logo2

ugm-logo

Reportase: 24th Asia Pacific Symposium on Critical Care and Emergency Medicine

24th Asia Pacific Symposium on Critical Care and Emergency Medicine

(APSCCEM)

Bali – Indonesia, 3 Agustus 2017


Sesi I

ASIA PACIFIC SYMPOSIUM ON CRITICAL CARE

Asia Pacific Symposium on Critical Care and Emergency Medicine (APSCCEM) yang ke-24 diselenggarakan di Bali, Indonesia. Kegiatan tersebut diikuti beberapa peserta multi disiplin dan dari berbagai negara. Sesi pertama mengambil topik Safe Community for Emergencies and Disaster dimoderatori oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD yang merupakan dosen dan guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Pembicara pertama oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS yang membahas tentang Implementation of Safe Community in Indonesia. Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara dengan jumlah kematian yang tinggi akibat emergencies situation bersama dengan India dan China. Sistem Penanggulangan Dawat Darurat Terpadu (SPGDT) telah dideklarasikan sejak 17 tahun yang lalu, dan SPGDT tersebut dibedakan menjadi 2 yakni SPGDT sehari-hari dan SPGDT saat bencana. Untuk komunitas awam diperlukan suatu pelatihan basic life support (BLS)/ bantuan hidup dasar (BHD) untuk perlindungan diri. Safe community merupakan salah satu hal penting untuk mencapai emergency response system yang terintegrasi. Meskipun di Indonesia telah ada PSC 113 sejak 17 tahun lalu, namun hal itu termasuk lambat dibandingkan negara lain.

Pembicara kedua ialah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dan Koordinator Umum Brigade Siaga Bencana (BSB) Kab. Bantaeng dr. Andi Ihsan, DPDK yang membahas tentang “Dukungan Pemerintah Kab. Bantaeng dalam Mewujudkan Safe Community di Kab. Bantaeng melalui PSC 119”. Penjajakan sebelum dibentuknya BSB, maka pemerintah melakukan kunjungan langsung ke masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan. Akhirnya pada 2009, terbentuk emergency service yang dinamakan Brigade Siaga Bencana (BSB) dan melakukan kerjasama dengan pemerintah Jepang dalam hal bantuan mobil ambulan. Dengan berjalannya waktu maka BSB berubah nama menjadi PSC 119 dengan melibatkan BPBD Kabupaten Bantaeng dengan fungsi yang masih sama seperti sebelumnya.

Pembicara terakhir dalam sesi pertama adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Mochamad Mastur, MM yang membahas tentang Implementasi Public Safety Center (PSC) di Kabupaten Tulungagung. PSC yang dimiliki oleh Kab. Tulungagung terbentuk sejak n 2015 dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kegawatdaruratan kepada masyarakat dengan cara memperpendek response time. Sejak 2012, dilakukan penataan antar rumah sakit karena dilatarbelakangi tingginya kematian yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman ke rumah sakit sehingga akan terlambat juga untuk mendapatkan penanganan. Untuk saat ini semua ambulan telah dilengkapi oleh radio komunikasi dan android sehingga dapat terpantau untuk lokasinya.

MATERI:

pdfPri  THE IMPLEMENTATION OF SAFE   COMMUNITY IN IND

pdfDR ANDI IHSAN - BANTAENG Indonesian

pdfDinkes Kab Tulungagung - Indonesian


Reportase Webinar Kurikulum: Disaster Nursing

Reportase Webinar Divisi Manajemen Bencana

Kurikulum: Disaster Nursing

Kamis, 27 April 2017

Laboratorium Leadership FK UGM


webinar series april

Webinar series dari Divisi Manajemen Bencana untuk April mengangkat topik Kurikulum: Disaster Management. Pertemuan ini dimoderatori oleh Sutono, S.Kp, M.Sc, M.Kep selaku dosen keperawatan FK UGM dan pembicara Syahirul Alim, S.Kp, PhD yang merupakan dosen keperawatan FK UGM.

