logo2

ugm-logo

Tantangan dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Tsunami di Pulau - Pulau Kecil yang Rawan Tsunami di Sumatera

 Enam belas tahun sejak tsunami Samudra Hindia 2004, yang menyebabkan kerusakan besar di sekitar Laut Andaman, masyarakat telah berpartisipasi dalam upaya mengurangi risiko tsunami di Indonesia. Namun, pertanyaan yang paling penting adalah apakah upaya tersebut cukup dalam menghadapi risiko tsunami. Diantara tantangan yang paling mencolok disini adalah menjembatani kesenjangan dalam pengurangan risiko tsunami antara daratan Sumatera dengan masyarakat di beberapa pulau kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini kota - kota terpilih di pulau - pulau kecil yang rawan tsunami dan mengidentifikasi hambatan - hambatan dalam kesiapsiagaan bahaya tsunami. Ini berfokus pada membandingkan upaya dalam hal fasilitas yang tersedia untuk rencana evakuasi tsunami dan perkiraan waktu kedatangan tsunami (estimated time of arrival/ ETA), yang dihitung berdasarkan model propagasi tsunami deterministik. Dalam kaitan ini, lima lokasi yang diamati tergolong dalam kondisi siaga tsunami kritis, yaitu Pulau Balai, Lahewa Pulau Nias, Sabeugunggung Pulau Pagai Utara, Surat Aban Pulau Pagai Selatan, dan Pulau Enggano. Sebagian besar dari mereka memiliki ruang terbatas untuk evakuasi tsunami dan ETA tsunami pendek, yang merupakan kondisi ekstrem yang membutuhkan tindakan mitigasi tsunami segera. Salah satu pendekatan yang mungkin adalah membangun bangunan evakuasi tsunami vertikal atau memodifikasi bangunan yang ada yang dapat digunakan untuk evakuasi tsunami di pulau - pulau. Artikel ini juga menyoroti aspek sosial terkait kesiapsiagaan tsunami. Riset ini dipublikasikan pada 2020 di International Journal of Risk Reduction

Selengkapnya

Kesiapsiagaan Bencana dan Kompetensi Profesional Diantara Penyedia Layanan Kesehatan

Kesiapsiagaan rumah sakit terhadap kejadian korban massal dan tanggap bencana meliputi kegiatan, program dan sistem yang dikembangkan dan dilaksanakan sebelum kejadian. Langkah - langkah ini dirancang untuk memberikan perawatan medis yang diperlukan bagi para korban bencana, dan untuk meminimalkan dampak negatif dari peristiwa individu pada layanan medis. Hingga saat ini, belum ada survei sistematis di Polandia mengenai kesiapan rumah sakit, serta tenaga medis, untuk menangani insiden korban massal. Akibatnya, sedikit yang diketahui tentang pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi profesional petugas kesehatan. Tujuan dari studi percontohan ini untuk memulai eksplorasi dan mengumpulkan data tentang kompetensi tenaga kesehatan, selain menilai kesiapan rumah sakit untuk insiden korban massal. Memanfaatkan survei anonim dari sampel acak, 134 penyedia layanan kesehatan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang kompetensi yang mereka butuhkan, dan kesiapsiagaan rumah sakit selama tanggap bencana. Ternyata subjek tes mengevaluasi kesiapsiagaan mereka sendiri untuk insiden korban massal dan bencana lebih baik daripada kesiapsiagaan tempat kerja mereka saat ini. Studi percontohan menunjukkan bahwa kuesioner yang dirancang dengan baik dapat digunakan untuk menilai hubungan antara kesiapsiagaan rumah sakit dan staf dan efisiensi tanggap bencana. Evaluasi kesiapsiagaan dan efektivitas tanggap bencana merupakan sarana untuk menemukan dan menghilangkan kemungkinan kesenjangan dan kelemahan dalam berfungsinya dan efektifnya manajemen rumah sakit selama insiden korban massal. Artikel ini dipublikasikan pada 2020 di jurnal MDPI

Selengkapnya

More Articles ...