logo2

ugm-logo

TEKNOLOGI MITIGASI BENCANA: Bukan Sekadar Peringatan Dini

TEKNOLOGI MITIGASI BENCANA: Bukan Sekadar Peringatan Dini

Bisnis.com, JAKARTA — Saat ini, hal terpenting yang harus dilakukan oleh setiap badan penanggulangan bencana adalah mengevolusi kemampuan yang dimiliki, dengan tidak hanya cakap dalam melakukan early warning, tetapi juga early action.

Peringatan dini atau early warning, sudah terbukti tidak ampuh dalam mengurangi dampak bencana alam.

Pasalnya, setelah bertahun-tahun langkah-langkah yang sesuai dengan metode early warning diterapkan di Tanah Air, dampak dari bencana alam justru tidak menunjukkan pengurangan, melainkan sebaliknya.

Berdasarkan pernyataan Plh. Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra, jumlah bencana yang terjadi di Tanah Air sejak awal Januari 2019 sampai dengan Februari 2019 meningkat sebanyak 45% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Adapun, berdasarkan data BNPB yang dipublikasikan Maret 2019, disebutkan bahwa sejak awal Januari 2019 sampai dengan Februari 2019, telah terjadi sebanyak 709 bencana alam yang menyebabkan 130 orang meninggal dunia dan hilang, serta lebih dari 396.000 orang harus mengungsi dan terdampak.

Dengan kata lain, secara matematis, pada periode Januari—Februari 2018 setidaknya terjadi sekitar 319 bencana, 58 korban meninggal dan hilang, serta 16.200 orang mengungsi dan terdampak.

Pada tahun sebelumnya, data BNPB mengungkapkan Indonesia menghadapi 2.341 bencana alam, yang menyebabkan terjadinya evakuasi terhadap 3,49 juta penduduk, kerusakan terhadap sekitar 50.000 rumah dan fasilitas publik, dan 377 kematian.

Jika angka-angka tersebut dirata-ratakan, maka pada 2017 Indonesia mengalami sedikitnya 195 bencana alam, 31 korban meninggal, dan 290.000 penduduk yang dievakuasi di setiap bulannya.

Tim Penanggulangan Bencana Fokus Jangkau Pedalaman Halmahera Selatan

Ternate: Tim penanggulangan bencana Maluku Utara fokus menjangkau daerah pedalaman Halmahera Selatan yang terdampak gempa. Sehingga mereka yang terdampak segera mendapat penanganan medis dan bantuan logistik.
 
Komandan satuan tugas penanggulangan bencana Kolonel Inf Endro Satoto mengatakan belasan truk, dua kapal, dan dua helikopter dikerahkan untuk mengirim bantuan ke pedalaman Halmahera Selatan. Sejumlah bantuan yang diberikan di antaranya bahan makanan, pakaian, keperluan bayi, dan tenda pengungsian bagi korban gempa Halmahera Selatan.
 
"Proses pengiriman logistik yang terdiri dari bahan makanan, keperluan bayi, pakaian, hingga tenda pengungsian terus dilakukan oleh Satgas Penanggulangan Bencana yang terpusat di Desa Saketa," kata Endro, melansir Antara, Minggu, 21 Juli 2019.

Ia menjelaskan tim penanggulangan bencana mengerahkan dua helikopter untuk mengirim bantuan dan petugas kesehatan ke Dowora, Kukupang, Bisui, Luim, dan Tabahidayah. Selain itu, dua kapal yakni KM Baaburahman dan Inka Mina mengirim petugas medis dan bantuan ke Pasipalele, Awis, Dowora, Jibubu, Gane Luar, Rengarenga, dan Kuwo.
 
Endro menerangkan tim kesehatan dan bantuan logistik juga dikirim ke daerah pedalaman Gane Dalam dan Gane Luar yang terdampak gempa mengunakan helikopter. Berbekal peralatan medis dan obat-obatan, tim medis akan menyisir di daerah pedalaman yang tidak bisa dijangkau sarana transportasi darat.
 
Menurut Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah Letkol Ckm Joni Satria, tim kesehatan bergerak lewat jalur udara dan laut untuk melayani korban gempa yang membutuhkan bantuan medis.
 
"Kami bekali dengan peralatan dan obat-obatan serta alat komunikasi, sehingga apabila mereka menemukan pasien yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut dapat segera melakukan evakuasi menggunakan moda transportasi yang ada," katanya.
 
Kabupaten Halmahera Selatan pada 14 Juli pukul 16.10 WIB diguncang gempa dengan magnitudo 7,2 yang pusatnya berada pada kedalaman 10 kilometer di 62 kilometer Timur Laut Labuha, Maluku Utara. Gempa itu diikuti dengan puluhan gempa susulan yang getarannya dirasakan oleh warga.
 
Peristiwa itu mengakibatkan lima orang meninggal. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis gempa menyebabkan 32 orang luka berat dan 97 orang luka luka ringan. Gempa juga mengakibatkan 1.061 rumah dan sedikitnya 78 fasilitas umum rusak berat, 1.412 rumah rusak sedang, dan 39 fasilitas umum rusak ringan.

More Articles ...