logo2

ugm-logo

Reportase Seminar Nasional “Emergency Medical Team dalam Pengembangan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat”

Yogyakarta - Pokja Bencana FK-KMK UGM dan PKMK FK-KMK UGM mengadakan Seminar Nasional dalam rangka Pre-Conference 19th Post Graduate Forum on Health System and Policy bertajuk “Emergency Medical Team dalam Pengembangan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat” secara kombinasi luring di Auditorium Lantai 8 Gedung Tahir Sisi Utara FK-KMK UGM dan daring disiarkan melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan pengelolaan EMT sebagai penopang ketahanan kesehatan dalam penanggulangan bencana. Terdapat 107 pendaftar kegiatan yang mengikuti secara daring dan luring yang berasal dari berbagai institusi termasuk jejaring Academic Health System (AHS) UGM.

ahs ugm 2025

Sambutan dan pembukaan disampaikan oleh Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Dalam sambutannya, Prof Yodi menyampaikan bahwa data dari BNPB menunjukkan 1.929 bencana telah terjadi di Indonesia sepanjang 2024. Artinya, kerentanan Indonesia terhadap bencana tidak perlu diragukan lagi. Keberadaan EMT menjadi penting untuk membangun ketahanan tanggap darurat.

ahs ugm 2025

Sesi utama dipandu oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH. Materi pertama mengenai Kebijakan TCK-EMT dalam Pengembangan Tenaga Kesehatan di Indonesia disampaikan oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH selaku Kepala bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. dr Anung menyampaikan regulasi penanggulangan krisis kesehatan dan upaya penanggulangan krisis kesehatan, termasuk konsep dan implementasi kebijakan TCK-EMT di Indonesia dan Provinsi DIY.

ahs ugm 2025

Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes tentang “Peran EMT dalam Ketahanan Sistem Kesehatan”. Secara detil beliau menyampaikan tentang apa itu EMT, apa saja tipe-tipe EMT, bagaimana hubungan antara TCK dan EMT, serta peran EMT dalam bencana dan krisis kesehatan. Di akhir presentasi, beliau menjelaskan bagaimana penerapan konsep EMT dan contoh penerapan penerjunan tim yang pernah dilaksanakan berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI dan FK-KMK UGM.

ahs ugm 2025

Materi ketiga tentang “Sepak Terjang AHS UGM dan Pokja Bencana FK-KMK UGM dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia” dipaparkan oleh Sutono,S.Kp., M.Sc., M.Kep selaku Ketua Pokja Bencana FK-KMK UGM. Pokja Bencana FK-KMK UGM diinisiasi sejak 2004 ketika tsunami dan gempa bumi Aceh. Dengan menerapkan prinsip Tri Dharma perguruan tinggi di bidang bencana dan krisis kesehatan, pokja bencana FK-KMK UGM terus terlibat dan berperan aktif dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di Indonesia.

Terakhir, materi bertajuk “Peran MULTHEOR Indonesia sebagai Pusat Pelatihan EMT di Indonesia dan Asia Tenggara” diperkenalkan oleh Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.Si., apt. MULTHEOR adalah Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness, yang merupakan pusat pelatihan EMT di kawasan Indonesia dan Asia Tenggara. Adanya pusat pelatihan ini menjadi capaian penting dan perlu untuk terus dikawal oleh Indonesia demi berkembangnya EMT di Indonesia agar sesuai dengan pedoman WHO.

ahs ugm 2025

Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab bersama seluruh narasumber. Para peserta yang mengikuti secara luring dan daring turut berpartisipasi secara aktif sehingga diskusi berjalan menarik. Pertanyaan yang diutarakan mulai dari seputar konsep hingga implementasi EMT di lapangan. Melalui seminar ini, diharapkan para peserta yang terlibat memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap konsep EMT dalam pengembangan TCK untuk memperkuat ketahanan tanggap darurat di Indonesia.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (UGM)

