logo2

ugm-logo

Budaya Sadar Bencana Perlu Diwujudkan

image

UNGARAN, suaramerdeka.com- Bupati Semarang, Mundjirin, meminta seluruh elemen masyarakat bisa mewujudkan budaya sadar bencana. Dengan begitu, warga akan siap menghadapi bahaya mau pun bencana yang datangnya tidak bisa diprediksi.

“Kabupaten Semarang mempunyai karakter geografis dan geologis yang rawan bencana. Maka kita perlu mewujudkan kesadaran terhadap bencana,” katanya, ketika menjadi Pembina Apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Tingkat Kabupaten Semarang di Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Kamis (26/4).

Demikian halnya dengan penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan, dan teknologi terkait bencana, sudah selayaknya harus dimiliki secara bertahap oleh warga dan sukarelawan. Di samping itu, kesiapsiagaan bencana juga perlu ditunjang dengan komunikasi serta koordinasi lintas sektoral.

“Ada kendala dan tantangan bagi pemerintah untuk mewujudkan kesiapsiagaan bencana secara mandiri. Untuk itu, diperlukan solusi dalam memahami tanda-tanda bahaya bencana dari beberapa pemangku kepentingan,” jelasnya.

Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto melalui Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Hartono menambahkan, secara berkala pihaknya telah dan akan menggelar latihan kesiapsiagaan bencana melibatkan masyarakat. Tujuannya, untuk membangun partisipasi disamping mewujudkan pemetaan fisik wilayah rawan bencana.

Setelah apel, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian tali asih serta bingkisan kepada korban bencana. Kemudian pukul 10.00 WIB, dilakukan uji sirine serta evakuasi mandiri di sembilan titik pantau. Di antaranya di RSUD Ambarawa, RSUD Ungaran, PT Ungaran Sari Garmen, SD Ungaran 1, SMA 1 Ungaran, SMA 2 Ungaran, Universitas Ngudi Waluyo, serta di Desa Sepakung dan Desa Wirogomo Kecamatan Banyubiru.

Kecuali Tsunami, Banyumas Rawan Beragam Bencana

PURWOKERTO – Ratusan karyawan Rita Supermall Purwokerto panik ketika terdengar alarm tanda gempa bumi menyala. Suasana langsung berubah gaduh. Mereka nampak berlarian ke luar gedung untuk menghindari menghindari kemungkinan gedung runtuh. Bahkan ada yang harus dilarikan ke rumah sakit karena terluka. Itulah suasana yang terjadi saat simulasi bencana yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Kamis (26/4) kemarin.

Kegiatan itu dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2018. PENANGANAN :Anggota Tagana membantu anggota security service Rita Super Mall memadamkan api yang berkobar usai gedung diguncang gempa. Simulasi kesiapsiagaan bencana ini dilaksanakan serentak di Indonesia, dan di Banyumas sendiri di lakukan di tiga titik, yang salah satunya di gedung Rita Super Mall Purwokerto (26/4).

(DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADARMAS) Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banyumas, Catur Hari Susilo mengatakan, seluruh wilayah Banyumas rawan berbagai bencana alam, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, angin ribut, longsor dan berbagai bencana lainnya, kecuali bencana tsunami. Disebutkan, selain simulasi di wilayah kota Purwokerto yang dipusatkan di Rita Supermall, kegiatan serupa juga dilakukan di tiga lokasi lainnya. Antara lain di wilayah timur simulasi gempa bumi dipusatkan di Desa Watuagung, Kecamatan Tambak. Lalu ada dimulasi bencana banjir di wilayah utara digelar simulasi bencana banjir yang dipusatkan di sekitar Lokawisata Baturraden.

Terakhir, simulasi digelar di SMAN 1 Ajibarang yang dipusatkan untuk simulasi bencana gempa bumi.

“Ini menjadi salah satu imbauan kepada masyarakat Banyumas agar selalu siaga menghadapi potensi bencana alam yang bisa terjadi setiap saat. Pasalnya, semua jenis bencana sangat berpotensi di wilayah Banyumas,” tegasnya. Seperti yang tercatat di Indeks Risiko Bencana (IRB), dari 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah, Banyumas menempati peringkat kelima tertinggi yang berpotensi bencana alam.

Catur menambahkan dalam kegiatan simulasi kemarin, BPBD Banyumas menargetkan 2.500 orang mengikuti simulasi bencana HKBN. Dan fakta di lapangan ada 15 ribu orang yang mengikuti simulasi evakuasi mandiri bencana alam. “Sembilan puluh persen dilakukan mandiri oleh masyarakat, serta sisanya dibantu pemerintah dan sukarelawan bencana,” ujarnya. Selain diikuti berbagai elemen masyarakat, kegiatan kemarin juga diramaikan oleh sejumlah personel TNI, Polri, dan berbagai organisasi lainnya.(ely/bay)

Sumber: http://radarbanyumas.co.id

More Articles ...