung api, Selasa (21/11) sore sekitar pukul 17.35 WITA. Gunung Sinabung yang mengalami letusan freatik sepanjang 2010 hingga awal 2013, baru mengalami letusan magmatik.

Pemahaman masyarakat tentang gunung berapi dinilai masih terbatas. Warga Bali diimbau tidak panik dan tetap mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), khususnya imbauan menjauhi area dalam radius enam hingga 7,5 kilometer.

More Articles ...