Reportase The 23th World Congress on Disaster and Emergency Medicine

Reportase

The 23th World Congress on Disaster and Emergency Medicine

Tokyo, 2-6 Mei 2025


The World Association for Disaster and Emergency Medicine (WADEM) adalah organisasi internasional yang bertujuan untuk meningkatkan penyediaan perawatan pra-rumah sakit dan gawat darurat di seluruh dunia selama keadaan darurat sehari-hari dan bencana massal. Awalnya organisasi ini bernama Club of Mainz, organisasi ini didirikan pada 2 Oktober 1976. Organisasi ini telah menyelenggarakan Kongres Dunia tentang Kedokteran Bencana dan Gawat Darurat setiap dua tahun sejak 1979. Selain itu, organisasi ini menerbitkan jurnal yang telah melalui peninjauan sejawat berjudul Prehospital and Disaster Medicine. PBB menggambarkan WADEM sebagai "asosiasi internasional para ahli kesehatan bencana dan gawat darurat dunia", sementara Impact menyatakan bahwa WADEM berkomitmen "untuk memajukan batas penelitian bencana dan gawat darurat" dengan berfokus pada "investigasi ilmiah tentang...respons gawat darurat." WADEM mendefinisikan bencana medis sebagai "peristiwa lokal di mana korban jiwa melebihi sumber daya medis yang tersedia secara lokal", sebuah definisi yang jauh lebih luas daripada gambaran umum tentang bencana yang melibatkan banyaknya cedera dan kematian.

The World Congress on Disaster and Emergency Medicine diadakan setiap dua tahun, sebaiknya di wilayah dunia yang berbeda setiap kali. Besarnya jumlah tersebut dapat dilihat dari fakta bahwa sekitar 1.600 delegasi menghadiri Kongres ke-17 di Beijing, Tiongkok. Ini juga merupakan konferensi pertama di mana para dokter hewan mempresentasikan berbagai topik. Tujuan kongres adalah agar "para anggota dan peserta yang berminat [untuk] menyajikan laporan ilmiah mengenai penelitian darurat dan resusitasi, respons individu terhadap bencana besar, dan perubahan dalam sistem penyediaan perawatan pra-rumah sakit." Kongres WADEM pertama kali diadakan pada tahun 1979 di Mainz, yang kedua pada tahun 1981 di Pittsburgh, dan terus berlanjut setiap dua tahun sekali hingga tahun 2022 ditiadakan karena COVID-19 dan dilanjutkan di kongres yang ke-22 pada 2023 di Killarney dan yang ke-23 pada 2025 ini di Tokyo.

Keterlibatan PKMK FK-KMK UGM pada kongres WADEM tercatat sejak kongres ke-19 pada 2015 di Afrika Selatan dengan detail sebagai berikut: 

2015,Cape Town -  Afrika Selatan KLIK DISINI
Kongres  ke-20 pada 2017 di Toronto,Kanada KLIK DISINI
Kongres Ke-21 pada 2019 di Brisbane, Australia KLIK DISINI
Kongres ke-22 pada 2023 di Killarney, Irlandia KLIK DISINI

Persiapan

Dalam edisi ke-23 Kongres dua tahunan WADEM tentang Kedokteran Bencana dan Gawat Darurat, acara ini akan mempertemukan para pakar global untuk berbagi penelitian dan pelajaran yang dipelajari tentang kedokteran bencana, perawatan pra-rumah sakit, dan aspek kesehatan dari manajemen darurat dan krisis kemanusiaan yang kompleks. Diselenggarakan bersama oleh Japan Association for Disaster Medicine (JADM), kongres ini akan menampilkan program ilmiah yang dinamis dan menarik, termasuk sesi pleno, diskusi panel, presentasi lisan dan poster, lokakarya, dan peluang jaringan. Diselenggarakan di Keio Plaza Hotel, Kota Shinjuku, di kota metropolitan Tokyo yang ramai mulai 2-6 Mei 2025, dengan tema kongres adalah – Governance in the Face of VUCA: the Power of Knowledge, Courage, and Solidarity in Health Systems. Program ilmiah sedang dikembangkan dan akan mencakup berbagai topik, di antaranya:

  • Emergency Medical Teams (EMTs);
  • Conflict Medicine and Hybrid Warfare;
  • Mass Gathering and Event Medicine;
  • Disaster Risk Reduction and Management (Sendai Framework);
  • Emergency Public Health;
  • Education, Training, and Simulation;
  • Psychosocial and Mental Health Issues;
  • Data Management and Information Technology;
  • One Health and Veterinary Medicine;
  • Health Care Workers Safety and Well-Being;
  • Research Methods (Health EDRM); and
  • Long-term Disaster Planning,

