logo2

ugm-logo

2.925 Bencana Alam di tahun 2020

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 2.925 kejadian bencana alam selama tahun 2020. Bencana alam tersebut didominasi banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Dari jumlah kejadian bencana tersebut, bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung masih dominan pada tahun ini," kata Kepala BNPB Doni Monardo dalam Webinar "Kaleidoskop Kebencanaan 2020 dan Prediksi Fenomena Serta Potensi Bencana Tahun 2021" secara daring di Jakarta, Selasa (29/12/2020).

Berdasarkan rincian data bencana hidrometeorologi, kejadian banjir telah terjadi hingga sebanyak 1.065 kejadian selama tahun 2020. Kemudian bencana yang disebabkan oleh angin puting beliung telah terjadi sebanyak 873 dan tanah longsor 572 kejadian. Selanjutnya karhutla telah terjadi sebanyak 326, gelombang pasang dan abrasi 36 kejadian dan kekeringan terjadi sebanyak 29 kejadian Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " 2.925 Bencana Alam Terjadi selama 2020, Paling Banyak Banjir "

3 Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Ditemukan Sejauh Ini

Jakarta - Vaksin COVID-19 sangat ditunggu masyarakat seluruh dunia agar terhindar dari infeksi virus Corona. Dari banyaknya vaksin yang tengah diteliti ilmuwan, vaksin Pfizer-BioNtech dan vaksin Moderna menunjukkan efektivitas terhadap virus Corona lebih dari 90 persen.

Saat ini, vaksin Pfizer-Biontech dan vaksin Moderna telah mengantongi izin edar darurat dari FDA dan tengah digunakan di berbagai negara termasuk Inggris, Bahrain, Amerika Serikat, Kanada, dan Arab Saudi.

Dua vaksin tersebut menggunakan potongan kode genetik untuk memunculkan respons imun yang disebut vaksin mRNA. Jenis vaksin ini tidak mengubah sel manusia, tetapi hanya memberikan instruksi pada tubuh untuk membangun kekebalan terhadap virus Corona.

Meskipun vaksin ini memiliki efisiensi lebih dari 90 persen, keduanya juga memiliki beberapa efek samping yang akan dirasakan saat disuntikkan ke tubuh. Maka dari itu, penting mengetahui efek samping apa yang mungkin akan terjadi setelah vaksinasi.

Dikutip dari Healthshots, berikut tiga efek samping yang teramati sejauh ini pada pemberian vaksin COVID-19 berbasis mRNA.

1. Nyeri di area suntikan

Vaksin COVID-19 akan diberikan dalam dua dosis selang tiga minggu. Berdasarkan data terbaru yang dikumpulkan dari 37.586 peserta yang mendaftar dalam uji klinis tahap 3, 18.801 menerima vaksin, sementara 18.785 telah menerima plasebo, efek samping yang paling sering dilaporkan orang setelah divaksin adalah reaksi di tempat penyuntikan. Beberapa melaporkan adanya kemerahan, demam, hingga pembengkakan ringan di area bekas suntikan.

Dalam beberapa kasus, orang merasa agak sulit untuk menggerakkan lengan karena sakit.

2. Kelelahan, sakit kepala dan nyeri otot

Efek samping setelah vaksin juga meliputi kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Kelelahan terlihat pada 63 persen peserta, sementara sakit kepala dan nyeri otot memengaruhi masing-masing 55 persen dan 38 persen.

Umumnya gejala tersebut ringan dan akan membaik dalam satu atau dua hari. Beberapa orang juga merasa menggigil, nyeri sendi, dan demam setelah penyuntikan vaksin dosis kedua.

3. Gangguan neurologis

Tingkat efek samping serius yang dilaporkan kurang dari 0,5 persen pada vaksin COVID-19. Ada empat kasus Bell's palsy atau kelumpuhan wajah pada orang yang diberi vaksin di Amerika Serikat.

Namun, praktisi medis mengatakan tidak ada yang perlu dihawatirkan, karena kondisi tersebut konsisten jumlahnya dengan kasus yang dilaporkan sebelumnya. Di sisi lain, belum ada penelitian lebih lanjut yang menunjukkan bahwa kondisi itu disebabkan karena vaksin.

More Articles ...