Filifina - Paling sedikit 52 orang tewas di Filipina selatan setelah badai topan Bopha melanda negara itu pada Selasa (4/12), menimbulkan banjir, padam listrik, dan membawa angin berkecepatan hingga 200 kilometer per jam.
Sebanyak 44 orang tewas tertimbun tanah longsor di Kota New Bataan, dan empat lagi nelayan hilang di lepas Pulau Mindanao.
Puluhan-ribu orang berdesakan di pusat-pusat penampungan darurat dan banyak bagian pulau itu mengalami padam listrik semalam.
Topan Bopha adalah badai terhebat yang melanda Filipina tahun ini, membawa hujan lebat dan angin kencang di Mindanao, menumbangkan pohon-pohon dan tiang listrik, menyebabkan banjir lokal dan memaksa lebih dari 56.000 orang mengungsi ke pusat-pusat penampungan darurat.
Tayangan di televisi menunjukkan batang kayu yang hanyut di sungai, para pekerja yang memotong pohon-pohon yang tumbang yang memblokir jalan raya dan orang-orang yang terbaring diatas tikar di lantai di pusat penampungan darurat.
Di kota Cagayan de Oro, dimana gelombang raksasa menerpa pesisir, walikota Vicente Emano mengatakan, polisi mengumpulkan semua warga di daerah-daerah rendah dan memindahkan mereka ke tempat-tempat penampungan.
Selain 44 orang yang tewas di New Bataan, pihak berwenang mengatakan, delapan lainnya ditegaskan tewas, hampir semuanya, kecuali satu, tewas di Mindanao, dengan tiga korban tertimpa pohon yang tumbang.
Badai itu kini telah melemah dan bergerak melewati Pulau Palawan dan Laut Cina Selatan. Seluruhnya 146 penerbangan dari dan ke Mindanao dan pulau-pulau di Filipina tengah telah dibatalkan sejak Senin malam, dan lebih dari 3,000 penumpang feri terlantar karena kapal-kapal diperintahkan untuk tetap berada di pelabuhan.