Berdasarkan informasi yang diperoleh, desa-desa yang tergenang banjir kiriman tersebut antara lain Mane Kareung, Asan Kareung, Paya Kareung, Jambo Timu dan Jambo Barat. Ketua Tagana Kota Lhokseumawe, Syamsul Bahri, kepada Analisa, mengatakan, banjir tersebut tidak berakibat fatal bagi kehidupan masyarakat, seperti harta benda apalagi korban jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Lhokseumawe, TM Mukhtar Said, kepada wartawan mengatakan, banjir yang terjadi di Blang Mangat tidak berdampak buruk bagi aktivitas masyarakat karena hanya sebentar. Banjir ini menurutnya hanya banjir kiriman dari daerah lain.
Mukhtar Said menjelaskan, banjir yang melanda Blang Mangat merupakan banjir kiriman dari Kabupaten Bener Meriah. Peristiwa banjir di kecamatan ini sebagaimana selalu terjadi sebelumnya juga merupakan banjir kiriman dari daerah lain.
Disebutkan, akibat curah hujan yang terlalu tinggi dalam empat hari terakhir, banjir genangan akibat hujan juga melanda inti kota Lhokseumawe. Setidaknya, dua desa di Kecamatan Banda Sakti terendam banjir, yaitu Desa Lancang Garam Tumpok Tengoh.
Mukhtar menambahkan, dalam menghadapi kemungkinan terjadinya banjir di musim hujan ini, BPBD telah menyiagakan personilnya dengan dibantu Orari, RAPI, Tagana, dan regu SAR Kota Lhokseumawe untuk memantau kondisi di Kecamatan Blang Mangat selama musim hujan ini.
Bencana alam lain juga sempat terjadi di Kota Lhokseumawe. Pada Sabtu (17/12) malam, beberapa rumah di Desa Pusong rusak akibat terjangan gelombang pasang purnama. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Lhokseumawe, Senin (19/12) menyalurkan bantuan beras dan kain sarung kepada korban bencana, ujar Kasi Bencana Alam, Majmul SH.
Siswa SD libur
Banjir juga terjadi akibat meluapnya Sungai (Krueng) Keureutoe, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Senin (19/12). Akibatnya, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Lhoksukon terendam banjir.
Sebagian murid sekolah ini akhirnya diliburkan karena sebagian ruang kelas di sekolah ini terendam banjir. Sekolah lain yang juga terimbas banjir luapan air sungai ini adalah SDN1 Lhoksukon.
Pantauan Analisa, banyak orang tua murid dan kendaraan antar-jemput murid sekolah ini akhirnya membawa pulang kembali anaknya karena banjir menggenangi beberapa ruas jalan di kota Lhoksukon dan halaman sekolah. Selain itu banyak juga murid SD setempat yang memilih menanggalkan sepatunya untuk memasuki ke sekolah untuk mengikuti pelajaran.
Kepala SDN 2 Kota Lhoksukon, Dra Hj Azizah, yang ditanya Analisa, mengatakan, akibat meluapnya Krueng Keureutoe, sebagian besar siswa tidak bisa belajar karena sekolah ini dilanda banjir.
Selama dua hari terakhir, curah hujan cukup tinggi di Lhoksukon. SDN 2 Lhoksukon pun akhirnya kebanjiran. Murid sekolah ini yang diliburkan yang ruang kelasnya berada di lantai satu yang tergenang banjir, sementara murid yang belajar di lantai dua tetap belajar seperti biasa.
Menurut Azizah, sekolah ini sering dilanda banjir karena berada di tempat yang rendah. Banjir akibat luapan Krueng Keureutoe, Lhoksukon, ini juga menggenangi beberapa ruas jalan di kota tersebut. (mar)