logo2

ugm-logo

Blog

OCEAN Chapter WADEM

70th-id

Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 Tahun di 17 Agustus 2015 ini. Dirgahayu Indonesia. Semoga bangsa kita semakin tangguh disegala bidang

Ya, Agustus adalah bulan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Pembaca website bencana, kita bersama bersuka cita merayakan kemerdekaan negara ini. Sumbangsih kita sebagai penggiat bencana dan kemanusiaan adalah mengupayakan ketangguhan bangsa kita dalam menghadapi segala jenis ancaman bencana saat ini dan masa yang akan datang.

Pembaca website bencana sekalian, salah satu bentuk nyata upaya tersebut adalah aktifnya kita melakukan diskusi dalam bidang kita. Kami menyediakan ruang khusus untuk itu yakni dalam Community of Practice (CoP) bencana kesehatan. Kami akan segera memulai kegiatan ini September mendatang, untuk itu silakan saudara simak pengantarnya dan segeralah mendaftar untuk menjadi bagian dari CoP bencana kesehatan di Indonesia. Selengkapnya .

Pembaca sekalian, minggu lalu kita telah menyimak reportase dari hasil penilaian tim kami atas pemulihan bencana gempa Nepal, pembaca ingin kembali menyimaknya Silakan . Minggu ini kami kembali memberikan news letter terbaru dari rekan kami OCEAN Chapter WADEM. Kami secara rutin mendapat kiriman news letter ini dan dengan senang hati membagikannya kembali kepada saudara sekalian.  Banyak informasi bermanfaat untuk kita simak seperti laporan mengena kejadian bencana di beberapa negara, forum diskusinya, dan informasi mengenai agenda seminar terdekat. Bagi mahasiswa yang membutuhkan bimbingan dan mencari kelompok diskusi mengenai manajemen bencana sektor kesehatan, dapat melihat informasinya pada news letter ini. Silakan simak selengkapnya

Pembaca sekalian, jangan lewatkan Forum Nasional Kebijakan Kesehatan Indonesia pada 24-27 Agustus mendatang di Padang. Pembaca sekalian, khususnya yang berada di Padang dan sekitarnya yang berminat dan selama ini berkecimpung dalam penanggulangan bencana dan pendidikan bencana sektor kesehatan untuk dapat hadir pada Kelas Pokja Penanggulangan Bencana. Silakan pembaca menyimak TOR lengkapnya

Hari Kemanusiaan Sedunia

Pembaca website bencana kesehatan, senang sekali diawal Agustus ini kita dapat bertemu kembali. Tahukah pembaca sekalian bahwa pada tanggal 19 Agustus setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia atau World Humanitarian Day? Kali ini WHO mengajak seluruh warga dunia yang pernah merasa manfaat dari kerja tenaga kesehatan baik dalam konflik, situasi bencana, atau situasi sulit di daerah terpencil tetapi tetap berjuang dan bekerja untuk kesehatan masyarakat untuk terlibat menuliskan kisah mereka dengan mengirimkan ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. pembaca juga dapat menyimak tujuan lengkapnya pada link berikut

Minggu ini kami coba membagikan informasi mengenai Pengukuran kesehatan masyarakat pada masa tanggap darurat atau Community Asessment for Public Health Emergency Response (CASPER). CASPER dapat digunakan dengan terlebih dahulu mengaktifkan software epiinfo pada PC pengguna dan selanjutnya tools ini dapat digunakan untuk survey secara cepat pada masa tanggap darurat bencana ataupun digunkan pada masa normal. Silakan pembaca menyimak file presentasi Selengkapnya

Pembaca sekalian tentu masih ingat dengan kejadian bencana gempa Nepal beberapa bulan silam? Tim kami, dr. Hendro Wartatmo berkesempatan untuk berkunjung ke Nepal dan melakukan pemulihan disana. Bagaimana ceritanya dan apa yang dapat kita pelajari untuk perkembangan manajemen bencana di Indonesia? Silakan pembaca menyimak Reportase kami

