logo2

ugm-logo

Dokter yang Menangani Corona Meninggal Dunia di RS Polri Kramat Jati

Liputan6.com, Jakarta - Seorang dokter yang menangani pasien penderita virus Corona atau Covid-19 meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Hal itu dibenarkan Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti.

"Ya betul," kata Sumy saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (26/4/2020).

Dokter atas nama Michael Robert Marampe itu wafat pada Sabtu, 25 April 2020 sekitar pukul 22.00 WIB. Dia terpapar Covid-19 saat berjuang si garda terdepan menangani pandemi tersebut.

Rencana pernikahan Michael pada 11 April 2020 lalu sempat tertunda lantaran tugas kemanusiaan.

Selain itu, di hari yang sama seorang perawat atas nama Reno Tri Palupi, meninggal dunia sekitar pukul 04.25 WIB di RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Hormat Rekan Kerja

Video jenazah Reno yang dibawa ambulans pun viral di media sosial. Sejumlah rekan kerjanya sesama perawat pun tampak memberikan hormat mengarah ke mobil tersebut.

Suara lirih memanggil nama Reno bersahutan. Takbir dari masyarakat pun terdengar mengiringi kepergian Reno.

IDI Berduka, dr Mikhael Robert Meninggal dengan Keluhan Corona

Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali berduka. Dokter Mikhael Robert Marampe meninggal dunia terkait virus Corona.

Informasi meninggalnya dokter Mikhael disampaikan IDI melalui akun media sosialnya. Dokter Mikhael sempat berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

"Kalau dr Mikhael, dia kan sehari-hari praktik di Bekasi. Jadi dr Mikhael itu kan sudah sempat dirawat di Rumah Sakit Persahabatan kan ya. Waktu itu (statusnya) PDP, diobservasi di Persahabatan kan. Sudah sempat membaik, pulang ke rumah, kemudian belakangan dikabarkan masuk lagi ke rumah sakit, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati," kata Humas IDI, Halik Malik, saat dihubungi detikcom, Senin (27/4/2020).

Menurut Halik, Mikhael sempat memiliki keluhan sesak napas selama perawatan. Karena itulah, Halik mengatakan ada dugaan Mikhael terjangkit virus Corona.

"Yang kita tahu memang sempat dirawat dengan keluhan sesak napas salah satunya. Jadi untuk status perawatannya sendiri disebutkan dalam pengawasan, dalam observasi COVID. Tapi kan tentu untuk konfirmasi COVID saat ini standarnya kan tetap harus diperiksa konfirmasi. Ya itu SOP atau protap yang ada di rumah sakit, semua pasien ODP atau PDP itu harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan swab," jelas Halik.

"Jadi kalau dikatakan PDP tidak salah, karena kan memang dirawatnya di Rumah Sakit Persahabatan, di Rumah Sakit Polri, dengan keluhan terkait dengan COVID. Jadi memang ada dugaan ke sana, dari gejala-gejala yang dikeluhkan atau ditunjukkan selama perawatan," imbuhnya

sumber detik.com

More Articles ...