logo2

ugm-logo

Diterpa Banjir dan Konflik, Sultra Tetapkan Tanggap Darurat

Diterpa Banjir dan Konflik, Sultra Tetapkan Tanggap Darurat

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menetapkan masa tanggap darurat bencana alam dan konflik sosial selama 14 hari dari 10-24 Juni.

Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi meminta bantuan pemerintah pusat dalam menangani dampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Konawe Utara, Konawe, Konawe Selatan, dan Kolaka Timur, serta konflik sosial di Kabupaten Buton.

"Saya selaku Gubernur Sulawesi Tenggara mewakili pemerintah daerah setempat mengharapkan bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial dalam rangka mempercepat penanganan bencana banjir dan tanah longsor serta konflik sosial yang terjadi," katanya saat mendampingi Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi Posko Logistik Bencana Korem 143/HO Kendari, di Kendari, Rabu (12/6) dikutip dari Antara.


"Kami yakin dan percaya Presiden RI sangat menyayangi masyarakat seluruh Indonesia, khususnya yang ada di Sulawesi Tenggara yang terkena dampak banjir," ia menambahkan.

Menteri Sosial tiba di Posko Induk Logistik di Korem Kendari untuk menyerahkan bantuan senilai Rp3,7 miliar serta enam kontainer bahan pokok bagi korban bencana alam dan konflik sosial.

Gubernur Sulawesi Tenggara menerima bantuan itu lalu secara simbolis menyerahkannya kepada korban bencana.

"Bantuan dari Kemensos hari ini merupakan bantuan awal, dan untuk selanjutnya akan tetap kita berikan sepanjang pemerintah provinsi mengirimkan surat ajuan terkait kebutuhan yang mendesak," kata Menteri Sosial.

Ia menambahkan bahwa khusus kepada warga yang rumahnya rusak akibat konflik sosial yang terjadi di Buton, pemerintah akan memberikan bantuan dana rehabilitasi sebesar Rp15 juta per keluarga.

Diketahui, curah hujan tinggi di wilayah Sultra menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Sultra. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir ini membuat puluhan ribu warga mengungsi dan membuat banyak rumah rusak.

Sementara, bentrok terjadi antara warga Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya di Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Sultra, dan menyebabkan 87 rumah terbakar dan dua orang meninggal dunia.

Bencana Banjir di Konawe Utara: 58 Rumah Hanyut, 4.089 Jiwa Mengungsi

Bencana Banjir di Konawe Utara: 58 Rumah Hanyut, 4.089 Jiwa Mengungsi

Konawe Utara - Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, diguyur hujan tanpa henti selama sepekan lamanya. Akibatnya 58 rumah warga hanyut terseret arus dan 4.089 orang harus mengungsi.

"Jadi perlu kami informasikan saat ini bajir dimulai dari tanggal 2 Juni 2019 dan kemudian hujan terus tanpa henti. Hujan mulai dari tanggal 31 Mei 2019 yang tidak ada henti hingga hari ini Minggu (9/6)," ujar Bupati Konawe Utara Ruksamin kepada detikcom, Minggu (9/6/2019).

Ruksamin mengungkapkan, jumlah korban mengungsi tersebut didata pihaknya hingga Sabtu (8/6) malam tadi pukul 23.00 Wita.

"Sampai tadi malam pukul 23.00 Wita kami data pengungsi sudah 1.054 KK atau 4.089 jiwa. Rumah rusak yang hanyut 58 unit. Hanyut dibawah air habis tinggal bekas," katanya.

Dikatakan Ruksamin, banjir juga merendam ribuan rumah. Namun pihaknya belum dapat memberikan jumlah pasti dari rumah yang terendam.

"Rumah terendam itu ribuan unit, belum bisa kami pastikan jumlahnya, sementara masih pendataan," ucapnya.

Sementara itu, pemerintah bersama BPBD setempat juga masih mengalami kendala dalam mengevakuasi korban. Ada 4 kecamatan yang susah diakses dengan transportasi air dan darat.

"Kendalanya, kami belum bisa mengakses transportasi di 4 Kecamatan, kemarin di Kecamatan Oheo itu kami diinformasikan itu baru 5 desa terendam, sekarang sudah rata semuanya, sekecamatan Oheo," tuturnya.
(nvl/hri)

More Articles ...