logo2

ugm-logo

Awas! Riset Sebut 2/3 Warga Bumi Berpotensi Terinfeksi Corona

Awas! Riset Sebut 2/3 Warga Bumi Berpotensi Terinfeksi Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Penularan virus corona telah meningkat signifikan di China. Seorang ilmuwan penyakit menular memperingatkan segala sesuatunya bisa berubah di luar kendali, dua pertiga populasi di dunia bisa tertular.

Hal itu disampaikan oleh Ira Longini, penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sedang mendalami penularan virus di China. Dia memperkiran, akan ada miliaran populasi yang terinfeksi, dari hitungan resmi WHO saat ini.

"Jika virus menyebar di wilayah China, aktivitas di China termasuk wilayah karantina yang dihuni oleh puluhan juta orang, juga harus dihindari," jelas Ira seperti ditulis Bloomberg, pekan ini.

Pasalnya, kata Longini yang juga sebagai Direktur Pusat Statistik dan Penyakit Infeksi Kuantitatif di Universita Florida, mengatakan, proses karantina memungkinkan dalam memperlambat penyebaran virus. Tapi virus bisa cepat merebak di China dan sekitarnya sebelum terjadi proses karantina.


Jumlah korban terinfeksi virus corona di China per Minggu (16/2/2020) ini, sudah 69.000 ribu orang lebih. Angka kematian pagi tadi juga mencapai 1.666 orang.


Penelitian yang dilakukan Longini didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa setiap orang yang terkena virus, biasanya menularkan penyakitya ke dua sampai tiga orang lainnya.

"Tes kesehatan yang tidak cepat dilakukan, juga sulit untuk melacak penyebarannya," kata Longini melanjutkan.

Meskipun ada cara untuk mengurangi penularan infeksi virus corona hingga setengahnya, tapi tetap saja sepertiga populasi di dunia akan tertular. Kecuali ada perubahan transmisinilitas pengawasan dan penahanan virus bisa bekerja dengan baik.

"Mengisolasi kasus dan mengkarantina kontak [orang terinfeksi virus corona] tidak akan menghentikan virus ini," kata Longini

Gabriel Leung, seorang profesor kesehatan di Universitas Hong Kong juga mengatakan hal serupa, hampir dua pertiga populasi di dunia bisa tertular virus corona, jika dibiarkan tidak terkendali.

Kendati demikian, perkiraan penyebaran virus corona merupakan bagian dari kemungkinan yang terjadi, seiring dengan epidemi yang masih berlangsung.

HEADLINE: Indonesia Jadi Sorotan Dunia Lantaran Belum Ada Virus Corona, Tidak Terdeteksi?

Liputan6.com, Jakarta Bermula dari Wuhan, China, virus corona baru (2019-nCoV) menyebar ke sejumlah negara. Termasuk, yang berada 'selemparan batu' dari Indonesia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, juga tetangga lintas samudera,  Australia.

Hingga kini, yang dilaporkan di Tanah Air. Itu yang jadi pertanyaan banyak ahli. Ada apa dengan Indonesia, mengapa negeri ini tak terjamah wabah?

Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto beberapa kali menegaskan, belum ditemukan kasus positif Virus Corona di Indonesia. Sejumlah kasus suspect (dugaan), kata dia, akhirnya terbukti negatif.

Ketika 238 warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi dari ground zero Virus Corona 2019-nCoV pada 2 Februari lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali menegaskan tak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan gejala infeksi. 

Belum adanya kasus terkonfirmasi Virus Corona di Indonesia membuat masyarakat lega. Di sisi lain, sejumlah pihak was-was. 

Mengutip laman the Sidney Morning Herald, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Indonesia harus berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan wabah Virus Corona. Belum dilaporkannya satu kasus positif dari negara berpenduduk 270 juta ini justru memicu khawatir.

WHO berharap, Indonesia bisa meningkatkan pengawasan, deteksi kasus, dan persiapan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk jika wabah tiba.

Menurut perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, Indonesia telah mengambil "langkah konkret" termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani kasus-kasus potensial. "Namun Kementerian diharapkan dapat berbagi lebih banyak informasi dengan publik dalam beberapa hari terakhir."

"Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di bidang pengawasan dan deteksi kasus aktif (Virus Corona), dan persiapan fasilitas kesehatan yang ditunjuk sepenuhnya untuk mencegah infeksi dan mengedepankan langkah-langkah pengendalian untuk dapat mengatasi beban pasien yang berat dari dugaan atau konfirmasi kasus (dalam hal ini jika terjadi skenario wabah)," katanya.

Pekan lalu, Sidney Morning Herald mengungkapkan bahwa Indonesia belum memiliki alat tes khusus untuk mendeteksi Virus Corona baru ini dengan cepat. Tapi sebaliknya, otoritas medis telah mengandalkan tes pan-coronavirus yang secara positif dapat mengidentifikasi semua virus dalam keluarga Corona (termasuk flu biasa, SARS dan MERS) pada seseorang.

Pengurutan gen kemudian dilakukan untuk secara positif mengkonfirmasi kasus Virus Corona baru, yang juga dikenal sebagai Coronavirus Wuhan, dan seluruh proses dapat memakan waktu hingga lima hari.

More Articles ...