logo2

ugm-logo

Pakar Penanganan COVID-19 Sebut Corona Bisa Selesai Sebulan, Ini Caranya

Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Corona, Prof Wiku Bakti Adisasmito

Jakarta - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan wabah virus Corona di Indonesia bisa diakhiri dalam sebulan tanpa lockdown. Syaratnya, semua masyarakat harus kompak menggalakkan cuci tangan dan memakai masker. Benar-benar kompak, tanpa terkecuali.

"Pasti sebulan lagi juga sudah selesai kalau Indonesia melakukan langkah ini secara kolektif, maka selesai outbreak ini," kata Wiku Bakti Bawono Adisasmito, kepada detikcom, Rabu (8/4/2020).

Langkah kolektif yang dia maksud ialah cuci tangan menggunakan sabun dan mengenakan masker. Dua langkah itu harus dilakukan dengan maksimal oleh banyak orang.

Sebelumnya, para pakar kesehatan masyarakat hingga matematikus telah membuat model prediksi puncak virus Corona dengan jumlah penularan yang mengerikan. Bila tanpa intervensi yang tegas dari pemerintah, jutaan orang bisa terinfeksi COVID-19, sebutan untuk penyakit akibat virus SARS-CoV-2.

"Puncak kasus COVID-19 tidak akan terjadi apabila masyarakat secara kolektif menyadari pentingnya cuci tangan dan memakai masker. Mari kita semua cuci tangan, mari kita semua pakai masker," kata profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini.

Penularan COVID-19 adalah melalui cairan hidung dan mulut (droplet) orang yang terinfeksi, melompat lewat bersin dan batuk, masuk ke hidung, mulut, atau mata orang yang sehat. Droplet mengandung virus Corona bisa pula berada di permukaan benda dan disentuh oleh orang yang sehat, kemudian orang yang sehat tersebut tertular COVID-19 karena tangannya yang terkena droplet itu dia gunakan untuk menyentuh mulut, hidung, atau matanya.

"Dua puluh persen penularan virus Corona adalah melalui droplet (lendir hidung dan mulut), 80 persen penularan virus Corona melalui tangan manusia. Jadi kalau dua hal itu dibereskan (dengan masker dan cuci tangan memakai sabun), maka akan ada nol (0) penularan," kata Wiku.

Kini, masyarakat harus mulai mengadakan masker secara swadaya alias bikin sendiri dan dibagi-bagi sendiri. Pemakaian masker secara pribadi tidak cukup apabila orang-orang di sekitar masih belum mengenakan masker.

"Kalau mayoritas masyarakat Indonesia mempraktikkan cuci tangan secara sering dan mengenakan masker, maka apakah kasusnya akan naik? Ya tidak bisa naik, karena tidak akan ada jalan masuk penularan. Yang kena makin lama makin sedikit karena masyarakat berubah perlilakunya secara konsisten," kata Wiku.

Masyarakat juga perlu menjaga kondisi psikologi dan kebugaran tubuh di masa penjagaan jarak fisik ini (physical distancing). Menurutnya, olahraga di luar ruangan tetap baik dilakukan asalkan menjaga tangan dalam kondisi sudah dicuci dengan sabun sebelum menyentuh mulut, hidung, dan mata. Masker juga perlu tetap dikenakan. Perilaku masyarakat perlu diubah demi menyelamatkan Indonesia dari puncak Corona. Wabah berkepanjangan akan berakibat buruk bagi ekonomi masyarakat.

"Sampai kapan wabah ini? Sampai kita secara kolektif mampu melakukan perubahan perilaku itu. Kalau kita tidak mampu maka silakan tarik garis sampai kapanpun kita akan hidup dengan Corona dengan jumlah yang banyak, dan korbannya akan banyak, ekonomi kita akan susah. Kalau Anda tidak ingin kehilangan pekerjaan, ubahlah perilaku Anda," tuturnya.

Peta Corona Jateng, Semarang Kasus Corona Terbanyak

Peta Corona Jateng, Semarang Kasus Corona Terbanyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus memperbarui website penyebaran virus corona COVID-19 agar warganya bisa memantau. Nama websitenya adalah corona.jatengprov.go.id.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Kamis (26/3/2020), data dalam situs ini yang diupdate tanggal 25 Maret 2020 pukul 16.00 WIB. Disebutkan ada 2.858 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 270 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan ada 38 orang terkonfirmasi positif corona.


Selain itu, dari 38 kasus positif corona di Jateng, terdapat jumlah orang yang meninggal sebanyak 4 orang dan 34 lainnya sedang dirawat di tempat sebagai berikut ;

  • 4 di RS Dr. Moewardi Solo
  • 7 di RS Dr. Kariadi Semarang
  • 1 di RS Tidar Magelang
  • 3 di RS Telogorejo Semarang
  • 5 di Rumah Sakit Wongso Negoro Semarang
  • 1 di RSUD Kraton Pekalongan
  • 1 di RS Margono Purwokerto
  • 3 di RSUD Banyumas
  • 1 di RSUD Kardinah Tegal
  • 2 di RSU dr. Soedjono Magelang
  • 1 di RSUD Cilacap
  • 1 di RSUD Setjonegoro Wonosobo
  • 1 di RSUD dr. Soediran MS Wonogiri
  • 3 di RSUD dr. R. G. Taroenadibrata Purbalingga
  • 3 di RS Dr. Moewardi Solo
  • 1 di RS Dr. Kariadi Semarang

Dalam website tersebut dijabarkan pula peta sebaran kasus corona di daerah Jateng dengan masing-masing diberikan keterangan warna. Contohnya zona atau warna merah yang berarti daerah tersebt terdapat kasus positif corona.

Oleh karena itu berikut daerah Jateng yang paling banyak terdapat kasus positif corona atau ditandai  sebagai zona merah, per 25 Maret ;

  • Kota Tegal : ODP (19), PDP (14), Positif Corona (1)
  • Purbalingga : ODP (77), PDP (9), Positif Corona (3)
  • Banyumans : ODP (154), PDP (16), Positif Corona (4)
  • Cilacap : ODP (49), PDP (8), Positif Corona (1)
  • Kota Pekalongan : ODP (31), PDP (1), Positif Corona (1)
  • Wonosobo : ODP (218), PDP (2), Positif Corona (1)
  • Kota Magelang : ODP (47), PDP (17), Positif Corona (3)
  • Kota Semarang : ODP (700), PDP (78), Positif Corona (16)
  • Kota Surakarta : ODP (69), PDP (22), Positif Corona (7)
  • Wonogiri : ODP (27), PDP (7), Positif Corona (1)

Catatan saja, orang Dalam Pemantauan (ODP) merupakan pasien yang dipulangkan untuk dipantau kesehatannya selama 14 hari oleh Puskesmas di wilayah domisili.

Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) adalah pasien dirujuk ke RS Rujukan Covid-19 untuk mendapatkan perawatan dan pemeriksaan swab tenggorokan dan memastikan positif atau negatif Covid-19.

More Articles ...