KUNINGAN - Menyikapi datangnya musim hujan dan peta kondisi kerentanan pergerakan tanah di daerahnya, Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Badan Pananggulangan Bencana Daerah, menyatakan pada kurun waktu November 2013 hingga akhir Januari 2014 wilayah Kuningan dalam status siaga darurat bencana longsor dan banjir.
Penetapan kurun waktu status kesiapsiagaan bencana itu, ditetapkan sejak tanggal 20 November 2013 melalui rapat koordinasi tim reaksi cepat penanggulangan bencana dalam lingkup koordinasi BPBD Kuningan di ruang rapat Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan, Rabu (20/11/2013).
Dalam rapat tersebut, BPBD Kuningan sekaligus menyerahkan 17 paket perlengkapan untuk mendukung personel tim reaksi cepat (TRC) terjun bergerak ke lokasi-lokasi terancam dan terkena bencana tersebut. Paket tersebut, terdiri atas sebuah ransel, sepasang sepatu boot karet, baju rompi, topi, serta jas hujan.
Selain itu, sembilan paket personel unsur TRC di antaranya dilengkapi pula satu perangkat radio komunikasi dua arah khusus untuk komunikasi kegiatan pencegahan dan penanganan bencana dalam lingkup frekuensi koordinasi radio BPBD Kuningan.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kuningan Didi Kusdiana, menyebutkan keberadaan TRC kebencanaan di Kuningan telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Kuningan Nomor 360/KPTS.201-BPBD/2012 tentang Pembentukan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana.
Meliputi anggota dari 17 unsur dari lembaga Pemkab Kuningan dan lembaga terkait lainnya. Termasuk di antaranya unsur TRC dari Komando Distrik Militer 0615 Kuningan, Kepolisian Resor Kuningan, Pos Pengamatan Gunung Berapi Ciremai, dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, serta Forum Sukarelawan Unit Cegah Siaga Bencana.
"Ketika bencana terjadi, tim reaski cepat itu akan segera turun ke lokasi bencana untuk mendata dan mengkaji dengan cepat kebutuhan penanganan bencana yang harus segera dilakukan. Selain itu, BPBD bersama TRC dan para camat, setiap waktu akan terus memantau setiap potensi kebencanaan di setiap kecamatan," kata Didi Kusdiana