Tidak terasa tinggal 20 hari lagi kita akan berkumpul pada event besar para penggiat dan peneliti kebijakan kesehatan pada Forum Nasional Kebijakan Kesehatan Indonesia pada 24-27 Agustus mendatang di Padang. Pembaca sekalian, khususnya yang berada di Padang dan sekitarnya yang berminat dan selam ini berkecimpung dalam penanggulangan bencana dan pendidikan bencana sektor kesehatan untuk dapat hadir pada Kelas Pokja Penanggulangan Bencana. Silakan pembaca menyimak TOR lengkapnya

Community of Practice (COP) mengenai Hospital Disaster Plan yang dikembangkan oleh Divisi Manajemen Bencana, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM masih memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat rumah sakit, tim penanggulangan bencana rumah sakit dan daerah, perguruan tinggi kesehatan, atau siapapun Anda yang tertarik untuk belajar dan berdiskusi mengenai Hospital Disaster Plan untuk bergabung dalam program ini. Silakan bagi pembaca yang ingin mengetahu lebih lanjut mengenai COP HDP ini bisa mengklik pada link disamping kanan website ini atau pada link berikut

 

Coomunity of Practice Manjemen Bencana

http://sp.beritasatu.com/media/images/original/20120917104544172.jpg

Hasil penelitian Divisi Manajemen Bencana, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM tentang kesiapsiagaan penanggulangan bencana di rumah sakit di beberapa daerah seperti Ende (Nusa Tenggara Timur), Seram (Bagian Barat Provinsi Maluku) serta di Kabupaten Aceh Timur menunjukkan bahwa kesiapsiagaan rumah sakit dalam penanggulangan bencana masih pada level rendah. Rumah sakit belum memiliki rencana penanggulangan bencana (Hospital Disaster Plan). Masih banyak rumah sakit yang belum memahami bagaimana untuk memulai melaksanakan hospital disaster plan. Beberapa rumah sakit memiliki dokumen hospital disaster plan, tetapi hanya sebatas dokumen saja untuk memenuhi persyaratan akreditasi rumah sakit. Dokumen hospital disaster plan yang ada tidak operasional.

Bagi Bapak/Ibu yang tertarik berdiskusi lebih lanjut mengenai hospital disaster plan ini, dapat bergabung melalui Community of Practice Hospital Disaster Plan (COP HDP). Pada COP HDP ini kita akan memaparkan materi-materi yang terkait hospital disaster plan dari para pakar. Bapak/Ibu sekalian juga dapat mendiskusikan permasalahan terkait HDP yang terjadi di rumah sakit Bapak/Ibu.

Bagi Bapak/Ibu yang belum terdaftar dan tertarik menjadi anggota komunitas ini, silakan mendaftar

Reportase Laporan Hasil Keberangkatan dr. Hendro untuk Assessment Gempa Nepal

Lessons Learnt: Health Services Assessment 3 Months after Nepal’s Earthquake

Reportase oleh Madelina Ariani


dr. Hendro menceritakan keberangkatan beliau bersama dua orang lainnya yang berasal dari YEU atau YAKKUM Emergency Unit dan juga dari Pusbankes 118 DIY. Mereka bertiga bertujuan untuk melakukan assessment pasca tiga bulan gempa Nepal. Manarik dari cerita beliau adalah kedatangan mereka disana tidak sesuai dengan harapan.

Mereka datang ke Nepal dan langsung ingin mendaftarkan diri ke Badan Penanggulangan Bencana Nepal, semacam BNPB di Indonesia. Mereka juga mendatangi Kementerian Kesehatan Nepal. Namun tidak ada informasi yang mereka dapatkan, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung dengan Health Emergency Operation Center yang barangkali pusat ini mirip dengan pos tanggap darurat dan kesehatan jika di Indonesia. Di sinilah akhirnya mereka dapat berdiskusi dengan kepalanya.

Ada beberapa hal yang akhirnya menjadi hasil dari proses perjalanan mereka:

  1. Bantuan untuk recovery dirasakan pemerintah dan NGO setempat sudah cukup

  2. Seluruh ajuan proposal recovery harus masuk dan terdaftar di pemerintah, dan hingga saat ini proposal yang diajukan sudah cukup banyak dan tinggal menunggu disahkan oleh pemerintah.

