logo2

ugm-logo

Menilai Pentingnya Faktor Kesiapsiagaan Bencana untuk Manajemen Risiko Bencana Berkelanjutan

Terkait dengan prognosis bencana di masa depan terkait dengan perubahan iklim, manajemen risiko bencana (pengurangan risiko bencana/ PRB) menjadi salah satu elemen penentu pembangunan berkelanjutan. Kemungkinan melibatkan masyarakat umum dalam implementasi DRM saat ini sedang menjadi topik yang sering dibicarakan. Secara khusus, kesiapsiagaan penduduk untuk pelibatan masyarakat dipertanyakan dan, oleh karena itu, pemahaman tentang kondisi yang memfasilitasi kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana sangat menentukan. Artikel ini menyajikan hasil penelitian yang menyelidiki factor - faktor yang mempengaruhi (1) kesiapsiagaan objektif penduduk, serta (2) persepsi subjektif tentang kesiapsiagaan kita terhadap bencana. Analisis statistik menemukan bahwa kedua sisi kesiapsiagaan masyarakat bergantung terutama pada pengalaman mereka dengan bencana, kesadaran akan risiko yang mungkin terjadi dan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan situasi, dan potensi ekonomi rumah tangga. Hasilnya menekankan perlunya mendukung proses peningkatan kesadaran akan risiko dan kemungkinan prosedur pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebelum bencana, termasuk kelompok yang lebih rentan secara ekonomi. Di bidang ini, kolaborasi otoritas yang bertanggung jawab dan masyarakat umum sangat diinginkan. Oleh karena itu, penelitian kami dan hasil - hasilnya dapat dijadikan sebagai pendukung dalam pembuatan kebijakan DRM dan pembangunan berkelanjutan. Artikel ini dipublikasikan pada 2020 di jurnal MDPI

SELENGKAPNYA

Mengatasi Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat melalui Survei Facebook: Keuntungan, Tantangan, dan Pertimbangan Praktis

Indonesian officials conduct health screening on 156 migrant workers who arrived from Malaysia at Surabaya airport in Indonesia's East Java on April 7, 2020, amid concerns of the spread of the COVID-19 coronavirus. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP)Media sosial menjadi media utama yang digunakan untuk publikasi informasi kesehatan. Selama pandemi COVID-19 penggunaan media ini semakin meningkat, banyak infografis atau poster yang mudah ditemukan di beberapa fitur media sosial seperti facebook, twitter, instagram, website dan sebagainya. Artikel ini menjelaskan keuntungan, tantangan dan pertimbangan praktis menggunakan survei Facebook untuk kampanye informasi sehubungan dengan pandemi. Termasuk diskusi potensial bias informasi dan bagaimana pembaca menanganinya. Penilaian didasarkan pada Survei Perilaku Kesehatan COVID-19 (CHBS) yang dilakukan antara 13 Maret dan 12 Agustus 2020 di 8 negara (yaitu, Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat) dengan menghasilkan total 144.034 kuesioner. Facebook adalah platform media sosial terbesar, dengan 2,45 miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia pada Musim Gugur 2019, salah satu keuntungan penggunaan facebook ini memungkinkan menarik sampel multinasional dari berbagai bagian dari masing-masing populasi nasional. Serangkaian tantangan yang paling penting berkaitan dengan masalah bias seleksi diri. Ada beberapa aspek praktis yang perlu dipertimbangkan saat menggunakan iklan Facebook untuk penelitian survei. Salah satunya, kemungkinan menargetkan kelompok pengguna tertentu memudahkan untuk merekrut anggota dari sub-populasi tertentu, bahkan ketika mereka kurang terwakili di facebook. iklan bertarget di Facebook dapat menjadi alat yang ampuh untuk merekrut peserta dalam survei ad hoc dari populasi umum selama keadaan darurat kesehatan masyarakat, selama langkah-langkah metodologis tertentu diambil untuk mengatasi masalah seleksi mandiri.

Selengkapnya

More Articles ...