logo2

ugm-logo

10 Penyebab Banjir dan Solusi untuk Mengatasinya, Wajib Diperhatikan

Merdeka.com - Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang dapat menggenangi sebuah daerah.

Banjir dapat dikatakan sebagai aliran air yang tidak dapat tertampung lagi oleh sungai, aliran air, dan saluran irigasi yang lainnya. Biasanya air banjir merupakan air yang berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus sehingga dapat menyebabkan luapan.

Saat bencana ini terjadi, banyak orang kehilangan harta benda mereka, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Karena hal tersebut, sudah sepatutnya kita sebagai manusia menjaga alam agar tidak ada lagi terjadinya banjir yang akan merugikan banyak orang.

Untuk mengetahui apa saja penyebab banjir, berikut ini merdeka.com merangkum 10 penyebab banjir dan solusi untuk mengatasinya yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Penebangan Hutan Liar

Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab banjir yang sangat umum. Penebangan hutan menjadikan lahan resapan air akan sangat berkurang dan dapat menimbulkan bencana seperti banjir ataupun tanah longsor.

Adanya daerah resapan air merupakan hal yang sangat penting dan dapat mencegah terjadinya bencana banjir tersebut. Oleh karena itu, sudah kewajiban kita tetap menjaga kelestarian hutan kita dan tidak menyebabkan hutan gundul yang dapat mengakibatkan banjir.

2. Sampah yang Dibuang Sembarangan

Penyebab banjir yang sering kita tidak sadari adalah kebiasaan akan membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan contohnya di sungai, akan dapat mengakibatkan mampetnya aliran air dan akibatnya air sungai akan meluap.

Hal tersebut menjadi sebuah pemicu terjadinya banjir yang dapat merugikan masyarakat ataupun menimbulkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

3. Pemukiman yang Dibangun di Bantaran Kali

Penyebab banjir biasanya adalah kurang tertatanya pemukiman penduduk yang berada di daerah bantaran sungai. Hal negatif yang dapat timbul akibat hal tersebut adalah dapat membuat pendangkalan sungai karena kebiasaan buang sampah yang dilakukan para warganya dan dibuang langsung ke sungai.

Selain itu, keadaan tanah di sekitar kiri dan kanan bangunan bisa saja ambles dan menutup sisi-sisi sungai. Hal tersebut menyebabkan penyempitan aliran sungai dan rawan akan terjadinya banjir.

4. Daerah yang Memiliki Dataran Rendah

Biasanya banjir akan timbul pada daerah-daerah yang memiliki kontur tanah yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa air akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya lebih rendah. Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya banjir akan lebih besar.

5. Curah Hujan yang Cukup Tinggi

Penyebab banjir dan solusi untuk mengatasinya yang berikutnya adalah tingginya intensitas curah hujan di suatu daerah. Jika hujan lebat terjadi telah berlarut-larut dalam waktu yang lama akan sangat berpotensi terjadi banjir. Terutama pada daerah-daerah yang juga memiliki kontur tanah yang rendah.

6. Pengaturan Drainase yang Diubah Tanpa Mengindahkan Amdal

Drainase merupakan salah satu infrastruktur yang penting bagi suatu kota dalam mencegah terjadinya banjir. Biasanya drainase banyak diubah tanpa mengindahkan amdal. Hal tersebut banyak terjadi di daerah perkotaan.

Daerah hutan atau rawa seharusnya juga dapat berguna untuk mengatasi banjir. Namun pada realitanya, banyak lahan yang telah dialih fungsi menjadi mall atau gedung-gedung perkantoran.

Penyeimbangan antara pembangunan di daerah kota dan kawasan drainase kota sebaiknya perlu dilakukan agar dapat mencegah terjadinya banjir.

7. Salah Sistem Kelola Tata Ruang

Kesalahan pada sistem tata kelola ruang di daerah perkotaan biasanya seringkali menyebabkan sering terjadinya banjir. Dengan adanya kesalahan tersebut, biasanya air akan sulit menyerap ke dalam tanah dan menyebabkan aliran air menjadi lambat. Sementara pada musim penghujan, air yang datang ke daerah tersebut akan lebih banyak jumlahnya dari biasanya sehingga dapat cepat menyebabkan banjir.

8. Tanah yang Tidak Mampu Menyerap Air

Ketidakmampuan tanah dalam melakukan penyerapan air biasanya disebabkan karena berkurangnya lahan hijau atau lahan terbuka lainnya yang ada di perkotaan. Hal tersebut mengakibatkan air masuk ke dalam saluran, sungai, danau, ataupun selokan. Apabila tempat-tempat tersebut sudah meluap, dapat dipastikan bahwa air yang meluap mengakibatkan banjir.

