YOGYAKARTA - Tingginya kerawanan bencana alam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak terkecuali Kota Yogyakarta menarik perhatian khusus Kodim 0734/Yogyakarta. Maka, untuk menimalisir jatuhnya kerugian baik materiil dan immateriil, Kodim setempat sudah menyiagakan 132 personel yang sewaktu-waktu bisa diturunkan jika terjadi bencana alam.
"Kami siapkan satu SSK (satuan setingkat kompi) dalam hal kerawanan bencana alam," jelas Komandan Kodim (Dandim) 0734/Yogyakarta, Letkol Inf Ananta Wira di Makodim setempat, Selasa (17/6).
Ratusan personel ini, ujar Dandim, akan langsung bergerak seandainya terjadi bencana alam. Dia mengaku pihaknya tidak perlu untuk terlebih dahulu berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam hal ini Wali Kota untuk penanggulangan pasca terjadinya bencana alam.
"Kami bergerak tanpa perlu koordinasi dengan pemkot dahulu. Ketika ada laporan terjadi bencana alam dari bawah (Koramil- red) langsung kami tindak lanjuti," tutur dia.
Sebagai bentuk keseriusannya, pagi tadi, bertempat di Makodim setempat, Kodim 0734 menggelar Gladi Posko penanganan bencana alam.
Diawali dengan upacara pembukaan yang dipimpin Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono, dalam simulasi tersebut diskenariokan adanya bencana gunung meletus. Pada simulasi itu juga diundang sejumlah kelompok-kelompok siaga bencana alam yang ada di masyarakat.
"Simulasi ini tidak praktek di lapangan. Hanya melihat lancarnya prosedur komunikasi antara komandan dengan jajaran yang ada di bawahnya," kata Ananta.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Imam Priyono usai menyaksikan jalannya simulasi menyambut baik dan mengapresiasi langkah yang diambil kodim.
Meskipun diakuinya Pemkot Yogyakarta selalu siap dalam penanggulangan bencana, namun dengan adanya dukungan bantuan dari Kodim maka Pemkot akan sangat terbantu.
Praktis, ketika adanya bantuan penanganan bencana dari TNI dalam bentuk operasional militer di luar perang, maka penanganan bencana alam yang seharusnya selesai dalam lima hari bisa hanya menjadi lima menit.
"Contoh sederhana ketika dalam sebulan ada 3 kebakaran di Karangwaru, Prawirodirjan dan Wirobrajan. Kami cukup terbantu dengan kesiapsiagaan dari para tentara," sambung dia.
Menurut Imam, di Kota Yogyakarta, ancaman bencana alam terutama pada banjir Kali Code dan Gunung Merapi. Ketika Kali Code debit air naik akibat lahar dingin maka dampaknya juga pada Kali Gajahwong yang meluap.
sumber: suaramerdeka.com