logo2

ugm-logo

Pemerintah masih menetapkan status Awas pada Gunung Semeru

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat ini masih menetapkan status Level IV atau Awas pada Gunung Semeru di Jawa Timur.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan meski aktivitas vulkanik cenderung menurun, namun Gunung Semeru masih berpotensi terjadi erupsi awan panas guguran dan terutama potensi tinggi terjadi lahar, sehingga tingkat aktivitas masih tetap pada Level IV atau Awas.

"Dalam status Awas, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 kilometer dari puncak," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Adapun di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 kilometer serta tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.

Wahid meminta masyarakat untuk tetap tenang dan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.

Saat ini PVMBG melakukan pemantauan visual, kegempaan, deformasi Gunung Semeru secara terus-menerus 24 jam, termasuk pengecekan suhu endapan awan panas serta terus bersinergi bersama pihak terkait untuk peninjauan giat evakuasi harta benda masyarakat di lokasi terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pengungsi akibat awan panas guguran Gunung Semeru kini bertambah menjadi 781 jiwa. Salah satu titik pengungsian berada di Gedung Serbaguna Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

PVMBG Sebut Erupsi Semeru Tak Pengaruhi Status Gunung Bromo

Probolinggo - Eruspsi Gunung Semeru sejak Minggu (4/12) tak mempengaruhi status Gunung Bromo. Hingga kini, status Bromo masih normal atau level 2 (waspada) dengan jarak aman 1 km dari bibir kawah.

Selama erupsi di Semeru, dapur magma Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo terus melakukan pemantauan.

Gunung Bromo sendiri terpantau pada Selasa (6/12) pagi mengeluarkan asap putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis, kadang sedang hingga tebal, dengan ketinggian mencapai 50 sampai 700 meter di atas puncak kawah, mengarah ke utara, barat daya, barat dan barat laut.

Sedangkan cuaca sangat dinamis terkadang cerah, terkadang berkabut dan sesaat kemudian hujan. Rata-rata di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) selalu diguyur hujan pada sekitr pukul 12.00 WIB.

Dari data PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) pos pantau Gunung Bromo, seismik menunjukkan gempa tremor (gempa berulang dengan kekuatan relatif kecil) dengan amplitudo maksimal 0,5 hingga 1 milimeter, dominan 0,5 milimeter masih sering terjadi.

Budi Marwanto, Staf Pengamat Gunung Api Bromo, mengatakan terjadinya awan panas guguran (APG) Gunung Semeru yang terjadi pada hari Minggu kemarin, tidak mempengaruhi aktivitas gunung purba ini. warga dan pengunjung masih melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Aktivitas Gunung Bromo seperti biasa dan normal, gempa tremor terekam 0,5 hingga 1 milimeter, dominan 0,5, erupsi Gunung Semeru kemarin tidak pengaruh ke aktivitas Gunung Bromo, karena Gunung Bromo punya dapur magma sendiri," kata Budi, Selasa (6/12/2022).

"Untuk gempa Gunung Semeru terekam ke alat kita, karena alat kita di pendam di tanah" imbuhnya.

Meski terbilang aman, Budi tetap mengimbau kepada warga dan pengunjung agar tetap waspada dengan menghindari kawah. Tak hanya itu, ia juga pengunjung selalu memakai masker, kacamata dan jaket tebal karena suhu mencapai 5 hingga 12 derajat celcius. "Imbauan ke warga dan wisatawan hindari kawah dengan jarak aman 1 kilometer," tandas Budi.

 

More Articles ...