logo2

ugm-logo

Reportase Diskusi Outlook Manajemen Bencana Kesehatan Tahun 2016

Description: C:\Users\Madelinaani\Downloads\IMG_8865.JPG

Setiap  awal tahun Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan  rutin melaksanakan outlook kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Diskusi outlook manajemen bencana kesehatan tahun 2016 ini dimoderatori oleh Madelina Ariani, SKM, MPH. Diskusi diawali penyampaian refleksi dan outlook manajemen bencana oleh dr. Bella Donna, M.Kes selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana PKMK FK UGM. Bella menyampaikan bencana yang terjadi pada tahun 2015 lebih banyak disebabkan oleh bencana yang berhubungan dengan perubahan iklim seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Bencana kebakaran hutan merupakan bencana yang memiliki dampak paling parah. Kebijakan penanggulangan bencana sektor kesehatan tahun 2016 masih akan berfokus pada pengurangan risiko bencana sesuai dengan Sendai Framework.

Diskusi outlook kebijakan manajemen bencana kesehatan menghadirkan pembicara yaitu Danang Samurizal, ST dari BPBD DIY. Danang menyampaikan koordinasi penanggulangan bencana dilaksanakan pada fase pra bencana, sedangkan pada saat tanggap darurat yang berlaku adalah sistem komando. Danang menegaskan untuk menciptakan koordinasi yang bagus maka diperlukan sebuah perencanaan yang dituangkan dalam Rencana Penanggulangan Bencana. Terkait dengan dana penanggulangan bencana, Danang menyampaikan dana on call memang terpusat di BNPB, sedangkan di daerah untuk penanggulangan bencana masuk dalam belanja tidak terduga. 

Pembicara kedua dr. Achmad Yurianto, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Achmad menyampaikan berdasarkan hasil assessment kesiapsiagaan sektor kesehatan di 34 Kabupaten/Kota, masih banyak daerah yang belum siap. Untuk tahun 2016, sesuai dengan renstra kebijakan sektor kesehatan masih pada isu pengurangan risiko bencana. Pendekatan penanggulangan bencana yang digunakan oleh PPKK antara lain pendekatan faktor hazard, kerentanan masyarakat dan kemudian peningkatan kapasitas masyarakat. Selanjutnya, penanggulangan bencana dilaksanakan dengan pendekatan klaster kesehatan. untuk mengkoordinasikan semua kapasitas. Koordinasi akan lebih bagus jika dikumpulkan dalam satu klaster sehingga kapasitas terebut bisa berkolaborasi dengan baik.

Pembicara ketiga Rimawati, SH, M.Hum, Dosen Fakultas Hukum UGM itu menyoroti isu kebakaran hutan yang hampir terjadi setiap tahun yang meresahkan masyarakat juga negara tetangga. Perlu adanya sanksi tegas bagi pelaku pembakaran hutan. Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi perdata, pidana dan sanksi administratif. Peran lintas Sektor-SKPD dalam penegakan hukum terhadap isu pengendalian kabut asap dapat berupaya preventif seperti sosialisasi, advokasi dan evaluasi dan dapat juga upaya represif dengan penegakan regulasi penanganan bencana.
dr Handoyo Pramusinto, Sp.BS selaku ketua pokja bencana menyoroti rencana penanggulangan bencana di daerah dan rumah sakit. Handoyo menyatakan bahwa dalam Permenkes No 64 Tahun 2013 mengatur peran kementerian kesehatan, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten dalam penanggulangan krisis kesehatan. Dalam Permenkes tersebut belum ada yang mengatur peran rumah sakit dan masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan, Handoyo mengusulkan agar Permenkes dapat direvisi.

Description: C:\Users\Madelinaani\Downloads\IMG_8861.JPG


Pembicara terakhir adalah dr. Iskandar Leman dari Masyarakat penanggulangan Bencana di Indonesia. Iskandar menyampaikan bahwa sekarang kita fokus pada pengurangan risiko bencana dengan membentuk masyarakat yang tangguh bencana. Iskandar memandang sangat penting untuk memasukkan agenda penguatan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana. Kementerian memiliki banyak program desa binaan, tetapi berjalan sendiri-sendiri sehingga program-program ini perlu diintegrasikan (Oktomi Wijaya).

