logo2

ugm-logo

Gempa Magnitudo 7,1 di Xinjiang China Tewaskan 3 Orang dan Sebabkan 12.426 Lainnya Dievakuasi

Liputan6.com, Beijing - Tiga orang tewas setelah gempa magnitudo 7,1 mengguncang wilayah Xinjiang, China, pada Selasa (23/1/2024) pagi. Penyiar negara CCTV melaporkan bahwa lima orang terluka dan 12.426 orang dievakuasi dari daerah yang terdampak.

Kantor berita Xinhua melaporkan, gempa melanda wilayah Wushi, yang juga dikenal sebagai Uchturpan, di Prefektur Aksu dekat perbatasan Kyrgyzstan sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Guncangan yang kuat menyebabkan dua rumah runtuh dan sempat memutus aliran listrik di dekat pusat gempa. Getaran gempa dilaporkan juga terasa di negara-negara Asia Tengah yang berjarak ratusan mil.

Badan Meteorologi China mengatakan pada Selasa, misi penyelamatan berlangsung dalam cuaca dingin dengan suhu diperkirakan mencapai minus 23 derajat Celcius di wilayah Wushi dalam tiga hari ke depan.

"Otoritas kereta api Xinjiang segera menutup rute di daerah yang terdampak gempa dan menghentikan 27 kereta," sebut Xinhua seperti dilansir CNN, Rabu (24/1).

CCTV menyebutkan, tiga orang dirawat di rumah sakit di sebuah kota kecil yang berjarak 26 kilometer dari pusat gempa.

Sementara itu, Xinhua juga melaporkan, hampir 200 pekerja penyelamat telah dikirim ke zona terdampak gempa dan ratusan lainnya sedang dikumpulkan.

Menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China, terdapat lebih dari 50 gempa susulan dengan magnitudo di atas 3 yang dilaporkan terjadi pada Selasa pukul 11.00 waktu setempat.

Getaran Terasa hingga di Seluruh Perbatasan Kyrgyzstan

Pusat gempa, kata CCTV, adalah daerah terpencil dan berpenduduk jarang di ketinggian di atas 3.000 meter. Terdapat lima desa yang terletak dalam radius 20 kilometer dari pusat gempa, yaitu sekitar 50 kilometer dari kawasan perkotaan utama Wushi.

Data sensus pada tahun 2020 mencatat Wushi memiliki populasi 205.000 orang.

Guncangan hebat terasa pula di kota-kota yang jaraknya ratusan mil, termasuk oasis Jalur Sutra di Kashgar dan Hotan di selatan Xinjiang, serta di seluruh perbatasan Kyrgyzstan.

Gempa, menurut Reuters, bahkan juga terasa hingga Uzbekistan.

Beberapa Teknologi dan cara yang digunakan dalam Mitigasi Gempa di Jepang

Jepang, sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik dan rentan terhadap gempa bumi, telah mengembangkan berbagai teknologi canggih untuk mitigasi gempa. Beberapa teknologi tersebut melibatkan inovasi di bidang konstruksi, pemantauan gempa, sistem peringatan dini, dan pendidikan masyarakat. Berikut adalah beberapa teknologi yang digunakan oleh Jepang dalam upaya mitigasi gempa:

Teknologi Bangunan Anti-Gempa

  • Pendulum Gempa (Seismic Pendulum): Bangunan dilengkapi dengan pendulum gempa yang dapat mengurangi getaran gempa dengan meredistribusi energi.
  • Isolator Getaran: Penggunaan isolator getaran pada struktur bangunan untuk meminimalkan transfer getaran dari tanah ke bangunan.
  • Teknologi Kontrol Aktif: Penggunaan sistem kontrol aktif yang dapat merespons secara otomatis terhadap getaran gempa untuk mengurangi dampak.

Teknologi Pemantauan dan Peringatan Dini

  • Sistem Peringatan Dini: Pengembangan sistem peringatan dini yang memungkinkan masyarakat menerima peringatan beberapa detik sebelum gempa mencapai tempat tinggal mereka.
  • Pemantauan Gempa Bumi Real-Time: Jaringan sensor gempa bumi yang luas untuk mendeteksi gempa dan menyediakan informasi secara real-time.
  • Teknologi Bangunan Ramah Gempa:

Penggunaan Struktur Lentur

  • Struktur bangunan yang dirancang untuk fleksibel dan lentur sehingga dapat menahan gempa tanpa mengalami kerusakan berat.
  • Sistem Protetik dan Rekayasa Struktural: Penggunaan teknologi rekayasa struktural untuk meningkatkan ketahanan bangunan terhadap gempa.

Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat

Simulasi Gempa dan Latihan Evakuasi: Program pendidikan masyarakat yang melibatkan simulasi gempa dan latihan evakuasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat.

Teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS)

Pemetaan Risiko Gempa: Penggunaan GIS untuk pemetaan risiko gempa, membantu dalam identifikasi daerah yang rentan dan perencanaan mitigasi.

Desain Struktural dan Material Inovatif

  • Bahan Struktural Canggih: Penggunaan bahan struktural inovatif yang dapat menahan gempa dengan lebih baik.
  • Teknologi Desain Terbaru: Desain bangunan dengan mempertimbangkan kekuatan, elastisitas, dan kemampuan peredaman getaran.

Sistem Peringatan Tsunami

Teknologi Pemantauan Tsunami: Sistem pemantauan tsunami yang memungkinkan peringatan dini dan evakuasi segera setelah terjadi gempa bumi di laut.
Teknologi-teknologi ini merupakan bagian dari strategi holistik Jepang dalam menghadapi risiko gempa bumi yang tinggi. Upaya ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan, insinyur, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tahan gempa.

More Articles ...