Terpilihnya Jepang sebagai tuan rumah Kongres WADEM ke-23 tahun 2025 menjadikan semangat tersendiri bagi para peneliti dan konsultan di divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM. Secara identitas negara, Jepang memiliki banyak kemiripan dengan Indonesia dari segi kekayaan geografis dan risiko bencana alam yang dimiliki. Namun, dengan semangat mengembangkan ilmu pengetahuan yang tinggi, Jepang berhasil meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan kedokteran emergensi lebih maju dari Indonesia. Dengan kapasitasnya, mereka juga mengembangkan hubungan bilateral kerjasama dan peningkatan kapasitas melalui JICA (Japan International Cooperation Agency) yang banyak membantu Indonesia dan regional Asia Tenggara di bidang manajemen bencana kesehatan, salah satunya melalui ARCH Project. Sejarah panjang hubungan antara Jepang dan Indonesia, serta kekayaan budaya Jepang baik dari segi tradisional dan kontemporer, meningkatkan ketertarikan bagi divisi ini untuk berpartisipasi secara aktif dalam kongres, tidak hanya hadir sebagai peserta, tapi juga turut mengirimkan berbagai abstrak penelitian. Divisi berharap, melalui kegiatan ini, akan banyak ilmu yang bermanfaat, jejaring yang dikenal, dan momen berharga yang dikenang selamanya.

Setelah melalui serangkaian masa pemikiran, penyusunan abstrak, dan diskusi panjang, Tim PKMK FK-KMK UGM berhasil diterima sebagai presenter dalam berbagai topik dan kategori presentasi. Tim PKMK FK-KMK yang berangkat untuk mengikuti konferensi internasional ini mempresentasikan abstraknya baik dalam bentuk Oral, Poster dan Lightning presentation adalah:

Tim PKMK FK-KMK yang berangkat untuk mengikuti konferensi internasional ini mempresentasikan abstraknya baik dalam bentuk Oral, Poster dan Lightning presentation adalah:

Nama Instansi Abstrak yang dipresentasikan
Happy Pangaribuan, S.KM, MPH Peneliti PKMK, Kepala Divisi MBK Klik Disini
Madelina Ariani, S.KM, MPH Peneliti PKMK Divisi MBK, Mahasiswa Hiroshima Univ, Awardee beasiswa pemerintah jepang Klik Disini
apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid Peneliti PKMK Divisi MBK, Mahasiswa S3 FK-KMK, Awardee LPDP

Submission 1

Submission 2

Submission 3

Submission 4

Submission 5

Submission 6

dr. Alif Indiralarasati Peneliti PKMK Divisi MBK, Mahasiswa S2 Georgia University, Awardee Fullbright

Klik Disini

Klik Disini

dr. Muhammad Alif Seswandhana Peneliti PKMK Divisi MBK Klik Disini

 

Selain nama-nama di atas dari PKMK, perwakilan Indonesia yang juga akan presentasi di kongres WADEM ke-23 antara lain:

Nama Instansi  Abstrak yang dipresentasikan
Prof. dr. Yodi Mahendradata, M.Sc., Ph.D., FRSPH Dekan FK-KMK UGM Sebagai EB AJDHM Special Session: “ASEAN Academic Network on Disaster Health Management: AANDHM”
dr. M Nurhadi Rahman, Sp.OG (K) AJDHM, Dosen FK-KMK UGM  
dr. Bella Donna, M.Kes Sekretariat AIDHM Klik Disini
Maryami Kosim, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D AIDHM, Dosen FK-KMK UGM

Special Session: “ASEAN Academic Network on Disaster Health Management: AANDHM”

Klik Disini

Klik Disini

Klik Disini

Happy Indah Kusuma Dosen FK-KMK, Mahasiswa S3 FK-KMK UGM, Awardee LPDP Klik Disini
M. Arief Tarmansyah Alumni Mahasiswa S3 FK-KMK, Poltekkes Tasikmalaya Klik Disini
Yuli Arinta Dewi Mahasiswa S3 Psikologi UGM, Awardee LPDP Klik Disini
Siti Makhmudah Mahasiswa S3 Psikologi UGM, Awardee LPDP Klik Disini
dr. Corona Rintawan, Sp.EM., KDM., FICEP Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Universitas Muhammadiyah Makassar Klik Disini
Dinar Lubis Dosen Universitas Udayana Klik Disini

Pengajuan abstrak mendapat respons luar biasa. Panitia mengatakan, ada lebih dari 700 kiriman yang diterima dalam kongres kali ini. Ini adalah jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi WADEM dan melampaui rekor sebelumnya sebanyak 670 yang ditetapkan pada tahun 2017 untuk Kongres Toronto. Kiriman mencakup berbagai tema yang relevan dengan kedokteran bencana, perawatan pra-rumah sakit, aspek kesehatan dari manajemen darurat, dan krisis kemanusiaan yang kompleks. Abstrak yang dipresentasikan di kongres akan dipublikasikan dalam suplemen daring untuk jurnal WADEM, Prehospital and Disaster Medicine (PDM). Setiap abstrak yang dipublikasikan akan memiliki Digital Object Identifier (DOI), dan suplemen kongres akan tersedia di halaman PDM di Cambridge Core.

SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

More Articles ...