 

Reportase PPGD Awam Puskesmas Desa Talaga, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Reportase PPGD Awam

Puskesmas Desa Talaga, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat.


C:\Users\Madelinaani\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20151216_113954.jpgC:\Users\Madelinaani\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20151216_140225.jpg

Dok. PKMK: Proses Praktek Triase Korban

Di sesi ini peserta diajak untuk dapat melakukan tindakan seperti yang sudah diberikan pada sesi pagi, mengenai triase, stabilisasi, dan pembidaian. Masyarakat diminta membawa peralatan yang ada di desa untuk pelatihan ini, seperti sarung, bambu, kain kerudung, dan karung beras. Peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan di puskesmas dan masyarakat ini lah yang diharapkan nantinya dapat menjadi kader untuk mengajarkan kembali kepada warga mengenai pertolongan pertama kegawatdaruratan di masyarakat.

Telah ditentukan tujuh kasus yang akan diberikan kepada korban. Kemudian, kelompok lainnya bertugas menjadi petugas triase. Korban di sebar lalu kemudian petugas kesehatan dan masyarakat menolong korban sesuai dengan kegawatdaruratannya. Meski ini hanya simulasi, tetapi peserta serius dalam melakukan triase kepada korban. Meski didapatkan kekeliruan dalam menentukan tingkat kegawatdaruratan dana prioritas pasien, namun pada akhirnya peserta memahaminya melalui penjelasan instruktur.

C:\Users\Madelinaani\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20151216_142405.jpgC:\Users\Madelinaani\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20151216_142518.jpgC:\Users\Madelinaani\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20151216_142536.jpg

Dok. PKMK: Praktek Pembidaian

Selanjutnya, peserta diajak untuk mempraktekkan teknik pembidaian, teknik mengangkat korban, dan stabilisasi. Pada dasarnya seluruh peserta mampu untuk melakukan tindakan penyelamatan korban. Yang dirasakan sulit bagi peserta mengenai mengangkat korban, faktor kebiasaan yang masih salah dalam mengambil atau mengangkat beban menjadi penyebabnya. Masih banyak peserta yang mengangkat menggunakan otot pinggung ketimbang otot kaki atau betis yang benar.

C:\Users\Madelinaani\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20151216_153306.jpg

Dok. PKMK: Penutupan

Kegiatan kali ini diakhiri dengan pengarahan dan refleksi dari Kepala Puskesmas Desa Talaga, Beliau memberikan catatan bagi masukan dari narasumber dan pengalam hari ini kaitannya dengan persiapan bencana dan wacana berkembangnya puskesmas menjadi puskesmas perawatan pada tahun 2016. Baik sarana prasarana, perlatan, dan kapasitas SDM harus ditingkatkan untuk hal ini. Penutupan diakhir dengan foto bersama.


Reportase oleh Madelina Ariani

More Articles ...

Di dunia magis kasino online, Spin Gratis adalah salah satu bonus yang paling dicari, menawarkan pemain kesempatan untuk memutar gulungan permainan slot tanpa mempertaruhkan uang mereka sendiri. Pemain Austria memiliki berbagai pilihan fantastis untuk menikmati bonus ini, dan panduan komprehensif kami untuk https://smartbonus.at/freispiele/ Free Spins memberikan wawasan mendetail tentang penawaran Free Spins terbaik yang tersedia. Panduan ini dirancang untuk membantu pemain pemula dan berpengalaman menavigasi berbagai bonus Free Spins yang ditawarkan oleh kasino online top Austria. Panduan kami mempelajari mekanisme Free Spins, menjelaskan cara kerjanya dan cara memaksimalkan potensinya. Baik itu bagian dari paket sambutan atau penawaran yang berdiri sendiri, penting untuk memahami syarat dan ketentuan, seperti persyaratan taruhan dan batasan permainan. Perbandingan dan ulasan kami tentang berbagai penawaran spin gratis memastikan Anda memiliki informasi terbaru di ujung jari Anda. Kami juga memberikan tips ahli tentang cara mendapatkan hasil maksimal dari putaran gratis ini dan meningkatkan peluang Anda untuk mengubahnya menjadi kemenangan nyata. Dengan panduan kami, Anda akan diperlengkapi dengan baik untuk memanfaatkan penawaran spin gratis terbaik di Austria, menjadikan setiap sesi slot lebih menarik dan berpotensi memberi Anda hadiah.