  3. BNPB setempat tidak berdiri sendiri seperti di Indonesia, melainkan dibawah kementerian sosial.

Hari –hari berikutnya mereka terus melakukan pemantauan lokasi, mereka mengunjungi tempat pengungsian, lokasi gempa, sekolah, rumah sakit, puskesmas, hingga puskesmas pembantu. Mereka juga mengcek pelaksanaan mental health dan layanan kesehatan. Semua memang terlihat sudah kembali seperti semula. Namun, pertanyaan mendasarnya, apakah itu sudah cukup? Tidakkah upaya recovery ditujukan untuk memperbaiki keadaan jauh lebih baik dari keadaan semula?

Diskusi pagi ini sangat menarik, terutama ketika peserta diskusi menanyakan mengenai kebutuhan apa yang harusnya mereka dapatkan? Apa yang bisa kita lakukan? Bagaimana sebenarnya menghadapi gap persepsi antara keinginan mau menolong dengan rasa cukup oleh pemerintah lokal?

Jika kita mengambil kasus Tsunami Aceh dan Gempa Padang misalnya, kita dari UGM berkeinginan membantu dan disambut dengan baik oleh pemerintah disana. Artinya ada persepsi yang sama. Dan ini kurang kita dapatkan pada kasus Nepal ini. Hal ini menarik didiskusikan agar penanganan bencana kedepannya bisa lebih baik.

Tentunya juga ada hal positif yang bisa diambil dari pengalaman ini, diantara ketegasan Nepal untuk menolak bantuan barang bekas masuk ke negaranya juga kemampuan pulih dari masyarakatnya sendiri. Jika kita bandingkan dengan kejadian bencana yang pernah terjadi di Indonesia maka kasus Nepal ini mirip dengan tsunami Aceh dan gempa Padang. Bedanya kita bisa lebih terbuka dengan bantuan dari luar sedangkan mereka lebih terkesan “pilih-pilih”. Saat ini dapat kita katakana sistem penanggulangan bencana yang kita buat lebih baik dari pada Nepal, tetapi butuh upaya kita untuk benar-benar menjalankan sistem yang sudah kita bangun.

Diskusi pagi ini berjalan sangat menarik selama satu setengah jam. Rekomendari akhir dari pembicara untuk pengembangan kelompok kerja bencana dalam upaya penanggulangan bencana kedepannya adalah pengembangan jejaring dengan NGO dalam dan luar negeri untuk upaya sharing dan kerjasama, serta bagaimana kelompok kerja bancana dapat menyebarluaskan success story dari upaya capacity building penanggulangan bencana di bidang kesehatan yang pernah dilakukan di Aceh, Padang, dan Yogyakarta.

 

Penggunaan “Pengetahuan Bencana” dalam Pengurangan Resiko Bencana

DKM

Pembaca website bencana kesehatan, selamat bertemu kembali di awal Juli 2015. Pembaca sekalian, dalam pengantar minggu ini banyak sekali informasi yang kami berikan kepada pembaca, mulai dari artikel yang akan kita bahas, tawaran pelatihan bencana, tawaran grant penelitian dalam kebencanaan, dan event. Pembaca dapat mengakses informasi ini pada menu agenda mendatang di atas dan pada menu informasi sebelah kanan website bencana ini

Artikel yang kita angkat minggu ini berjudul The disaster-knowledge matrix: reframing and evaluating the knowledge challenges in disaster risk reduction, silakan . Artikel yang diterbitkan oleh jurnal International Journal of Disaster Risk Reduction Volume 13 ini mendiskusikan mengenai tantangan dalam mengimplementasikan kebijakan dan praktek penyelenggaraan bencana yang berbasis penelitan ada pengetahuan bencana atau disaster-knowledge. Untuk menyakinkan pembaca, penulis mencoba mengilustrasikan penggunaan evaluasi ilmu pengetahuan dalam pengembangan kebutuhan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana di lapangan. Hasil gambaran ini menunjukkantransmisi dan kebutuhan basis ilmu pengetahuan dalan upaya pengurangan resiko bencana. Menariknya, penulis juga mengangkat contoh kasus kesuksesan dan kegagalan arus informasi antar stakeholder di daerah. Penulis juga mengangkat studi kasus negara Austria dan Mexico.