logo2

ugm-logo

Plenary Session Hari Kedua- Wadem

Plenary Session Hari Kedua

19th World Congress on Disaster and Emergency Medicine  

22 April, Cape Town, South Africa

 

Gift of the givers foundation

 Reporter: Bella Donna


h1-plenary-2

Dr Imtiaz Sooliman dari LSM “Gift of The Givers Foundation” bercerita mengenai pengalamannya dalam membantu beberapa negara yang mengalami bencana. LSM ini adalah organisasi bantuan bencana terbesar asal Afrika di benua Afrika. Sampai saat ini organisasi telah berhasil memberi bantuan sekitar 41 negara di seluruh dunia, termasuk Afrika Selatan. Bantuan LSM ini adalah murni kemanusiaan dan tanpa syarat.

Mereka juga memberikan bantuan tanpa memandang ras, agama, warna kulit, kelas, afiliasi politik atau batas geografis. Organisasi ini membanggakan diri mereka karena tujuan pada pendekatan yang netral untuk semua mereka yang membutuhkan. Kegiatan mereka tidak menghakimi dan berpikiran terbuka untuk setiap situasi. Sementara itu juga, mereka berusaha untuk bekerja dengan pemerintah sebagai cara untuk memastikan bahwa bantuan yang disampaikan kepada mereka yang terkena dampak langsung dan yang paling membutuhkan, organisasi secara aktif menghindari politik dengan cara apapun.

Gift of the Gifers Foundation ini didirikan pertama kali oleh dr Imtiaz berdasarkan instruksi dari Sufi Sheik, Muhammad Saffer Effendi al Jerahi (guru spiritual) di Istanbul, Turki (1992). Sejak awal kelahiran LSM ini, mereka telah banyak membantu kemanusiaan di beberapa Negara seperti yang telah disebutkan diatas. Bantuan yang dilakukan seperti tim bantuan segera pada “search and rescue”, tim medis, peralatan medis, bantuan medis, obat-obatan, vaksin, obat anti malaria, makanan dan juga minuman serta suplemen.

Pada tahun 1992 kejadian perang di Bosnia mereka membantu melakukan Rumah Sakit berjalan (mobile hospital). Disini mereka juga membawa container yang berisi obat-obatan, peralatan medis, tenda dan juga selimut dari tahun 1992-1995. Kemudian,tTahun 2002 perang di Iran mereka juga membantu seperti di Bosnia, begitu juga 2008-2009 pada perang di Gaza dan 2013 perang di Syria. Selain perang mereka juga membantu untuk keadaan bencana seperti gempa Haiti, Typhoon di Phillipina, gempa Pakistan, Zimbabwe, Nigeria, Congo, Mozambic, Somalia dan tsunami di Sri Lanka.

Organisasi ini benar-benar berkomitmen untuk mengurangi penyakit-penyakit yang menimpa orang-orang bagi siapa saja dan siap untuk melayani serta sepenuhnya netral dan tidak menghakimi dalam pendekatan kepada orang-orang dan segala situasi. Pendekatan yang dilakukan mereka adalah memungkinkan organisasi ini untuk membangun jembatan antara orang-orang dari budaya dan agama yang berbeda, melahirkan rasa dan niat baik, harmonis dalam kerjasama, toleransi dan saling menghormati.

Untuk itu, WADEM memberikan penghargaan kepada dr Imtiaz sebagai keluhuran dan kerja keras serta pengalaman yang begitu membanggakan dalam kemanusiaan.

Pembukaan WADEM 2015

Pembukaan

19th World Congress on Disaster and Emergency Medicine  

Reporter: Madelina Ariani

21 April, Cape Town, South Africa


 h1-pembukaan

Meriah sekali pertemuan kesembilan belas asosiasi bencana bidang kesehatan dunia atau World Association on Disaster Emergency and Medicine ini. Sejak dari halaman depan CTICC atau Cape Town International Convention Center sudah ramai peserta. Apalagi ketika menaiki lantai kedua, begitu panjang antrian peserta WCDEM yang melakukan registrasi. Luar biasa, karena kongres ini mampu mengumpulkan lebih dari 41 negara yang terlibat dan berpartisipasi dan lebih dari 600 peserta memenuhi ruangan kongres.

Auditorium 2 CTICC menjadi ruangan utama untuk melakukan pembukaan dan beberapa sesi panel dan pleno juga. Sekitar setengah jam sebelum pembukaan, ruangan hampir terisi penuh, untung saja kami mendapatkan beberapa baris bangku kosong di deretan kedua terdepan, sehingga tim dari PKMK FK UGM ( Bella Donna, Madelina, dan Oktomi) dan rombongan Kementerian Kesehatan RI bisa mendapatkan tempat duduk yang dekat dengan podium.

Seluruh pembicara yang memberikan sambutan dalam sesi pembukaan ini mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang begitu antusias berkumpul selama empat hari ini untuk membicarakan dan mendiskusikan masalah bencana. Terlebih, disampaikan terimakasih kepada penyelengara kegiatan ini yakni WADEM dan EMSSA. Juga untuk Cape Town, South Afrika yang bersedia sebagai tuan rumah dalam kongres kesembilan belas ini.

Hyogo framework telah berakhir dan berganti dengan Sendai Framework, dan kita kali ini berkumpul dalam WCDEM untuk juga bersama-sama melakukan upaya untuk pengurangan risiko bencana. Sesuai dengan tema besar kita kali ini, Creating Capacity and Building Resilience. Di akhir sambutannya, Paul Arbon juga menyampaikan bahwa apa yang kita lakukan sebagai professional disini dapat dilaksanakan dan diterjemahkan dengan baik di tingkat lokal negara masing-masing.

Paul Farren memberikan sambutannya. Menarik, karena ini dalam acara bencana maka kita harus tahu bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana, sehingga Paulmenjelaskan mengenai jalan keluar dan sedikit mengenai penyelamatan diri. Paul Farren juga menghimbau untuk selama empat hari ini kita bisa fokus untuk acara ini sehingga ilmu yang diberikan bisa benar-benar bermanfaat.

Terakhir, perwakilan panita menjelaskan mengenai jalannya kegiatan selama empat hari ini. Ada panel-panel yang harus kita pilih sesuai dengan bidang kita, begitu juga dengan knowledge sharing dari oral presentasi, lalu mengenai stand yang ada di ruang pameran, serta banyak workshop pagi hari. Poster ilmiah yang terkumpul sekitar 80-an lebih dan berasalah dari peneliti diseluruh Negara yang terlibat pada kongres ini. Banyak kegiatan kongres dan pertemuan ilmiah bencana yang dipublikasikan juga dalam kegiatan ini yang akan dilaksanakan baik penghujung tahun 2015 dan juga 2016.

Beberapa link yang bisa pembaca website bencana simak tentang sponsor dan pihak yang terlibat dalam kongres ini:

http://www.wcdem2015.org/

http://emssa.org.za/

http://www.ifem.cc/Events/EventsCalendar/ICEM_2016.aspx