Angka itu bertamha tiga dari sebelumnya 14 orang. Tiga korban tewas terakhir adalah warga Kabupaten Kepulauan Sitaro akibat bencana yang sama pada Minggu (17/2).
"Data kemarin (Minggu), warga yang tewas akibat bencana itu 14 orang. Data itu belum ditambah tiga warga Kabupaten Kepulauan Sitaro meninggal dalam musibah yang sama dan pada hari yang sama pula. Jadi, total jumlah korban tewas 17 orang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Utara (Sulut) Hoyke Makarauw di Manado, Senin (18/2).
Ia mengatakan, korban tewas yang telah teridenbtifikasi adalah Lady Oroh, 30, Rafda Oroh, 18, Frangky Palit, 30, Elisabet Kawilarang, Gioklie, 3, Tommy Maripi, 28, Jumain Pulumudoyo, 10, Vicky Beu, 16, Budi Astanto, 40, Gracia Gosal, 3, Ripka Gosal, 10, Stevani Ripka Ruru, 25, Charles Taroreh, 27, Ridel Lintongan, 4, Dani Lazarus, Maya Lambone, dan Chika Lazarus.
Sementara itu, 3.832 warga Kota Manado, Minahasa, dan Kepulauan Sitaro, sampai kini masih bertahan di pegungsian pascabanjir bandang dan longsor. Di Kota Manado pengungsi tersebar di 16 lokasi. Pemerintah setempat telah mendirikan tenda darurat dan menyediakan dapur umum bagi para pengungsi yang rumahnya terendam banjir.
Pengungsian itu antara lain berada di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang; Kelurahan Ternate Tanjung, Kecamatan Singkil; Kelurahan Karame, Kecamatan Singkil; Kelurahan Dendengan Luar, Kecamatan Tikala; Kelurtahan Sario Kota Baru, Kecamatan Sario; dan Keluarahn Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget.
Kendaraan dan perahu karet milik Tim Search and Rescue (SAR), Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), dan milik TNI serta Polri tampak masih disiagakan di lokasi rawan banjir. "Saat ini keadaan memang semakin membaik. Tetapi, kesiapan peralatan itu untuk berjaga-jaga," kata Makarauw
18 Feb2013
Korban Tewas akibat Banjir dan Longsor di Sulut Jadi 17 Orang
Manado: Jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan longsor di Kota Manado, Minahasa, dan Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, menjadi 17 orang.