logo2

ugm-logo

Tangani Banjir di Bandung, Ini yang Dilakukan Kementerian PUPR

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menambah kapasitas infrastruktur pengendalian banjir di Bandung. Saat ini telah dirampungkan pembangunan Kolam Retensi Andir dan empat polder sebagai tambahan tampungan pengendali banjir di Kawasan Bandung Selatan.

Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, pembangunan kolam retensi Andir dan empat polder menjadi bagian dari proyek penanggulangan banjir Kabupaten Bandung yang sudah direncanakan.

"Selain ini, kita juga telah menyelesaikan Sudetan Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung dan beberapa normalisasi anak sungai Citarum yang lainnya" kata dia melalui siaran persnya, Senin (17/1/2022).

Endra bilang, pembangunan kolam retensi Andir dan empat polder tersebut telah digarap sejak Desember 2020 oleh kontraktor PT Adhi Karya dan konsultan supervisi PT Raya Konsult-PT Transka Dharma Konsultan, dengan nilai kontrak konstruksi Rp 141 miliar.

"Saya menekankan juga pentingnya perhatian pada aspek estetika. Untuk itu lansekap Kolam Retensi Andir harus dilengkapi dengan tanaman yang indah, rindang dan produktif, seperti pohon pulai, angsana, manggis, duren, mangga dan lain-lain," saran dia.

Kolam Retensi Andir dirancang dan dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air untuk mampu menampung genangan banjir kurang lebih 160.000 meter kubik (m3). Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah nantinya bisa ditampung oleh kolam retensi, dan dipompa ke sungai setelah normal.

Kolam retensi Andir dibangun dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 149 hektare (ha), dilengkapi pompa 3 unit berkapasitas masing-masing 500 liter per detik. Selain itu juga telah dibangun empat polder, yakni Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 22 ha dan volume tampungan 1.250 m3, Polder Cipalasari-2 (catchment area 21 ha dan volume 1.250 m3), Polder Cijambe (catchment area 137 ha dan volume 1.250 m3), dan Polder Cisangkuy (catchment area 8 ha dan volume 450 m3).

Sebelumnya, Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,75 Ha dan volume tampung 190.000 m3. Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mereduksi banjir seluas 91 Ha atau sekitar 1.250 bangunan/rumah dan memiliki potensi sebagai area wisata.

Selanjutnya juga telah dirampungkan pembangunan Sudetan (Floodway) Cisangkuy. Sudetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 m3 per detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.

Antisipasi Ancaman Hidrometeorologi, BPBD Bantul Aktifkan 29 Pos Banjir dan Longsor

BANTUL, KRJOGJA.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Bantul melakukan kesiapsiagaan menghadapi ancaman Hidrometeorologi dengan aktivasi Pos Banjir Longsor di 29 titik di wilayah kalurahan rawan bencana di Kabupaten Bantul.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto ST MT, Rabu ( 19/1), kesiapsiagaan tersebut menindaklanjuti prakiraan BMKG yang memprediksi pada bulan Januari 2022 ini masih bisa terjadi cuaca ekstrim, dengan turun hujan lebat. Selain itu juga mempertimbangkan sejarah kebencanaan di Kabupaten Bantul yang disebabkan oleh ancaman Hidrometeoroli , yakni Siklon Cempaka 2017 dan Siklon Savvana 2019.

Karena itu BPBD Bantul melakukan kesiapsiagaan dan antisipasi menghadapi bencana alam, utamanya banjir dan tanah longsor, dengan mengenali ancaman yang ada di sekitar wilayah masing-masing untuk melakukan upaya pengurangan resiko seperti pengecekan saluran air, pemangkasan pohon yang sudah rapuh dan rawan tumbang, mengenali jalur evakuasi yang aman dan titik kumpul yang disepakati apabila terjadi kondisi darurat, serta melaporkan secara aktif kondisi kedaruratan di wilayah masing-masing kepada Pos Banjir Longsor terdekat atau ke BPBD Kabupaten Bantul.

Dikatakan, selain kesiapan menghadapi ancaman bencana Hidrometeorogi , masyarakat di Bantul juga tidak boleh lengah dengan ancaman bencana lain. Seperti dampak gemba bumi yang sering dirasakan di wilayah Bantul.

“Sebagai salah satu ancaman bencana yang tidak bisa diprediksi , masyarakat diimbau untuk tetap melakukan upaya peningkatan pengetahuan menghadapi ancaman gempa bumi. Seperti langkah-langkah yang harus dilakukan apabila terjadi gempa bumi, antara lain jangan panik, lindungi kepala, menghindari benda mudah pecah dan roboh, serta usahakan segera menuju ke area terbuka,” pungkasnya. (Jdm)

More Articles ...