logo2

ugm-logo

115 Rumah Warga di Bengkulu Selatan Rusak Setelah Diguncang Gempa

BENGKULU, KOMPAS.com-Gempa dengan magnitudo 5,6 yang mengguncang Bengkulu dan sekitarnya pada Sabtu (23/3/2024) malam menyebabkan 115 rumah rusak. 

Kerugian materil akibat bencana ini ditaksir mencapai Rp 1 miliar.

"Kabupaten Bengkulu Selatan paling banyak rumah yang rusak, tidak ada korban jiwa," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkulu Khristian Hermansyah saat dihubungi, Minggu (24/3/2024).

Kerusakan 115 rumah warga dan 3 rumah ibadah yang tersebar Kecamatan Ulu Manna dan Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dari jumlah itu, 88 unit rumah rusak ringan, 19 unit rusak sedang, delapan unit rusak berat serta tiga masjid ikut terdampak.

Hal yang sama juga dikatakan Kepala BPBD Bengkulu Selatan, Hen Yepi saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan sejauh ini selain telah dilakukan pendataan, BPBD Bengkulu Selatan bersama Dinas Sosial Bengkulu dalam waktu dekat akan memberikan bantuan masa panik.

"Yang sudah kita rencanakan  BPBD dan Dinsos memberikan bantuan logistik masa panik dalam waktu dekat," tulisnya saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Minggu (24/4/2024).

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

Sebelumnya diberitakan, Gempa bermagnitudo 5,6 menghantam Provinsi Bengkulu pada pukul 20.20 WIB berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan pada Sabtu (23/4/2024).

Ini Penjelasan Potensi Gempa Bumi di Sesar Sumatra

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman Sesar Sumatra. Berkaitan dengan itu, peneliti gempa bumi dari BRIN Mudrik R. Daryono mengungkapkan, Sesar Sumatra membelah Pulau Sumatra dari Aceh hingga ke Semangko - Lampung dengan panjang 1.700 Kilometer sisi Barat Pulau Sumatra yang terbagi atas 21.

"Yang saya ingat, Segmen Lhokseumawe, Segment Seulimeum, Segment Aceh, Segment Tripa, Segment Batee, Segmen Renun, Segment Angkola, Segment Barumun, Segment Sumpur, Segmen Sianok, Segmen Sumani, Segment Suliti, Segment Siulak, Segment Dikit, Segment Ketaun, Segment Musi, Segment Manna, Segment Kumering, Segment Semangko, dll," kata Mudrik saat dihubungi, Minggu (24/3).

Ia mengungkapkan, jalur Sesar Sumatra ini sejajar dan ditengah sepanjang Bukit Barisan. Secara cepat (kasar) mulai dari sisi utara Sesar Sumatra ini berada/melewati dekat Kota Banda Aceh, Kota Tangse, Lhok Kuala, Perlak, Blang Kejeran.

Di samping itu, Kota Cane, Sidikalang, Dolok Sanggul, Tarutung, Sarulla, Pahae Jae, Simalungun, Sipirok, Padang Sidempuan, Panyambungan, Lubuk Sikaping, Bonjol, Bukit Tinggi, Padang Panjang, Solok, Suliti, Kayu Aro, Siulak, Sungai Penuh, Kerinci, Lebong, Rejang Lebong, Curup, Kepahiang, Pasemah Air Keruh, Tanjung Sakti, Liwa, Suoh, Kuto Agung, dan lain-lain.

"Tiap segment Sesar Sumatra tersebut memiliki potensi gempa yang berbeda beda. Tapi secara umum mampu atau berpotensi menghasilkan gempa bumi Mw (magnitudo) kelas Mw6 hingga kelas Mw7," ucap dia.

Mudrik menjelaskan, banyak sekali catatan gempa buminya, dan besar-besar masuk kelas magnitudo Mw6 hingga kelas Mw7. Setiap segment sesar aktif memiliki karakteristik berbeda beda dan posisi atau fase siklus gempa bumi yang berbeda beda pula.

Untuk itu, menurut Mudrik, harus selalu waspada dan sadar bahwa hidup berada didekat sesar atau patahan aktif.

"Harus hidup harmoni dengan ancaman ini dan faham bagaimana jika terjadi gempa. Seperti lindungi kepala, masuk dalam kolong meja, segera keluar rumah, dll. Dan membangun bangunan tahan gempa adalah wajib," pungkas dia. (Ata/Z-7)

More Articles ...