logo2

ugm-logo

Jenis Virus Corona di Indonesia Disebut Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio menyatakan tiga jenis virus corona di Indonesia tidak masuk kelompok besar S, G, maupun V yang ada di dunia.

Amin mengatakan, Eijkman sebelumnya telah mengirim tujuh whole genome sequencing (WGS) virus corona dari Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Nah tiga dari tujuh WGS yang dikirim Eijkman itu tidak termasuk S, G, maupun V, sehingga sementara ini dikelompokkan sebagai others," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Perlu untuk diketahui, GISAID adalah bank data influenza di dunia yang bertugas mengumpulkan semua virus flu.

Tak hanya itu, GISAID juga melakukan penelitian terhadap virus penyebab Covid-19.

"Ada tiga virus Indonesia yang sejak awal dilaporkan tidak termasuk dalam kelompok besar yang ada di dunia ini menurut GISAID," ujar Amin.

Jenis virus corona

Amin menyampaikan ada suatu badan juga yang melakukan analisis data genom virus di dunia, yakni NEXTSTRAIN yang juga memberikan analisis.

Tiga WGS virus Indonedia tadi, lanjutnya, bila berdasarkan NEXTSTRAIN masuk dalam kelompok 19A.

"Artinya kelompok A yang sudah ada sejak tahun 2019," papar Amin.

Ketika disinggung berapa jenis virus corona yang saat ini ada di Indonesia, Amin tidak bisa menjawab dengan pasti.

Pasalnya, saat ini baru sedikit strain atau jenis virus corona yang di-submit.

"Untuk berapa jenisnya, saat ini masih sedikit yang di-submit. Dari Eijkman baru 7 yang di submit, dari Unair baru 2, yang lainnya baru proses karena belum lengkap," jelas dia.

"Yang dari Unair, kalau enggak salah 1 di antaranya itu masuk di kelompok G," imbuhnya.

Penjelasan Epidemiolog

Dikonfirmasi terpisah, pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyatakan bahwa hal ini mengindikasikan virus corona terus bermutasi.

Kendati demikian, ia menilai seharusnya dilihat dari keseluruhan pihak yang mensubmit jenis virus, tidak hanya dari Eijkman saja.

"Jadi kita ingin melihat polanya. Apakah mutasinya di Indonesia atau di luar Indonesia, ini penting," kata Pandu.

Lebih lanjut, hal ini juga menuntut dalam pembuatan vaksin harus mengantisipasi semua jenis virus corona yang ada.

Pandu mengungkapkan, nantinya vaksin tak hanya diperuntukkan di Indonesia, namun juga untuk seluruh dunia.

"Bukan hanya virus yang ada di Indonesia, bukan berarti Indonesia buat vaksin untuk Indonesia, enggak. Tapi juga untuk semua jenis virus corona yang ada di dunia," terang dia.

Oleh sebab itu, kata Pandu, dalam pembuatan vaksin harus dilakukan secara global. Tidak mungkin satu negara membuat vaksin sendiri-sendiri.

Terlepas dari itu, Pandu menilai usaha dari Indonesia dalam melaporkan jenis-jenis virus corona sudah tepat.

Era New Normal, Berikut Starter Kit Dalam Tas Siaga Covid-19

KOMPAS.com - Pemerintah terus menggenjot upaya persiapan fase new normal atau kenormalan baru di tengah pandemi.

Meski kurva kasus corona di Indonesia belum melandai, sejumlah persiapan terus dilakukan, semisal dengan pengerahan pasukan TNI-Polri, setidaknya di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota.

Pada fase ini, pembatasan kegiatan masyarakat akan dilonggarkan.

Masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti bekerja dan bersekolah, namun dengan tetap mematuhi sejumlah protokol kesehatan seperti memakai masker dan membatasi jarak fisik.

Oleh karena itu, masyarakat perlu menyiapkan beberapa hal saat berada di luar rumah (fase new normal).

Masyarakat pun diimbau untuk tetap menggunakan masker, menjaga jarak fisik lebih dari 1 meter dan rutin mencuci tangan saat menjalani fase new normal.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun merekomendasikan "Tas Siaga Covid-19) yang memiliki isi bermacam hal guna melindungi dari paparan Covid-19.

"Selain terus menerapkan disiplin diri menaati protokol kesehatan dengan jaga jarak dan rajin cuci tangan, penting bagi kita menyiapkan beberapa hal yang jadi 'senjata' ampuh pelindung diri, khususnya bagi para pejuang nafkah keluarga," tulis BNPB dalam akun Instagram resminya

Lantas, apa saja barang-barang yang perlu dibawa di dalam tas ketika bekerja atau keluar dari rumah?

1. Pakai masker dan siapkan cadangannya. Jangan lupa kantung untuk masker habis pakai.

2. Hand sanitizer, disinfektan semprot dan sabun cair.

3. Tisu basah dan kering.

4. Alat makan dan botol minum.

5. Perlengkapan ibadah.

6. Totebag buat kamu yang suka mampir belanja.

7. Suplemen atau multivitamin untuk menambah stamina.

Bagi pengguna setia ojeg pangkalan atau ojek online sebaiknya gunakan jaket dan helm pribadi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menjelaskan, penggunaan tas siaga Covid-19 tersebut dimaksudkan agar masyarakat lebih aman dari Covid-19.

"Sudah jelas. Dengan membawa peralatan-peralatan tadi, memungkinkan masyarakat dapat terlindung dari paparan Covid-19," kata Yuri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Yuri mengatakan, barang-barang yang disebutkan di atas tadi, harus selalu dibawa oleh masyarakat apabila hendak keluar rumah, khususnya bagi para pekerja.

Lebih lanjut, dengan membawa peralatan misalnya alat makan dan botol minum sendiri, dapat menghindarkan dari penularan.

"Alat ibadah juga, membawa sendiri dan dipakai sendiri. Begitu juga alat untuk makan, minum dan terpenting selalu pakai masker," ucap Yuri.

More Articles ...