logo2

ugm-logo

UNS Kirim Tim Stress Healing untuk Bantu Korban Erupsi Semeru

Merdeka.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali memberangkatkan sukarelawan untuk membantu masyarakat terdampak bencana erupsi Gunung Semeru. Sebanyak 13 relawan, tiga di antaranya tim stress healing akan bertugas selama 10 hari ke depan.

"Mereka kita berangkatkan Selasa (14/12) sore kemarin. Ini pemberangkatan yang kedua. Pada hari Minggu (5/12) lalu UNS juga memberangkatkan 15 sukarelawan ke Semeru. Mereka yang sudah bertugas selama 10 hari ditarik kembali ke kampus, dan digantikan oleh Tim Satgas Semeru sorti kedua," ujar Wakil Rektor Riset dan Inovasi UNS, Prof. Kuncoro Diharjo, Rabu (15/12).

Menurut Kuncoro, operasi kedua ini merupakan dukungan medis, bukan operasi evakuasi. Ia menekankan kepada sukarelawan agar bertugas sesuai arahan pimpinan dari universitas.

"Tugas utama teman-teman adalah mendampingi tim kesehatan dan trauma healing. Tapi jika benar-benar dibutuhkan untuk evakuasi, tidak dimungkiri kalau nanti ada kemungkinan bergerak," katanya.

Kuncoro menjelaskan, 13 sukarelawan yang diberangkatkan tersebut tiga orang dari VAGUS, tiga orang SAR UNS, dua orang dari Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS, dua orang dari KSR UNS, dan tiga lainnya dari Pusat Studi Bencana (PSB) LPPM UNS. Ketiga belas sukarelawan ini menyusul lima sukarelawan medis dari RS UNS yang sudah bertugas di lokasi.

"Pada pemberangkatan kali ini UNS melengkapi tim satgas dengan tim stress healing. Tim stress healing berasal dari PSB LPPM UNS yang dibantu oleh KSR UNS," katanya.

Kuncoro mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Tengah. "Beliau mengutus satu tim untuk trauma healing dan sudah dikirim ke sana. Saya harap tim trauma healing UNS saling kontak dengan tim Polda Jateng supaya dapat berkolaborasi," imbuh dia.

Komandan Tim Satgas Semeru sorti pertama, Agung mengemukakan, pengikutsertaan tim stress healing dilatarbelakangi dengan kebutuhan lapangan. Korban terdampak letusan Semeru mulai merasakan dampak sosial sehingga membutuhkan tim ini.

"Saat ini 10 hari setelah erupsi, kemungkinan karena situasi alam dan masyarakat terdampak, mungkin mereka mulai terjangkit sakit baik fisik maupun psikis. Makanya kita ada tim lengkap dari medis dan psikiatri," katanya.

Menurut dia, Tim Satgas Semeru UNS sorti kedua diberangkatkan menuju posko kesehatan UNS di SMP 1 Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Posko kesehatan tersebut menampung 1.154 orang pengungsi korban erupsi Gunung Semeru. Tim Satgas Semeru UNS juga mendapat rumah aman di rumah warga setempat yang dijadikan rumah induk dalam berkoordinasi.

Selain pemberangkatan sukarelawan, kegiatan ini juga diisi dengan penyerahan donasi dari berbagai pihak. Yakni dari Lazis UNS dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sebesar Rp25 juta, Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS sebanyak Rp20 juta, serta Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS sebanyak Rp5 juta. [cob]

Penjelasan Para Pakar terkait Letusan Gunung Semeru

Jakarta - Mengapa Gunung Semeru erupsi? Jawaban dari pertanyaan ini masih dicari-cari masyarakat. Hal ini lantaran beberapa waktu lalu terjadi erupsi Gunung Semeru, yaitu pada Sabtu (4/12/2021).

Erupsi Gunung Semeru mengakibatkan 46 orang tewas dan masih ada korban hilang. Ribuan orang mengungsi akibat bencana ini.

Lalu, mengapa Gunung Semeru erupsi? Simak informasinya yang sudah kami rangkum berikut ini.

Mengapa Gunung Semeru Erupsi? Ini Pernyataan Pakar Geologi

Menjawab pertanyaan mengapa Gunung Semeru erupsi, pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, M Haris Miftakhul Fajar mengungkapkan penyebab erupsi Gunung Semeru. Menurutnya, guguran material ini sebagian besar merupakan akumulasi hasil erupsi di hari-hari sebelumnya.

Erupsi merupakan proses alami yang berkaitan dengan proses endogenik dan disebabkan karena ketidakstabilan dapur magma. Sejak November lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik berupa gempa erupsi Gunung Semeru.

"Maka, bersamaan dengan adanya peningkatan aktivitas erupsi, terindikasi pula adanya peningkatan jumlah material vulkanik yang terkumpul di sekitar kawah," papar Haris di Surabaya, Kamis (9/12/2021)

Haris menyebut rekaman aktivitas seismik Gunung Semeru saat itu diketahui tidak menunjukkan adanya gempa karena erupsi yang besar. Namun, memang terekam data seismisitas akibat aktivitas guguran yang meningkat tajam dan adanya gempa erupsi intensitas kecil.

Mengapa Gunung Semeru Erupsi? Ini Kata Ahli Vulkanologi ITB

Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman juga mengungkapkan bahwa material aliran lahar yang terjadi di Gunung Semeru merupakan akumulasi dari erupsi di hari-hari sebelumnya. Mirzam mengatakan material abu vulkanik menutupi kawah gunung tersebut sehingga membuat Gunung Semeru Erupsi.

Mirzam menjelaskan lebih lanjut mengapa Gunung Semeru erupsi, Ada tiga hal yang menyebabkan sebuah gunung api bisa meletus, yakni:

  1. Volume di dapur magmanya sudah penuh
  2. Ada longsoran di dapur magma yang disebabkan terjadinya pengkristalan magma
  3. Ada longsoran di atas dapur magma.

Mirzam mengungkapkan Gunung Semeru erupsi karena faktor yang ketiga, yaitu adanya longsoran di atas dapur magma. Walaupun hanya ada sedikit material vulkanik yang berada di dalam dapur magma, Gunung Semeru tetap bisa erupsi.

"Faktor yang ketiga ini sepertinya yang terjadi di Semeru, jadi ketika curah hujannya cukup tinggi, abu vulkanik yang menahan di puncaknya baik dari akumulasi letusan sebelumnya, terkikis oleh air, sehingga gunung api kehilangan beban. Sehingga meskipun isi dapur magmanya sedikit yang bisa dilihat dari aktivitas kegempaan yang sedikit (hanya bisa diditeksi oleh alat namun tidak dirasakan oleh orang yang tinggal di sekitarnya), Semeru tetap bisa erupsi," jelasnya pada Minggu (5/12/2021).

Mengapa Gunung Semeru erupsi juga disebut bukan karena curah hujan. Simak informasinya di halaman selanjutnya.

More Articles ...