Pemateri menjelaskan bahwa bencana kesehatan menurut WHO merupakan suatu gangguan serius terhadap fungsi komunitas atau masyarakat yang berdampak pada manusia, ekonomi, atau lingkungan yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat itu sendiri. Sementara dari Internasional Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) menyebutkan bahwa rumus bencana yakni kerentanan dan bahaya dibagi dengan kapasitas.

Fase bencana dibagi dalam 3 fase yakni pre insiden, insiden, dan post insiden. Perawat memiliki peran penting dari tiap fase bencana tersebut. Berdasarkan Internasional Council of Nurses (ICN) kompetensi perawat dalam bencana dibagi menjadi 10 kompetensi yang dibagi dalam beberapa fase yakni pada fase mitigasi yakni 1) pengurangan risiko, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan, serta 2) perencanaan dan pengembangan kebijakan. Fase kesiapsiagaan terdiri dari kompetensi 1) akuntabilitas, praktek etik dan legal, 2) komunikasi dan berbagi informasi, 3) pendidikan dan kesiapsiagaan. Fase respon terdiri dari 1) perawatan komunitas, 2) perawatan individu dan keluarga, 3) perawatan psikologis, dan 4) perawatan pada kelompok rentan. Sedangkan pada fase pemulihan dan rehabilitasi terdapat kompetensi kebutuhan perawatan jangka panjang.

Saat ini pada program studi ilmu keperawatan FK UGM sedang mengembangkan kurikulum keperawatan bencana, dimana untuk kurikulum ini mencakup 6 SKS. Diharapkan dengan adanya kurikulum ini maka tingkat kesadaran tentang keperawatan dalam bencana akan meningkat. Dalam kurikulum tersebut tidak hanya terdiri dari perkuliahan, namun juga praktikum, skills lab, tutorial, serta akan dimasukkan ke dalam kurikulum dalam pendidikan profesi dengan membuka stase khusus bencana.

Pertemuan webinar kali ini sangat interaktif, karena peserta banyak mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Hal ini dikarenakan keperawatan bencana merupakan suatu hal yang belum banyak diimplementasikan baik dalam dunia pendidikan maupun dalam praktek di rumah sakit. Harapannya profesi dari perawat bencana yang tergabung dalam Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) ikut berperan dan menjembatani untuk peningkatan kompetensi bagi seluruh perawat tentang keperawatan bencana dan dapat bergabung dalam Emergency Medical Technicians (EMT) pada saat terjadi bencana.

Reporter: Wisnu Damarsasi, MPH

More Articles ...

Di dunia magis kasino online, Spin Gratis adalah salah satu bonus yang paling dicari, menawarkan pemain kesempatan untuk memutar gulungan permainan slot tanpa mempertaruhkan uang mereka sendiri. Pemain Austria memiliki berbagai pilihan fantastis untuk menikmati bonus ini, dan panduan komprehensif kami untuk https://smartbonus.at/freispiele/ Free Spins memberikan wawasan mendetail tentang penawaran Free Spins terbaik yang tersedia. Panduan ini dirancang untuk membantu pemain pemula dan berpengalaman menavigasi berbagai bonus Free Spins yang ditawarkan oleh kasino online top Austria. Panduan kami mempelajari mekanisme Free Spins, menjelaskan cara kerjanya dan cara memaksimalkan potensinya. Baik itu bagian dari paket sambutan atau penawaran yang berdiri sendiri, penting untuk memahami syarat dan ketentuan, seperti persyaratan taruhan dan batasan permainan. Perbandingan dan ulasan kami tentang berbagai penawaran spin gratis memastikan Anda memiliki informasi terbaru di ujung jari Anda. Kami juga memberikan tips ahli tentang cara mendapatkan hasil maksimal dari putaran gratis ini dan meningkatkan peluang Anda untuk mengubahnya menjadi kemenangan nyata. Dengan panduan kami, Anda akan diperlengkapi dengan baik untuk memanfaatkan penawaran spin gratis terbaik di Austria, menjadikan setiap sesi slot lebih menarik dan berpotensi memberi Anda hadiah.