9. Pemakaian Air Tanah yang Tinggi

Penyebab banjir yang selanjutnya adalah adanya pemakaian air tanah yang tinggi. Potensi banjir di perkotaan biasanya disebabkan oleh mobilitas yang tinggi dan pembangunan yang pesat sehingga menyebabkan kebutuhan air di kota jauh lebih tinggi.

Pada faktanya, penggunaan air tanah yang masih dapat memunculkan problem baru, yakni permukaan tanah menjadi turun. Hal tersebut dikarenakan oleh jumlah air tanah yang berkurang. Permukaan tanah yang mengalami penurunan akan memperbesar risiko terjadinya banjir.

10. Tinggal di Daerah Resapan Air

Bagi sebuah perkotaan, daerah resapan air merupakan suatu kunci untuk mencegah terjadinya banjir. Namun kebanyakan saat ini daerah resapan air di perkotaan telah beralih fungsi sebagai pemukiman warga. Akibatnya daerah resapan air akan semakin sedikit dan akan memicu potensi banjir lebih tinggi pada saat datangnya musim penghujan.

Bertambah, Pemerintah Umumkan 19 Orang Positif Terinfeksi Virus Corona di Indonesia

Trubus.id -- Pemerintah melalui juru bicara nasional terkait penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengungkapkan, jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (covid-19) di Indonesia bertambah 13 kasus dari sebelumnya. Dengan demikian jumlah kasus menjadi 19 kasus dengan pasien termuda berusia 16 tahun dan pasien tertua berusia 59 tahun.

Dari jumlah tersebut, Yuri mengatakan, diantara pasien tersebut ada warga negara asing (WNA) yang dirawat di rumah sakit di Indonesia.

“Jumlah kasus yang terkonfirmasi positif sebanyak 19. Ini adalah penjumlahan dari yang sudah dirilis diawal dari pasien nomor 1 dan nomor 6. Hari ini saya menyampaikan nomor 7 sampai 19,” kata Yuri dalam konferensi pers terkait Covid-19 di Istana Negara, Senin sore (9/3).

Yuri menyebutkan tujuh dari tiga belas kasus baru tersebut berasal imported case, yakni yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara yang telah terjangkit covid-19. Setelah kembali ke Indonesia, beberapa hari kemudian menujukkan gejala yang mengarah ke penyakit covid-19.

“Sudah (ditelusuri) dari 3 negara. Yang pasti dari negara yang terinfeksi,” tuturnya lewat keterangan tertulis Kementerian Kesehatan.

Di samping imported case, penambahan 6 kasus positif merupakan hasil tracing dan tracking dari 6 kasus positif sebelumnya yang merupakan bagian dari kluster Jakarta. Mereka saling terkait termasuk 2 WNA yang juga terkonfirmasi positif.

“Yang pertama kita identifikasi sebagai kasus 07, perempuan (59 tahun) kondisinya sakit ringan-sedang dan stabil. Kasus ini adalah imported case, yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri dan beberapa saat menunjukkan gejala ke arah covid-19 kemudian dilakukan pemeriksaan baik dengan PCR maupun Genom sekuensing hasilnya positif. Selanjutnya kasus 08, laki-laki (56 tahun) pasien ini tertular kasus 07 karena memang suami istri,” jelas Yuri.

Untuk diketahui bahwa tracing dan tracking merupakan langkah pemerintah untuk mempercepat penelusuran dan penemuan kasus untuk melakukan pemeriksaan serta meyakinkan guna mendapatkan kasus positif maupun negatif dalam konteks kedaruratan masyarakat bukan dalam konteks protokol perawatan penderitanya. Keberhasilan pengendalian penyakit ini adalah bagaimana memutuskan rantai penularan dengan cara melakukan isolasi terhadap kasus yang positif.

“Bagi kita sekali lagi saya tekankan, status positif atau bukan itu tidak akan banyak berpengaruh pada rawatan pasiennya, tetapi lebih cenderung pada bagaimana antisipasi penularannya, karena tentunya kita harus melakukan contact tracing sehingga kita bisa dengan cepat mencari, menemukan, dan mengisolasi, supaya tidak ada sumber penularan lagi di masyarakat yang semakin membuat tidak terkendalinya sebaran dari penyakit ini. Ini yang penting,” terangnya.

Dengan bertambahnya jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Indonesia, Yuri mengatakan pihaknya mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo agar masyarakat tetap tenang namun selalu waspada. Mengingat penyakit ini memiliki gejala ringan bahkan asimptomatik.

“Kami sudah mendapat arahan lagi dari Presiden bahwa masyarakat diminta untuk tetap tenang karena kecenderungan penyakit ini sekarang secara klinis tidak seperti yang kita bayangkan di Wuhan,” pungkasnya.

More Articles ...