logo2

ugm-logo

Hotel Bintang 3 ke Bawah Jadi RS Corona

Jakarta - Pemerintah memastikan tidak ada keterbatasan kapasitas kesehatan untuk penanganan COVID-19. Kapasitas tempat tidur (bed) di rumah sakit akan terus ditambah karena dana yang dimiliki diklaim cukup.

"Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas. Pemerintah sudah mempunyai dana yang cukup dan pemerintah akan terus menambah kapasitas bed sesuai dengan kebutuhan dan meyakinkan bahwa seluruh daerah termasuk DKI Jakarta kapasitas pelayanan kesehatan akan terus dimaksimalkan oleh pemerintah," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Kamis (10/9/2020).

Selain tempat tidur, rumah sakit juga akan ditambah kapasitas jumlahnya. Hotel bintang 2 dan 3 akan dimanfaatkan menjadi rumah sakit yang menangani pasien Corona. Tambahan ruang isolasi mandiri juga akan disiapkan di Wisma Atlet Kemayoran.

"Jadi peningkatan rumah sakit dan fasilitas kesehatan itu juga akan terus menambah fasilitas di hotel, termasuk memanfaatkan hotel bintang 2 dan 3 seperti yang dicontohkan di Sulawesi Selatan dan juga mempersiapkan ruang isolasi mandiri di Wisma Atlet di mana Wisma Atlet juga mempersiapkan baik di tower 5-6 maupun yang khusus dari pekerja dari luar negeri itu adalah tower 7 dan 8," ujarnya.

Sayangnya, Airlangga tidak menyebut berapa jumlah hotel yang akan dijadikan rumah sakit tambahan. Namun, dengan pemanfaatan itu diharapkan masyarakat dapat terfasilitasi dengan baik. Pemerintah juga menjamin pasokan obat-obatan tersedia. Klik halaman selanjutnya.

Airlangga mengatakan pemerintah sudah memproduksi obat antivirus untuk pasien yang terpapar COVID-19, baik yang di rumah sakit maupun yang menjalani isolasi mandiri.

"Terkait dengan ketersediaan obat-obatan baik untuk rumah sakit maupun untuk pasien isolasi mandiri, pemerintah sudah memproduksi obat antivirus," ucapnya.

Dijelaskan obat tersebut antara lain seperti tamiflu atau oseltamivir, hingga favipiravir yang diproduksi melalui PT Bio Farma (Persero) bersama PT Kimia Farma Tbk yang jumlahnya dikatakan hampir 480.000.

"Seperti tamiflu atau oseltamivir itu minggu depan belum bertambah hampir 480.000. Kemudian juga yang terkait dengan favipiravir ini kebetulan patennnya sudah lepas sehingga juga akan diproduksi oleh Kimia Farma," jelasnya.

DKI PSBB Total, Satgas Covid-19: Kita Harus Terima Kenyataan

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengomentari rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta mulai Senin (14/9/2020). Menurut Wiku, penerapan PSBB total tidak terlepas dari peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 selama pemberlakuan PSBB transisi.

Dalam keterangan pers dari Kantor Presiden, Jakarta, dia mengungkapkan, sebelum PSBB, kasus konfirmasi positif Covid-19 di ibu kota relatif masih rendah. Hal itu terlihat pada PSBB tahap I, II, dan II.

"Akan tetapi, ketika (PSBB) transisi kasusnya cenderung meningkat dari waktu ke waktu," kata Wiku, Kamis (10/9/2020).

Ia menambahkan, selama lima pekan terakhir, lima kota di Jakarta tetap berada di zona merah. Hal itu menunjukkan kondisi dengan tingkat penularan yang tinggi sehingga diperlukan pengetatan.

"Dan kalau kita lihat dari kondisi tersebut mari kita jadikan ini adalah sarana pembelajaran kita bersama dan pembatasan aktivitas ini sudah seharusnya kita lakukan bersama sejak awal supaya bisa menekan kasus positif ini dan juga kematian dan tapi ternyata kondisi itu belum sempurna terjadi di beberapa waktu yang lalu," kata Wiku.

"Dan kita harus menerima kenyataan ini dan kita harus mundur satu langkah untuk bisa melangkah kembali ke depan dengan lebih baik dalam kehidupan yang lebih normal. Maka dari itu mari kita bangun kedisplinan bersama jika kondisi ini tidak ingin terulang kembali."

More Articles ...