logo2

ugm-logo

Waspada Banjir, 49 Titik Tanggul Sungai Citarum di Bekasi Kritis

CIKARANG - Sebanyak 49 titik tanggul Sungai Citarum di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dalam kondisi kritis. Bahkan, 26 titik di antaranya masuk zona merah dan harus segera diperbaiki karena berpotensi menyebabkan banjir besar yang mengancam keselamatan warga.

"Dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum, untuk penguatan tanggul ternyata ada 55 titik kritis yang di antaranya 26 titik merah, 26 titik kuning, dan tiga titik hijau. 49 titik masuk Kabupaten Bekasi," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan saat memimpin rapat koordinasi antisipasi banjir di Kabupaten Bekasi, Rabu (22/9/2021).

Dani mendesak pihak berwenang segera memperbaiki puluhan titik tanggul kritis itu agar tidak terjadi lagi bencana banjir besar akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum seperti di Kecamatan Pebayuran pada awal tahun.

Dia mengungkapkan seluruh titik atau zona merah tanggul itu berada di Kabupaten Bekasi. 26 tanggul itu dinilai paling kritis dan membutuhkan prioritas perbaikan lebih awal.

Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam waktu dekat akan mengirimkan surat permohonan perbaikan tanggul Sungai Citarum kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan harapan kementerian segera menginstruksikan perbaikan tanggul melalui BBWS Citarum.

"Sebanyak 26 titik yang merah ini tadi kami sudah sepakati akan menyurati Kementerian PUPR untuk dapat diberikan anggaran tambahan kepada BBWS Citarum agar dapat segera dilakukan perbaikan. Sedangkan untuk 26 titik kuning akan dilaksanakan pada 2022," ucapnya.

Selain perbaikan tanggul, kata Dani, pihaknya akan melaksanakan penghijauan pada Daerah Aliran Sungai Citarum bekerja sama dengan Komandan Sektor 20 Citarum Harum. Penghijauan akan dilakukan dengan melakukan vegetasi tanaman guna memperkuat tanggul.

"Bersama Komandan Sektor 20, kami akan merintis pelaksanaan penghijauan pada Daerah Aliran Sungai Citarum di daerah hilir khususnya untuk tanggul yang masih kuat dengan vegetasi tanaman agar dapat memperkuat tanggul," ucapnya.

Dani juga menginstruksikan camat di wilayah 26 titik tanggul merah untuk menerapkan early warning system.

Mereka diminta mengamati tinggi muka air di wilayah hulu sungai. Hal itu dimaksudkan agar pada saat air di wilayah hulu sungai sudah meninggi, Pemkab Bekasi dapat segera melakukan evakuasi pada warga yang tinggal di bantaran sungai.

"Jadi saat air sudah meninggi di hulu, kecamatan di hilir dapat diinfokan dua atau tiga jam sebelumnya sehingga dapat dievakuasi," ucapnya.

Dari puluhan tanggul kritis itu, salah satu yang terparah yakni kerusakan tanggul darurat di Kecamatan Pebayuran. Kerusakan tanggul ini sudah terjadi sejak Maret 2021, atau kurang dari sebulan pascabanjir besar merendam ribuan rumah di hilir Sungau Citarum itu.

Saat itu, sejumlah warga telah mengeluhkan kondisi tanggul yang terbuat dari tumpukkan karung pasir itu itu tiba-tiba menyusut. Kondisi ini semakin parah ketika hujan lebat mengguyur daerah sekitar hingga debit air meningkat.

303 Rumah Warga Luwu Utara Masih Terendam Banjir

JAKARTA – Sebanyak 303 rumah warga masih terdampak banjir di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Rabu 22 September 2021 sore. Banjir ini sudah berlangsung sejak Senin lalu, 20 September 2021 sekitar pukul 21.00 waktu setempat atau Wita.

Demikian kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Kamis (23/9/2021).

Ketinggian muka air yang berkisar antara 30 hingga 100 cm tak hanya merendam perumahan warga, tetapi juga fasilitas umum dan aset lain warga, seperti lahan dan tambak. Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu per Rabu 22 September pukul 17.00 WIB, menyebutkan 636 KK atau 2.095 jiwa terdampak. Belum ada laporan warga yang mengungsi akibat banjir tersebut.

Sementara itu, BPBD juga mendata sejumlah fasilitas umum yang terdampak, antara lain tempat ibadah 5 unit, fasilitas pendidikan 4, kantor desa 3 dan fasilitas kesehatan 3. Sedangkan aset warga, seluas 583 hektare tambak dan 285 hektar pertanian terdampak.

Wilayah terdampak berada di empat desa yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Desa Mekar Sari Jaya dan Desa Marannu di Kecamatan Baebunta Selatan, Desa Pince Pute di Malangke serta Desa Subur di Sukamaju. Peristiwa banjir di empat desa dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut. Hal tersebut menyebabkan debit air beberapa sungai meluap, seperti Sungai Rongkong, Masamba dan Lampuawa.

Merespons kejadian tersebut, personel BPBD Kabupaten Luwu Utara bersiaga apabila warga membutuhkan evakuasi ke tempat yang aman. Di samping itu, BPBD juga berkoordinasi dengan pihak aparat desa untuk pendataan dampak maupun kebutuhan di lokasi terdampak. Dari hasil kaji cepat, kebutuhan mendesak yang diperlukan yaitu sembako dan air mineral.

"BPBD setempat membutuhkan peninggian badan tanggul serta normalisasi saluran pembuangan air untuk penanganan banjir yang sudah berlangsung sejak Senin lalu, 20 September," ujarnya.

Prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan kecamatan yang terdampak banjir masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada Kamis (23/9/2021). BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap kondisi banjir yang memburuk yang dipicu curah hujan.

Sementara itu, warga juga diimbau untuk menyikapi potensi bahaya hidrometerologi selama musim hujan maupun cuaca ekstrem pada saat peralihan musim atau pancaroba. BMKG menginformasikan pada hari ini, Rabu 22 September, bahwa sepekan ke depan hampir sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang. Wilayah yang berpotensi antara lain

Daerah-daerah tersebut yaitu Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara. Wilayah lainnya, yaitu Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

sumber: https://news.okezone.com/

More Articles ...